Find Us On Social Media :

Rekam Jejaknya Mirip Idham Azis dan Tito Karnavian, Teka-teki Komjen Senior Calon Kapolri Mulai Terkuak, Ini Sosoknya

Sosok-sosok yang meramaikan bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis

 

Gridhot.ID - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis akan segera memasuki masa pensiun pada Februari 2021 mendatang.

Bursa calon Kapolri pun makin memanas mendekati akhir masa jabatan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.

Penunjukkan Irjen Pol Petrus Golose sebagai Kepala BNN menggantikan Komjen Heru Winarko disebut bukan meramaikan persaingan calon Kapolri.

Baca Juga: 2 Komjen Disebut IPW Masuk Bursa Calon Kapolri, Ini Daftar Perwira Tinggi yang Berpeluang Gantikan Idham Azis, Siapa yang Dipilih Jokowi?

Melainkan menjadi simbol menutup polemik jenderal bintang dua ramaikan persaingan sebagai calon Kapolri pengganti Idham Azis.

Pihak IPW menyatakan bahwa, hanya 2 nama yang akan ditunjuk Presiden Jokowi yakni, Komjen senior dan Komjen junior. 

Namun apabila merujuk dari pengalaman, maka Komjen senior yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi.

Sosok Komjen senior ini masih menjadi perdebatan, sebab banyak pihak yang memprediksi merujuk pada pengalaman, maka sebagai rujukan penunjukan Kapolri tentu berdasarkan rekam jejak para penduhulunya.

Yakni Jokowi akan memilih sosok yang berkompeten di dua bidang penting seperti mampu menumpas aksi terorisme dan berpengalaman di bidang reserse dan kriminal, serta mampu mengatasi persoalan di Polda Metro Jaya yang menaungi kota Jakarta.

Sebab ketiga kriteria itu sangat cocok dengan situasi yang serba sulit seperti saat ini, sehingga memilih sosok berpengalaman seperti Kapolri terdahulu.

Baca Juga: Isi Maklumat Kapolri Terkait Libur Nataru, Perayaan Natal di Luar Gereja Hingga Pesta Kembang Api Tahun Baru Dilarang

Sosok Tito Karnavian misalnya, memiliki rekam jajak di bidang anti teror atau Densus 88, kemudian bidang reserse dan kriminal serta pernah menjabat Polda Metro Jaya, begitu pun penerusnya Idham Azis yang berpengalaman di bidang serupa.

Jika merujuk pada pengalaman tersebut, maka ada 3 nama Komjen yang berpeluang. Namun Jokowi melihat lagi track record sang Komjen sehinggga mengerucut 2 nama saja.

Penasaran siapa sosok Komjen tersebut, berikut fakta-fakta tentang penunjukan Kapolri seperti dilansir dari Tribunnews:

1. Semula 2 Nama Komjen Pengganti Idham Aziz

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendapatkan informasi, bahwa sudah ada 2 nama Komjen pengganti Idham Azis.

Dari informasi yang diperoleh IPW, kalangan Istana Kepresidenan sudah menjaring dua nama yang masuk bursa calon Kapolri.

Baca Juga: Datangi Mabes Polri, Amien Rais Minta Kapolri Bebaskan Rizieq Shihab, Siap Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Pimpinan FPI

Namun, berdasarkan informasi Neta, dua jenderal bintang tiga itu dari kalangan jenderal senior dan junior.

"Yang satu jenderal bintang tiga senior dan satu lagi junior. Selanjutnya Kedua nama itu akan dikaji lagi dengan masukan nama-nama calon dari Wanjakti Polri maupun Kompolnas," ujar Neta dalam keterangannya, Rabu (23/12/2020).

IPW memperkirakan Presiden Jokowi akan memilih figur jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Idham Azis.

2. Peluang Jendera Bintang Dua Tertutup

Neta kemudian menganalisa nama Irjen Petrus yang dipilih sebagai Kepala BNN menggantikan Komjen Heru Winarko karena memasuki masa pensiun.

Neta menilai penunjukkan itu secara tidak langsung mengubah bursa calon Kapolri ke depannya.

Menurut Neta, peluang jenderal bintang dua Polri untuk masuk dalam bursa calon Kapolri telah tertutup usai penunjukkan tersebut.

