Find Us On Social Media :

AK-47 yang Dibawanya Seakan Tak Berguna, Prajurit Kopassus Ketakutan Setengah Mati Dikepung Warga Suku Kanibal dengan Senjata Tradisional, Akhirnya Justru Tak Terduga

Sat-81 Kopassus.

GridHot.ID - Hampir semua unit militer dalam suatu negara memiliki pasukan elite yang patut dibanggakan.

Indonesia pun memiliki pasukan elite khusus, yakni Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Bahkan, Kopassus sempat masuk ke dalam pasukan elite terkuat di dunia.

 Baca Juga: Dipercaya Lebih Ganas dari Kopassus, Pasukan Harimau Indonesia Jadi Tim Khusus yang Paling Ditakuti Masa Perang, Penjaga Terakhir Soekarno yang Bergerak Senyap Hingga Tak Tercatat Negara

Sebagai salah satu pasukan khusus terbaik yang dimiliki Indonesia, Kopassus umumnya hanya melakukan misi-misi khusus atau sulit.

Ini karena prajurit Kopassus memang dikenal memiliki ketahanan fisik dan kehebatan di atas rata-rata.

Dan hal itu diakui hingga ke mancanegara.

 Baca Juga: Bermodal 30 Anggota, Kopassus Berhasil Ringkus 3000 Pemberontak Kongo dengan Serangan Kejutan, Musuh Sampai Lempar Ayam Bakar Karena Tak Sempat Siap-siap

Namun ternyata pernah ada suatu waktu yang bikin prajurit Kopassus ketakutan.

Wah ada apa?

Ini terjadi ketika prajurit Kopassus diberikan sebuah misi setelah ditemukannya jasad Rockfeller yang hanya berupa kaki masih terawat sepatu.

Berdasarkan sepatu, anak laki-laki tersebut dikenali sebagai jasad dari mendiang Rockfeller.

Kabar kematian Rockfeller dengan cara yang sangat tragis itu pun menjadi perhatian dunia internasional termasuk rumor bahwa Rockfeller telah dimakan oleh suku terasing yang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.

 Baca Juga: Pernah Jalani Kerasnya Pelatihan Militer di Kopassus Hingga Tanggung Beban Seluruh Angkatan Darat, Andika Perkasa Ternyata Miliki Sifat Luar Biasa di Balik Seragamnya, Orang Terdekat Bongkar Semuanya

Rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia itu tak hanya menonton di Papua Nugini namun juga menyebar ke kawasan pedalaman Irian Barat (Papua).

Pada tahun 1960-an, daerah Papua tersebut memang masih merupakan hutan lebat yang belum terjamah.

Pada 5 Mei 1969 meski rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia di pedalaman Papua masih santer, sekitar 7 anggota pasukan baret merah (RPKAD / Kopassus), 5 anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua dan tiga warga asing yang juga kru televisi NBC, AS serta satu wartawan TVRI, Hendro Subroto melaksanakan ekspedisi ke Lembah X yang berlokasi di lereng utara gunung Jayawijaya.

 Baca Juga: Aksinya Luar Biasa Meski Tak Bawa Senjata, Anggota Kopaska Sukses Halau 2 Kapal Malaysia yang Ganggu Pembangunan Mercusuar, Serka Ismail: Pergi atau Jangkar Saya Putuskan

Lokasi ekspedisi disebut sebagai Lembah X dan berada di lereng utara Gunung Jayawijaya yang berpemandangan elok sekaligus merupakan tempat yang belum pernah dijamah oleh manusia dari luar.

Suku setempat masih dikenal sebagai suku yang sangat terasing dan dimungkinkan merupakan suku yang masih dapat dinikmati manusia seperti oleh Rockfeller.

Dengan risiko yang tinggi pengendali ekspedisi Pangdam XVII / Cenderawasih Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo berpesan agar tim siap menghadapi kemungkinan.

Dalam menjalankan ekspedidi semua anggota militer seragam militer lengkap, senapan serbu AK-47 dan pistol, parang, tali-temali dan lainnya.

 Baca Juga: Keinginan Almarhum Sang Ayah Telah Terwujud, Serda Faisal Husein Tertantang Motivasi Kadispen TNI AD Jadi Anggota Kopassus, Nefra Firdaus: Kamu Boleh Bertemu Saya Setelah Mengenakan Baret Merahmu

Sebelum tim ekspedisi Lembah X diterjunkan melalui udara Lettu Sintong terlebih dahulu melakukan orientasi medan melalui udara dengan cara menumpang pesawat misionaris jenis Cesna.

Lalu sesuai rencana tim akan diterjunkan pada lokasi padang ilalang yang diduga berhubungan dengan perkampungan yang masih dihuni oleh suku terasing pemakan manusia.

Pada 2 Oktober 1969, semua tim bersama keperluan logistik diterjunkan sesuai rencana meski dengan perasaan tak karuan.

 Baca Juga: Pantang Pulang Sebelum Menang, Ternyata Ini Alasan Kopassus Ditakuti Saat Jalankan Tugas di Medan Perang, Jika Gagal Bakal Dapat Hukuman Sadis Ini

Pasalnya, mereka harus mendarat di daerah sangat terpencil yang konon didiami suku terasing yang masih suka memakan manusia.

