Berjuluk 'Rambo' Indonesia, Prajurit Kopassus Ini Miliki Nyali Tingkat Dewa, Maju Sendiri Tumpas Pasukan Fretilin Timor Leste, Begini Kisahnya Hingga Buat Lawan Kocar-kacir

Selasa, 06 Oktober 2020 | 20:13
Surabaya Tribunnews

Kisah Pratu Suparlan hadapi ratusan musuh sendirian

Gridhot.ID- Kisah perjuangan tentara Indonesia saat mempertahankan tanah Timor Leste tak bisa dilupakan dari sejarah.

Pertempuran yang terjadi antara Kopassus dengan Fretilin di Timor Leste menjadi salah satu yang banyak menyisakan kisah menagangkan.

Salah satunya adalah kisah dramatis Pratu Suparlan yang harus menghadapi ratusan orang Fretilin di Timor Leste seorang diri.

Baca Juga: Baru Anteknya yang Tertangkap, Dalang Utama Pembunuhan Warga Sipil di Papua Masih Jadi Buron Aparat Gabungan, Brigjen Awi Setiyono: Pecatan TNI dalam Kasus Penjualan Amunisi

Bukannya pergi ke medan pertempuran seorang diri, yang dilakukan Pratu Suparlan adalah untuk menyelamatkan rekan-rekannya, Pratu Suparlan membiarkan mereka melarikan diri sementara dirinya maju berkorban.

Seperti apa kisahnya?

Dalam dunia militer Indonesia, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sudah tidak asing lagi.

Baca Juga: Resmi Disahkan DPR, UU Cipta Kerja Ternyata Hapus Hak Libur Pekerja 2 Hari dalam Seminggu, Begini Kata Menko Perekonomian

Mereka yang memakai baret merah ini memiliki kemampuan khusus berkat latihan super berat yang mereka jalani.

Pasukan elit TNI Angkatan Darat ini menjadi diandalkan untuk menangani berbagai pertempuran yang ada di Tanah Air.

Hampir semua operasi militer di Indonesia selalu melibatkan Kopassus.

Untuk itu tidak semua prajurit TNI AD mampu masuk ke kesatuan khusus ini.

Banyak kisah-kisah para anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.

Baca Juga: Masyarakat Perlu Bersiap, BMKG Sebut La Nina dengan Curah Hujan Hingga 40% Datang, Ini Daftar Wilayah yang Harus Waspada

Salah satu kisah heroik prajurit Kopassus pernah terjadi di medan perang Timor Timur sekarang Timor Leste.

Saat itu tanggal 9 Januari 1983, satu unit gabungan tentara Nanggala-LII yang berisikan para prajurit Kopassus pimpinan Letnan Poniman Dasuki melakukan patroli di suatu wilayah Timor Timur.

Tepatnya wilayah itu adalah di KV 34-34/Komplek Liasidi yang merupakan daerah rawan musuh di pedalaman hutan bumi Lorosae.

Baca Juga: Raffi Ahmad Kalah Telak, Agnez Mo Duduki Posisi Artis Terkaya di Indonesia, Intip Penampakan Dapur Mewahnya yang Mirip Restoran Bintang 5

Maklum saja tempat tersebut merupakan sarang Fretilin si 'Krebo Hutan', mereka adalah pemberontak yang kemerdekaan Timor Timur atas Indonesia.

Ketika unit kecil patroli pimpinan Letnan Poniman Dasuki memasuki area tersebut, mereka dicegat oleh sekitar 300 ratusan orang Fretilin disana.

Para Fretilin itu bersenjatakan lengkap dengan senapan serbu, mortar dan pelontar granat.

Terjadilah pertempuran sengit ketika dua lawan itu bertemu.

Tembak-menembak seru terjadi antara 300 Fretilin melawan unit kecil Kopassus pimpinan Letnan Poniman.

