Find Us On Social Media :

Beda Kubu dengan Keluarga, Pengungsi Timor Leste Ini Ogah Kembali ke Tanah Kelahiran Demi Pilih Indonesia: Saya Lebih Suka di NTT, Lebih Baik dari Bumi Lorosae

Lebih dari 750.000 orang berhak menentukan suara mereka dalam pemilihan umum legislatif Timor Leste, Sabtu (22/7/2017).

Gridhot.ID - Referendum kemerdekaan tahun 1999 membuat rakyat Timor Leste terpecah hingga terjadi kerusuhan. 

Rakyat terbagi menjadi kelompok pro-kemerdekaan dan pro-integrasi, yaitu mereka yang ingin lepas dan yang ingin tetap bergabung dengan RI. 

Milisi pro-integrasi diduga sebagai pihak yang memulai kerusuhan yang kemudian meluas ke seluruh Timor Leste dan berpusat di Dili.

Baca Juga: Ekonomi 'Jalan di Tempat' Sejak Pisah dari Indonesia, Biaya Hidup di Timor Leste Ternyata Lebih Tinggi dari Jakarta, Berikut Rinciannya

Situasi tersebut melahirkan para pengungsi yang mencari perlindungan ke luar Timor Leste, termasuk Indonesia.

Setelah kerusuhan di Timor Leste berhasil diredam, banyak dari para pengungsi yang enggan kembali ke tanah kelahirannya.

Ketakutan akan ancaman dari kelompok pro-kemerdekaan menghantui mereka yang memiliki pilihan berbeda.

Baca Juga: Pantas Jor-Joran Beri Utangan, China Ternyata Kuasai Industri Kecil di Timor Leste, 4.000 Warganya Sampai Rela Pindah ke Bumi Lorosae

Keleluasaan dan ketenangan hidup yang dirasakan selama mengungsi di Indonesia membuat mereka memilih menetap di wilayah RI meski harus terpisah dari keluarga.