Find Us On Social Media :

Alutsista Negeri Beruang Merah Makin Ganas, Usai Ciptakan Pesawat Penembus Stratosfer Kini Rusia Pamer Rudal Hipersonik Kado Vladimir Putin, Sukses Uji Coba Terbang Lampaui 8 Kali Kecepatan Suara

Rudal S-400 Rusia.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda semua atas pekerjaan ini dan untuk hasil-hasilnya, dan mengungkapkan harapan bahwa di masa depan semua spesialis yang terlibat dalam melengkapi kembali tentara Rusia akan bekerja secara efektif dan gigih seperti yang telah mereka lakukan sejauh ini," sebutnya.

Kecepatan 9.878,4 km per jamPada Selasa (6/10), kapal fregat Admiral Gorshkov dari Armada Utara Rusia menembakkan rudal hipersonik Tsirkon yang terbang dengan kecepatan di atas Mach 8 atau delapan kali kecepatan suara dari Laut Putih. Kecepatan itu setara 9.878,4 km per jam.

Rudal hipersonik tersebut berhasil menghantam target di Laut Barent pada jarak 450 kilometer.

Baca Juga: Tahan Ratusan Remaja Pendemo, Polisi Temukan 12 Orang Positif Corona, Kabid Humas Polda Metro Jaya: Dari 90 Orang yang Dites

"Kemarin (Selasa), pada pukul 7:15 pagi, kapal fregat Admiral Gorshkov dari Armada Utara Rusia melakukan uji coba untuk pertama kalinya, sebuah rudal hipersonik Tsirkon terhadap target laut yang terletak di Laut Barents sebagai bagian dari uji terbang," ungkap Gerasimov saat menyampaikan laporan ke Putin seperti dilansir TASS.

Menurut dia, peluncuran dan uji tembak rudal hipersonik Tsirkon berhasil dan mencapai target secara akurat.

"Rudal itu terbang hingga jarak 450 km, mendaki ke ketinggian maksimum 28 km. Penerbangan itu berlangsung selama empat setengah menit. Rudal tersebut memperoleh kecepatan hipersonik lebih dari Mach 8," kata Gerasimov.

Baca Juga: Ekonomi Terpukul Gara-gara Corona, Menaker Singgung Soal Upah Minimum Tahun 2021, Ida Fauziyah: Dewan Pengupahan Rekomendasikan...

Ia menambahkan, setelah uji coba selesai, sistem rudal hipersonik Tsirkon akan menjadi senjata utama kapal selam dan kapal perang Angkatan Laut Rusia.

Pertengahan September 2020 lalu, Putin mengungkapkan, langkah Amerika Serikat (AS) keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM Treaty) pada 2002 memaksa Rusia untuk mengembangkan senjata hipersonik.

"Kami harus membuat senjata-senjata ini sebagai tanggapan terhadap sistem pertahanan rudal strategis AS, yang di masa depan dapat benar-benar menetralkan, meniadakan seluruh potensi nuklir kami," tegas Putin.