Dia diduga memberi selamat kepada Presiden Yunani atas pengangkatannya, menunjuk beberapa jenderal baru, dan melarang saudara perempuannya mencalonkan diri dalam pemilihan umum Thailand. Semuanya dilakukan dari resor mewah yang nyaman tersebut.
Diklaim juga, saat tinggal di Jerman dia mengeluarkan perintah untuk mengeksekusi seorang penjahat. Kedutaan Besar Thailand di Berlin belum menanggapi tuduhan tersebut. Perpanjangan masa tinggal Raja Vajiralongkorn di Jerman saat menjalankan urusan kenegaraan dapat melanggar prinsip kedaulatan teritorial.
Para kritikus dilaporkan telah mendesak pemerintah Jerman untuk menyatakan persona non grata (menghapus kekebalan diplomatik) untuk Raja Vajiralongkorn, termasuk mengenakan tagihan atas pajak warisan kepadanya sebesar 3 miliar euro atau setara Rp 50,68 triliun.
Thailand kemungkinan akan berpendapat bahwa kepala pemerintahan lain juga mengatur urusan negara mereka selama perjalanan ke luar negeri. Tetapi masa tinggal raja yang diperpanjang akan menguatkan kritik yang mengatakan, pemerintahan dari Jerman melanggar hak "Negeri Bir" sebagai negara yang berdaulat.
Tempat tinggal efektif Vajiralongkorn di Jerman terungkap pada awal pandemi virus corona, tepatnya ketika hotel-hotel Jerman diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah. Grand Hotel Sonnenbichl di resor Alpen di Garmisch-Partenkirchen berhasil mengajukan banding atas keputusan tersebut. Alasannya karena harus diizinkan untuk terus menjamu raja.
Kanselir Jerman Angela Merkel telah didesak oleh oposisi Thailand untuk mengusirnya. Heiko Maas Menteri Luar Negeri Jerman juga telah memperingatkan sang raja.
Vajiralongkorn dikatakan akan menghadapi konsekuensi langsung, jika diketahui menjalankan bisnis pemerintah secara tidak sah di tanah Jerman.