Baca Juga: Ogah Dijadikan Kambing Hitam, Rizki D'Academy Bongkar Dalang Penghancur Rumah Tangganya dengan Nadya Mustika: Sering Buat Riweh!

Posisi para prajurit Kopassus sedang tidak beruntung.

Di bawah hujan deras tembakan musuh, mereka terjepit karena di belakang jurang menganga.

Bahkan satu persatu anggota Kopassus harus gugur diterjang timah panas Fretilin.

Baca Juga: Patahkan Isu Kesehatan Zumi Zola di Penjara Memburuk Usai Cerai, Mantan Istri Bongkar Fakta Sebenarnya, Sherrin Tharia: Saya Tahu Kalian Syok, Tapi...

Melihat jika hanya bertahan saja mereka bisa dibantai oleh Fretilin maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.

Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.

Namun peluang para prajurit Kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos dengan berlari menuju bukit tersebut.

Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.

Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.

Baca Juga: Ogah Dijadikan Kambing Hitam, Rizki D'Academy Bongkar Dalang Penghancur Rumah Tangganya dengan Nadya Mustika: Sering Buat Riweh!

Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang ditubuhnya.

Tembakan Fretilin itu dibalasnya dengan tembakan senapan mesin yang ia bawa hingga Pratu Suparlan sudah tak sanggup lagi berdiri karena luka-lukannya.

Belum selesai sampai disitu, mengetahui Pratu Suparlan sudah hampir tewas, puluhan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.

Baca Juga: Patahkan Isu Kesehatan Zumi Zola di Penjara Memburuk Usai Cerai, Mantan Istri Bongkar Fakta Sebenarnya, Sherrin Tharia: Saya Tahu Kalian Syok, Tapi...

Namun sebelum ajal menjemput dengan sisa-sisa tenaga Pratu Suparlan mengambil granat dari kantongnya, menarik pin dan meloncat di kumpulan milisi Fretilin.

"Allahu Akbar..." Pratu Suparlan berteriak untuk terakhir kalinya lantas ledakan keras terdengar dari granat tadi, pratu Suparlan gugur bersama para milisi Fretilin yang 'ikut diajak mati' oleh aksi nekat Pratu Suparlan.

Pasukan bantuan segera tiba bersama sisa anggota Kopassus yang berlindung di celah bukit tadi mereka menyerbu para milisi Fretilin.

Para milis berhamburan ketika diserbu oleh TNI, mereka lari kalang kabut.

Pada malam hari setelah pertempuran selesai jumlah korban di pihak Kopassus mencapai 7 orang termasuk pratu Suparlan yang jenazahnya ditemukan dalam keadaan tak utuh.

Baca Juga: Jadi Hasil Duet Maut Luhut Binsar Pandjaitan dengan Prabowo Subianto, SAT-81 Disebut Sebagai Pasukan Siluman Paling Misterius di Kopassus, Unit Kecil yang Mambp Buru Teroris Kelas Kakap Sekali Tugas

Sedangkan pihak Fretilin jatuh korban sebanyak 83 orang dan sisanya ada yang ditangkap hidup-hidup.

Berkat keberaniannya Pratu Suparlan dinaikkan pangkatnya menjadi Kopda (Anumerta) dan tanda jasa Bintang Sakti.

Nama Pratu Suparlan juga diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpassus Batujajar Bandung.

Baca Juga: Senjata 'Pembersih Musuh' Mulai Beraksi di Karabakh, Perang Azerbaijan dan Armenia Dipastikan Meledak Usai Roket Hujani Wilayah Sengketa

Dengan semboyan 'Berani, Benar, Berhasil' Kopassus tidak mau jemawa dengan semua prestasi yang didapat melainkan semua itu demi jayanya negara Indonesia.

'Kami Bukannya Hebat Tapi Terlatih.'(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Bak Film Rambo, Prajurit Kopassus Ini Nekat Hadapi Puluhan Musuh Hingga Lawan Lari Terbirit-birit"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Sosok.id