Find Us On Social Media :

Berdarah-darah Karena Pandemi Virus Corona, Demi Bertahan Hidup, Masyarakat Filipina Terpaksa Lakukan Sistem Perdagangan Barter untuk Menyambung Nyawa

Social distancing di Filipina

Ia tergabung dalam grup barter yang ada di Facebook bersama ratusan ribu warga Filipina lain yang aktif dalam beberapa bulan terakhir.

Sejauh ini, Reuters menemukan lebih dari 100 grup barter, beberapa di antaranya memiliki anggota hingga 250.000 orang. Kebanyakan muncul di Luzon yang merupakan pulau utama Filipina.

Barter paling ekstrem

Salah satu barter paling ekstrem yang pernah terjadi selama masa pandemi virus corona adalah yang seorang pria berusia 36 tahun dari Provinsi Cebu lakukan.

Baca Juga: Konflik AS dan China Kian Membara, Indonesia Disebut Bakal Ikut Terseret Jika Pecah Perang di Laut China Selatan, Ini Penjelasan Pakar Militer Internasional

 

Pria tersebut menukarkan Mitsubishi Lancer 1993 dengan uang tunai 125.000 peso atau sekitar US$ 2.574 dengan makanan kaleng, mie, dan beberapa karung beras yang kemudian dia distribusikan kepada orang miskin.

Seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang juga berasal dari Cebu sempat menukar dua ember ayam goreng dengan unggas buruan.

Sempat dianggap ilegal oleh pemerintah

Bangkitnya kembali tradisi barter cukup membuat pemerintah Filipina kebingungan. Dikutip dari Reuters, Menteri Perdagangan Ramon Lopez memberi pernyataan yang berubah-ubah terkait tren barter yang berkembang.

Baca Juga: Bak Bangun dari Tidur Panjang, Filipina Kini Kembali Berjuang Ambil Alih Sabah dari Malaysia, Ini Alasannya

 

Pada Juli, ia mengatakan, sistem barter merupakan hal yang baik demi mencapai keuntungan pribadi. Tapi satu hari sebelumnya, ia menyatakan, kegiatan barter adalah praktik ilegal menghindari pajak.

Sikap tersebut menyulut amarah ribuan pengguna media sosial. Mereka mengecam pemerintah yang dianggap berupaya mengeruk pemasukan baru dari pajak bahkan di tengah kesulitan ekonomi.

Fillipina memasuki resesi pertamanya dalam hampir tiga dekade terakhir dan pengangguran melonjak ke rekor tertinggi 17,7% sebagai akibat dari pandemi. Perdagangan barter jadi alternatif banyak warga untuk tetap bisa bertahan hidup di tengah segala keterbatasan.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pandemi virus corona paksa warga Filipina kembali ke sistem perdagangan barter (*)