"Padahal sebelumnya ada salah satu dari tiga jenderal bintang dua polri yang disebut sebut akan menjadi bintang tiga dan masuk dalam bursa calon Kapolri, yakni Irjen M Fadil (Kapolda Metro Jaya), Irjen Lufthi (Kapolda Jateng), dan Irjen Dofiri (Kapolda Jabar)," kata Neta.

Baca Juga: Sosok Irjen Abdul Rakhman Baso, Kapolda Sulteng yang Diperintahkan Kapolri Idham Azis Berkantor di Poso untuk Kejar Ali Kalora Cs

3. Taktik Ulur Waktu

Neta menuturkan pergantian Kepala BNN yang terlambat 23 hari dinilai sebagai strategi untuk mengulur waktu agar mengunci masuknya jenderal bintang dua di bursa calon Kapolri.

"Strategi ini sebenarnya adalah tindakan maladministrasi dimana seorang pejabat negara yang sudah pensiun tapi tak kunjung diganti."

"Kepala BNN Komjen Heru sebenarnya sudah pensiun sejak 1 Desember 2020 tapi tak kunjung diganti. Pergantian baru dilakukan pada 23 Desember ini," ungkapnya.

"Memang jika pergantian dilakukan pada akhir November lalu tentu sarat dengan manuver politik berbagai pihak."

"Sebab dalam pertarungan jenderal bintang dua itu melibatkan orang-orang dekat elit kekuasaan, mulai dari Kapolri Idham Azis, Presiden Jokowi, dan kubu Pejaten."

"Sementara Irjen Petrus adalah sosok netral. Sehingga tarik menariknya sangat kuat," sambungnya.

Dengan tertutupnya jenderal bintang dua masuk dalam bursa, kata dia, calon Kapolri saat ini hanya diisi para calon dari jenderal bintang tiga berpangkat Komjen.

Baca Juga: Pasca Penembakan Laskar FPI, Kapolri Perintahkan Pasukan Anti Anarki Brimob Siaga, Idham Azis: Seluruh Anggota Pakai Helm dan Rompi Anti Peluru

Diperkirakan, pekan depan, baik Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri maupun Kompolnas sudah memproses nama-nama calon Kapolri untuk diserahkan kepada Jokowi.

"Dari nama-nama itu, Jokowi akan memilih satu nama yang akan diserahkan ke DPR agar bisa dilakukan uji kepatutan oleh Komisi III. DPR sendiri saat ini masih reses dan baru akan mulai beraktivitas pada 11 Januari 2021," jelasnya.

Diperkirakan saat DPR memulai aktivitas, nama calon Kapolri sudah dikirimkan Istana Kepresidenan ke lembaga legislatif.

Kompolnas dan Wanjakti Sudah Ajukan Dua Nama

Sementara, Kompolnas akan segera menyerahkan nama calon Kapolri yang bisa menjadi pertimbangan Presiden Jokowi dalam waktu dekat ini.

"Sedang on going proses, mohon bersabar. Pak Idham pensiun 1 Februari 2021."

"Kompolnas dalam waktu dekat akan menyerahkan pertimbangan kami kepada Presiden, sehingga beliau akan memilih dan mengirimkan kepada DPR untuk disetujui," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam keterangannya, Senin (21/12/2020).

Kompolnas, kata Poengky, akan menyerahkan lebih dari satu nama yang bisa menjadi pertimbangan presiden Jokowi. Namun tidak dijelaskan secara rinci daftar nama tersebut.

Baca Juga: Kariernya Mirip Tito Karnavian yang Melejit Setelah Jabat Kapolda Papua, Inilah Sosok Komjen Boy Rafli Amar, Calon Kuat Kapolri Pengganti Idham Azis

"Pokoknya dalam waktu dekat ya. Kompolnas akan menyerahkan lebih dari satu nama untuk bisa dipilih Presiden," jelasnya.

Dijelaskan Poengky, UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri) Pasal 38 ayat (1) huruf b menjelaskan, Kompolnas bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri.

Merujuk pasal 11 ayat (6) UU Polri, calon kapolri merupakan perwira tinggi (pati) Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan karier.

"Ini sedang kami saring berdasarkan pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002 dan berdasarkan kriteria hasil FGD Kompolnas. Kami lihat prestasinya, integritasnya dan track recordnya.

Jadi belum bisa menentukan berapa nama yang nanti akan kami serahkan kepada Presiden," pungkasnya.

Istana Pilih Dua Calon

 

Neta memperkirakan pertengahan Januari 2021, satu dari 2 nama calon Kapolri sudah dikirim ke Komisi III DPR untuk uji kepatutan.