Dengan perhitungan seperti itu maka aksi penerjunan termasuk misi nekat.

Apalagi meski bersenjata lengkap para personel RPKAD dan Kodam Cenderawasih melepaskan tembakan kecuali dalam kondisi sangat udah.

Itu pun merupakan tembakan yang dilepaskan ke atas untuk tujuan menakut-nakuti.

 Baca Juga: Wujudkan Keinginan Almarhum Ayahnya, Serda Faisal Husein Kukuhkan Diri Jadi Anggota Kopassus, Petinggi TNI: Contoh yang Baik Bagi Generasi Kita...

Semua tim akhirnya bisa melakukan penerjunan dengan selamat.

Ia langsung dikepung oleh warga yang hanya melihat koteka sambil mengacungkan tombak, panah, dan kapak batu.

Sadar sedang menghadapi bahaya dan masih terbayang oleh suku ganas pemakan manusia, secara reflek Sintong memindahkan senapan AK-47 di bahu ke posisi di depan dada serta mengokangnya.

 Baca Juga: Jadi Pasukan yang Ditakuti Dunia, Prajurit Kopassus Nyatanya Lebih Takut dengan Para Pelatih Dibanding Setan Semengerikan Apapun, Anggota Ungkap Hukuman Sadis untuk Mereka yang Gagal Jalankan Tugas Negara

Tapi terkejut ketika melihat senapan AK-47-nya ternyata tanpa majalah karena terjatuh saat terjun.

Dengan kondisi senapan AK-47-nya tanpa peluru yang jelas sama sekali tidak berguna jika harus menghadapi warga suku terasing yang terus memandanginya secara curiga sambil mengacungkan semua senjata tradisional itu.

Tiba-tiba Sintong melihat jika majalah tempat peluru yang jatuh berada di antara warga suku.

Bahkan sedang ditendang-tendang oleh seorang pemuda yang merasa bingung dengan benda asing itu.

Di luar dugaan pemuda itu mengambil majalah dan memberikannya kepada Sintong.

 Baca Juga: Lancarkan Serangan Kilat, Tim Pemburu Kopassus Sukses Bekuk Xanana Gusmao di Lubang Persembunyiannya, Ekspresi Ketakutan Sang Pemimpin Timor Timur Jadi Sorotan

Sebuah pertanda bahwa warga suku itu ingin bersahabat.

Sintong akhirnya membiarkan saja ketika sejumlah warga suku menyentuhnya, lalu memeganginya, untuk memastikan bahwa 'manusia burung' yang jatuh dari langit itu masih hidup dan merupakan manusia seperti mereka.

Meski diliputi oleh perasaan was-was dan awalnya merasa akan diserang dan 'dimakan' semua tim ekspedisi ternyata secara bersahabat.

 Baca Juga: Rela Irit Ngomong Demi Tugas Sejak Duduki Kursi Menteri, Prabowo Subianto Sebut Orang Dalam Bisa Bocorkan Rahasia: Jadi Salah Kalau Menhan Banyak Bicara

Bahkan akhirnya mereka bisa diatur secara normal dengan suku terasing itu.

Sebagai suku terasing dan menggunakan bahasa yang saat itu tidak bisa diimplementasikan, semua anggota tim ekspedisi pun harus belajar keras memahami bahasa setempat dengan cara mencatatnya.

Warga lembah X juga masih menjalankan tunggang langgang setiap ada pesawat yang lewat atau melaksanakan dropping logistik karena ada dugaan sebagai burung raksasa yang akan menyambarnya.

Semua warga suku yang tidak takut akan air dan tidak pernah mandi dan mengandalkan mereka yang mengandalkan tanaman tebu liar.

 Baca Juga: Sebrangi Jurang Sampai Jalani Minggu Neraka di Nusakambangan, Kopassus Miliki Beragam Latihan Mengerikan Sebagai Bentuk Pendaftarannya, 3900 Tentara Bisa Tak Lulus Sekali Seleksi

Kebiasaan makan secara tidak sengaja sekaligus berfungsi sebagai sikat gigi sehingga semua warga suku giginya tampak putih bersih.

Meski sempat mengalami musibah ketika sejumlah perahu karet yang ditumpanginya terbalik di jeram dan tim NBC kehilangan rekaman film yang sangat berharga, semua tim ekspedisi bisa pulang selamat pada akhir Desember 1969.

Bagi anggota RPKAD dan Kodam Cenderawasih ekspedisi Lembah X terbilang sukses karena menginspirasi ekspedisi berikutnya yang kemudian dikenal sebagai Ekspedisi Nusantara Jaya.

 Baca Juga: Pantas Ditakuti Dunia, Kopassus Nyatanya Pernah Kalahkan dan Tawan Pasukan Elite SAS Inggris Saat Perang di Pedalaman Kalimantan, Begini Kisah Menegangkannya

Tapi bagi kru NBC, ekspedisi itu gagal total karena telah kehilangan semua rekaman yang bernilai jutaan dollar.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Terkenal Kuat dan Sudah Bawa Senapan AK-47, Prajurit Kopassus Justru Dibuat Ketakutan Ketika Masuk Sarang Suku Kanibal, Takut Dimakan oleh Mereka Tapi Malah Begini Akhirnya (*)