Find Us On Social Media :

Bawahan Trump Sembarangan Taruh Rudal di Asia, Rusia Ngamuk Negaranya Kini Terancam Ikut Perang: Kami Menyesal!

(Ilustrasi) Rusia rilis uji coba Tsar Bomba, bom nuklir terkuat di dunia

Gridhot.ID - Rusia memang berusaha anteng-anteng saja di tengah kondisi krisis yang terjadi di tahun 2020 ini.

Namun nyatanya ketenangan Rusia terusik begitu saja.

Tak lain tak bukan ini akibat ulah Amerikat Serikat.

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan, kemungkinan penyebaran rudal jarak menengah berbasis darat oleh Amerika Serikat (AS) di Asia akan memengaruhi kepentingan keamanan nasional Rusia dan membahayakan potensi pencegahan nuklirnya,

Baca Juga: Bak Bangun dari Tidur Panjang, Filipina Kini Kembali Berjuang Ambil Alih Sabah dari Malaysia, Ini Alasannya

"Kemungkinan penyebaran rudal berbasis darat jarak menengah AS di Asia tidak hanya akan mengganggu keseimbangan militer-politik di kawasan dan stabilitas strategis global, tetapi juga akan secara langsung mempengaruhi kepentingan keamanan nasional Rusia," kata Antonov dalam wawancara dengan Nikkei Asian Review, seperti dikutip kantor berita TASS.

Faktanya adalah, Asia terletak dekat perbatasan Rusia.

Lalu, fasilitas Angkatan Laut dan pangkalan Armada Pasifik AS, rumah bagi pasukan strategis kapal selam, ada di Asia.

"Pengerahan sistem baru AS di sana akan membahayakan pencegah nuklir kami," ungkap Antonov.

Baca Juga: Dipercaya Presiden Jokowi Tangani Covid-19 di Sembilan Provinsi, Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Bukan Epidemiolog, Tapi Saya Manajer yang Baik

"Para mitra Amerika Serikat, mungkin, harus dengan hati-hati mempertimbangkan semua konsekuensi destabilisasi dari langkah yang sarat dengan peningkatan ketegangan lebih lanjut dan perlombaan senjata," ujarnya.

Ditolak mentah-mentah oleh AS

Hanya, Antonov menegaskan, Rusia tidak tertarik untuk meningkatkan ketegangan, baik di kawasan Asia-Pasifik atau di mana pun di dunia, atawa pada awal perlombaan senjata yang merusak secara ekonomi.

"Saya berharap, Amerika Serikat dan sekutu regionalnya berbagi pendekatan ini. Kami siap untuk melakukannya. bekerjasama, keinginan kami tetap dibahas," kata dia.

Baca Juga: Blak-blakan, Hotman Paris Akui Banyak Artis Terkenal Bermalam dengan Om-om Tajir di Villa Miliknya, Sang Pengacara: Cinta Terlarang Semuanya

Menurut Antonov, penarikan AS dari Traktat Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF) Rusia-AS pada Agustus 2019 menyebabkan "runtuhnya perjanjian yang penting bagi stabilitas dan keamanan global ini".

Akibatnya, dia menambahkan, langkah AS yang salah tersebut mempersulit upaya untuk mencegah peningkatan perlombaan senjata rudal. "Saya ingin menekankan, Rusia telah mengambil langkah konkret untuk mencegah situasi tergelincir ke dalam krisis," tegas Antonov.

"Pada Februari 2019, negara kami membuat komitmen sepihak untuk tidak menurunkan rudal jarak menengah dan jarak pendek berbasis darat di wilayah mana pun di dunia, termasuk Asia, hingga sistem Amerika semacam ini ditempatkan di sana," imbuhnya.

"Kami menyesalkan, inisiatif Rusia untuk memberlakukan moratorium serupa ditolak mentah-mentah oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya," sebut dia.

Baca Juga: Utangnya pada Negara Tak Kunjung Dibayar hingga Buat Sri Mulyani Turun Tangan, Bambang Trihatmodjo Nyatanya Punya Gurita Bisnis Luar Biasa, Mulai Berkembang Pesat Sejak Ayahnya Berkuasa

Selain itu, Departemen Pertahanan AS alias Pentagon berkembang pesat dan telah menguji dua kali sistem yang sebelumnya dilarang berdasarkan INF.

"Pejabat Amerika Serikat secara berkala menyatakan niat mereka untuk melakukan itu, menyebarkan rudal tersebut di kawasan Asia-Pasifik sesegera mungkin," kata Antonov.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Rusia: Penyebaran rudal AS di Asia pengaruhi kepentingan keamanan kami.

(*)