GridHot.ID - Kelompok Ali Kalora selalu menebar ketakutan.
Mereka tak segan beraksi beringas menyiksa korbannya.
Baru-baru ini, seorang mantan rekan Ali Kalora di Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Rudi Haruna alias Rudi Hitam dinyatakan bebas.
Ia bebas setelah menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Rudi sebelumnya pernah menjadi rekan Ali Kalora saat Mujahidin Indonesia Timur (MIT) masih dipimpin oleh Santoso.
Rudi ditangkap pada tahun 2014 dan ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Setelah menjalani hukuman kurang lebih 6 tahun penjara, Rudi akhirnya bisa menghirup udara bebas.
Rudi keluar dari penjara setelah mendapat status bebas bersyarat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Mantan Anggota MIT Pimpinan Santoso Bebas Bersyarat'
Saat bebas, Rudi langsung pulang ke kampung halamannya dengan kawalan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
“Saya akan kembali kumpul dengan keluarga yang sudah lama berpisah,” tutur Rudi sesaat sebelum meninggalkan Lapas Polewali Mandar, Minggu (20/12/2020).
Dia juga berjanji tidak mengulangi kesalahannya.
Kepala Lapas Polewali Mandar Abdul Waris mengatakan, selama menjalani hukuman, Rudi menunjukkan sikap baik.
“Yang bersangkutan menunjukkan sikap yang baik selama di Lapas.
Dia baik kepada sesama warga binaan juga kepada pegawai lapas.
Saya berharap Rudi bisa jadi duta di kampung halamannya dan mengamalkan apa yang dia pelajari selama di lapas,” sebut Abdul Waris.
Selama berada dalam Lapas Polewali Mandar, Rudi dikenal warga binaan lain dengan sapaan ustadz.
Dia juga aktif mengajarkan warga binaan lain untuk mengaji dan membaca Al-Quran.
Abdul Waris juga mengatakan, Rudi rutin jadi imam setiap berlangsung shalat berjemaah.
Sebagai informasi, Rudi ditangkap pada 2014 karena keterlibatannya dalam kelompok MIT di Poso, Sulawesi Tengah.
Dia kemudian ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Pengadilan Negeri Jakarta Timur menghukum Rudi tujuh tahun penjara karena keterlibatannya dalam kelompok MIT di Poso, Sulawesi Tengah.
Pada tahun 2016, dia dipindah ke Lapas Polewali Mandar.
Ali Kalora Cs Tak Kunjung Tertangkap
Sementara itu, Ali Kalora Cs sampai saat ini masih belum tertangkap.
Masih ada 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih diburu oleh Satgas Tinombala.
Sedangkan masa tugas Satgas Tinombala rencananya akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.
Polri membuka kemungkinan akan memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala sampai Ali Kalora Cs ditumpas habis.
Hal itu diungkapkan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono, seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Operasi Satgas Tinombala Kemungkinan Akan Diperpanjang Oleh Polri'
"Saya pernah bincang-bincang dengan Asops Kapolri terkait operasi Tinombala. Tapi kita tidak mendahului pimpinan Polri. Dari apa yang kami sampaikan tadi bincang-bincang dengan Asop Kapolri kemungkinan besar akan kita perpanjang," kata Brigjen Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/12/2020).
Namun demikian, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari petinggi Polri.
"Karena memang DPOnya belum ketangkap masih ada DPO kemarin kita sampaikan DPO 11 orang.
Tapi tetep nanti kita tunggu keputusannya dari pimpinan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Total, ada 11 orang yang masuk ke dalam daftar buron tersebut.
Kelompok ini diduga merupakan pelaku terkait pembunuhan kejam satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada (27/11/2020) lalu.
"Saat ini masih ada 11 DPO yang kami kejar," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).
Dalam selebaran DPO yang tersebar kepada awak media, terdapat sejumlah wajah dan nama kelompok jaringan MIT yang masih menjadi buron.
Namun, ada juga wajah yang telah diberikan tanda silang berwarna merah yang menandakan pelaku telah tertangkap.
Buronan yang masih belum tertangkap adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang merupakan pimpinan jaringan MIT.
Selanjutnya, angggota MIT lainnya adalah Qatar alias Farel, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Abu Alim alias Ambo.
Selain itu, Nae alias Galuh, Khairul alias Irul, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali.
Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu bisa melaporkan kepada kantor Kepolisian terdekat.
Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku bisa dijerat hukuman pidana. Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.
"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," tandas Awi.
Ali Kalora Cs Sulit Dilacak
Sebelumnya, terungkap penyebab Ali Kalora Cs sulit dilacak oleh Satgas Tinombala selama ini.
Kelompok teroris Ali Kalora disebut menguasai medan hutan tempat persembunyiannya di pegunungan Sigi.
Selain itu, beberapa anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya sehingga perlu penyesuaian.
Berikut fakta terbaru Ali Kalora Cs selengkapnya.
1. Menguasai hutan
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, penguasaan medan hutan itu dimanfaatkan kelompok Ali Kalora Cs untuk bersembunyi atau berpindah-pindah tempat, dari kejaran tim gabungan.
Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Sulitnya Memburu Teroris MIT, Ali Kalora Cs Kuasai Rimba Sigi Bertahun-tahun, Aparat Tak Terbiasa'
"Tentunya apakah ada kendala, ya ada."
"Jadi berbeda dengan mereka itu sudah bertahun-tahun ada hutan, sudah menguasai medan." kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
2. Anggota baru Satgas Tinombala belum terbiasa
Selain itu, menurut Argo, para anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya.
Sehingga perlu waktu untuk penyesuaian.
"Dengan anggota kita yang baru datang, tentunya ada perbedaan."
"Sehingga anggota pun juga harus menyesuaikan di sana," kata Argo.
3. Komunikasi sulit
Selain itu, kontur hutan dan pegunungan Sigi yang berbukit dan terjal juga membuat tim kesulitan berkomunikasi.
Apalagi, tim juga kerap menemukan jalan setapak.
"Komunikasi juga kesulitan dan medan terjal, ya kita tidak terbiasa, jalan pun jalan setapak."
"Ya tentunya kita tidak boleh menyerah, tetapi kita tetap setiap hari kita analisa," jelasnya.
Meski tak mematok target pemburuan kelompok Ali Kalora Cs tersebut, Polri berkomitmen untuk menangkap pelaku sesegera mungkin.
"Kita berharap masyarakat mendoakan biar cepat kita ungkap, kita tangkap semua di sana," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judulMantan Rekan Ali Kalora di MIT Bebas Bersyarat Seusai 6 Tahun Dipenjara, Dikawal Densus 88 Antiteror(*)