Find Us On Social Media :

Diburu Habis-habisan Demi Akhiri Pandemi, Ratusan Hiu Terancam Punah Usai Dikembangkannya Vaksin Berbahan Hati Predator Ini, Ahli KonservAsi Laut Beri Peringatan

Simbiosis antara hiu dan ikan remora.

"Sebagian besar spesies hiu sudah berada di ambang kritis dan tidak bisa bertahan terhadap peningkatan permintaan vaksin global."

Selama bertahun-tahun, vaksin tambahan squalene telah digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit, seperti berbagai jenis influenza dan virus corona termasuk SARS-CoV, dan MERS-CoV, serta rabies.

Aktivis khawatir bahwa, dalam perlombaan untuk mengembangkan vaksin, "permintaan akan squalene ikan hiu bisa meroket, yang menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam pembunuhan hiu untuk mengambil hati mereka.

Baca Juga: Ngambek-ngambekan dengan China Sampai Kehilangan Banyak Kerjasama, Amerika Serikat Cari Sekutu Baru Mlipir ke Jepang Sampai Mongolia, Aksi Donald Trump Bikin Susah Negara Sendiri

"Mengapa sebuah perusahaan memilih menggunakan squalene yang didapat dari hiu daripada bahan nabati yang bisa digunakan berkelanjutan?

“Satu-satunya jawaban yang dapat kami lihat adalah biaya. Squalene nabati sekitar 30 persen lebih mahal daripada squalene hiu.

"Salah satu alasan mengapa squalene hiu lebih murah adalah karena kemudahan ekstraksinya."

Baca Juga: Kerja Sama dengan Bill Gates Foundation, WHO Bakal Luncurkan Alat Rapid Test Murah Seharga Rp 75.000 untuk Negara Miskin, Kukuh Produksi Meski Keakuratannya Mulai Dipertanyakan

Untuk menghasilkan ekstrasi dengan kemurnian yang sama, proses mendapatkan squelene hiu hanya memakan waktu 10 jam.

Sementara untuk mendapatkan squelene minyak zaitun diperlukan waktu hingga 70 ja,.

Para juru kampanye menambahkan: "Kami ingin memperjelas ini, Shark Allies sama sekali tidak meminta perusahaan-perusahaan ini untuk memperlambat proses pembuatan vaksin Covid-19.