Find Us On Social Media :

Banyak Warga Indonesia Tidak Tahu, 3 Kakak Adik Keturunan Aceh Ini Jadi Orang Besar di Malaysia, Intip Sosok-sosoknya yang Hasilkan Karya Luar Biasa

Sasterawan Negara Malaysia keturunan Aceh, Datuk Abdullah Hussain.

Yaitu 27 novel, 1 drama, 1 esei/kritikan, 1 autobiografi, 4 biografi, 5 terjemahan karya sastera dunia dan 6 buah buku ilmiyah umum.Novelnya Terjebak, Peristiwa, dan Aku Tidak Minta adalah rekaman berbagai pengalamannya yang berunsur seram, tragis dan lucu ketika berada di Aceh, Sumatera Utara, Indonesia dan Thailand.Antara karya biografi yang beliau tulis adalah P. Ramlee Seniman Agong terbitan Utusan Melayu (M) Bhd 1973.Abdullah Hussain mendapat beberapa anugerah dan penghargaan atas jasa dan karyanya yaitu S.E.A Write Award di Bangkok pada tahun 1981, pemenang pertama hadiah sayembara novel nasional yang disponsor oleh surat kabar Utusan Malaysia dan Public Bank tahun 1992/94, melalui novel Imam, anugerah Jasa Hukom Ngon Adat LAKA pada tahun 1995, anugerah saterawan negara pada tahun 1996 dan anugerah Dato’ Setia DiRaja Kedah pada tahun 1996 yang membawa gelaran Dato’.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Corona Indonesia Makin Memprihatinkan, Luhut Pandjaitan Wajibkan Penumpang Pesawat dan Kapal Wajib Swab Antigen, Berikut Tingkat Akurasi dan Biayanya!2. Tan Sri Prof  Emiratus Dato’ Pendita Dr Ismail Hussain (30 Januari 1932 – 20 Oktober 2014)

Ismail Hussain memulakan pendidikan dasar di kampung kelahirannya, Sekolah Melayu Sungai Limau Dalam, Yan, Kedah, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah St Michael, Alor Star.Beliau tidak lama belajar di sekolah ini karena mendapat tawaran untuk melanjutkan pelajaran di Maktab (koleg) Sultan Abdul Hamid, Alor Star.Oleh karena prestasi pelajarannya sangat baik maka pada tahun 1955 beliau mendapat tawaran untuk melanjutkan pelajaran ke Universiti Malaya yang ketika itu masih berada di Singapura.Tahun 1959 beliau berhasil lulus sarjana muda dengan prediket cum laude dalam bidang kesusasteraan Melayu.Sambil menjadi tenaga pengajar beliau juga melanjutkan pelajaran ke peringkat master di universiti ini sehingga memperoleh ijazah sarjana (S2) pada tahun 1961.

Baca Juga: Pasangan Gay Digerebek Warga Saat Berhubungan Badan di Kamar Kos, Anggota DPRK Banda Aceh: Mendatangkan Murka Allah...