Find Us On Social Media :

Sekian Lama Berjuang dalam Kondisi Sekarat Ekonomi, Indonesia Akhirnya Resmi Jatuh ke Lubang Resesi, Rakyat Kelas Menengah dan Bawah dalam Bahaya

Ini dampak resesi negara terhadap rakyatnya

Defisit anggaran ini setara dengan 4,16% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama di 2019 yakni Rp 252,41 triliun, defisit Januari-September 2020 tumbuh 170,2%.

Dengan ongkos yang mahal itu, Menkeu memprediksi, ekonomi pada Juli-September 2020 akan berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%.

Harapannya lebih baik daripada realisasi pertumbuhan ekonomi pada April-Juni 2020 yang kontraksi 5,32%.

“Kuartal III lebih baik dari kuartal II. Kuartal III kembali recovery, fungsi stabilisasi dari APBN bersama dengan yang lain untuk menanggulangi pukulan demand dan supply,” kata Sri Mulyani dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11).

Baca Juga: Anak Buah Nus Kei Tewas di Tangan Bawahannya, John Kei Akui Beri Uang Operasional untuk Tagih Hutang Tapi Bantah Perintahkan Hal Ini, Sang Godfather Mafia Jakarta: Itu Pengacara

Dampak resesi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira pun mewanti-wanti akan dampak resesi ini terhadap masyarakat Indonesia. Ia melihat, ada beberapa dampak langsung yang akan dirasakan oleh masyarakat.

Pertama, turunnya pendapatan di kelompok masyarakat menengah dan bawah secara signifikan. Dengan menurunnya pendapatan, maka dikhawatirkan jumlah orang miskin akan semakin banyak.

Kedua, penduduk kota bisa saja berkurang, tetapi sebaliknya, penduduk desa akan bertambah.

“Pasalnya, desa akan menjadi tempat migrasi pengangguran dari kawasan industri ke daerah-daerah karena gelombang PHK masal,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Masih Ingat Gilang Bungkus? Kasus Fetish Kain Jarik Akhirnya Disidang, Begini Nasib Pelaku yang Hanya Bisa Pasrah Tanggapi Dakwaan Jaksa