"IPW mendapat informasi ini tapi mengingatkan kalangan Istana bahwa minimal 20 hari sebelum Kapolri Idham Azis pensiun, nama calon penggantinya sudah bisa diproses," kata Neta dalam keterangannya, Sabtu (19/12/2020).

Meski kalangan istana sudah melirik 2 nama bakal calon, IPW mengharapkan proses pencalonan kapolri tetap melalui prosedur yang baku.

Baca Juga: Perkirakan Istana Tengah Pertimbangkan Dua Nama Bakal Calon Kapolri, IPW Singgung 3 Poin Penting Ini: Masalah Polri ke Depan Tak Lagi Menghadapi Kriminal

Pertama melalui Kompolnas yang mengusulkan nama bakal calon ke presiden.

Wanjakti Polri yang juga mengusulkan nama bakal calon ke presiden.

"Tidak seperti saat Idham Azis menjadi Kapolri, yang tidak melalui proses Wanjakti. Nama Idham Azis diperoleh Presiden hanya melalui usulan Kompolnas," ungkapnya.

Untuk itu, kata Neta, saat ini sudah saatnya Wanjakti Polri memproses nama calon Kapolri pengganti Idham Azis, sehingga Minggu pertama Januari 2021, bisa diusulkan kepada Jokowi.

Dalam menilai calon Kapolri pengganti Idham Azis, IPW melihal ada 3 poin penting yang harus diperhatikan Jokowi maupun lingkaran dalamnya di Istana.

Pertama, sejauh mana loyalitas dan kedekatan sang calon dengan Presiden Jokowi.

Kedua, calon Kapolri pengganti Idham Azis harus bisa mengkonsolidasikan internal kepolisian.

Khususnya, jam terbang yang dimilikinya, kapasitas dan kapabilitasnya yang bisa diterima senior maupun junior di tubuh Polri, dan kualitas kepemimpinan yang mampu menyelesaikan masalah di internal ataupun eksternal kepolisian.

Ketiga, sejauh mana figur calon Kapolri itu tidak memiliki kerentanan masalah, terutama masalah yang bisa menjadi polemik di masyarakat di masa sekarang maupun ke depan.

Baca Juga: Anak Buahnya Dihadang Laskar FPI, Kapolri Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Proses Hukum Rizieq Shihab, Idham Azis: Kita Sikat Semua

"Ketiga kriteria ini menjadi bahasan serius dalam menentukan dan memilih calon Kapolri pasca Idham Azis. Sebab masalah Polri ke depan tidak lagi sekadar menghadapi para kriminal dan ancaman keamanan zaman old," jelasnya.

Di era milenial sekarang ini, ia menuturkan tantangan tugas Polri harus menghadapi dampak Covid-19 dan setelah Covid 19, menghadapi maraknya kelompok radikal, intoleransi, terorisme, sparatisme dan sebagainya.

"Jika Kapolri baru tak bisa mengkonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi, tentu akan merepotkan Presiden Jokowi."

"Apalagi jika Kapolri pengganti Idham Azis itu memiliki kerentanan masalah yang akut, tentu Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi bulan bulanan kelompok tertentu yang ingin mengacaukan Kamtibmas," ujarnya.

Jokowi Cenderung Pilihan Komjen Senior, Siapakah Dia?

Neta melanjutkan, lantaran DPR masih reses sampai 11 Januari 2020, nama calon Kapolri diduga saat ini sudah dikirimkan pihak Istana ke lembaga legislatif.

Dua nama itu merupakan jenderal bintang tiga senior dan junior.

"Dari informasi yang diperoleh kalangan istana kepresidenan saat ini sebenarnya sudah menjaring dua nama calon Kapolri, yang satu jenderal bintang tiga senior dan satu lagi junior."

Baca Juga: Santer Dikabarkan Terinfeksi Covid-19, Kapolri Pastikan Kesehatannya dan Pamer Foto, Idham Azis: Saya Lagi Badminton Nih

"Kedua nama itu akan dikaji lagi dengan masukan nama nama calon dari Wanjakti Polri maupun Kompolnas. Namun diperkirakan Presiden Jokowi akan memilih figur jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Jenderal Idam Azis," katanya.

Berikut Komjen senior yang berpengalan di bidang reserse, terorisme dan pernah menjabat Kapolda Metro Jaya:

1. Komjen Pol Dr Drs Gatot Eddy Pramono

Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, M.Si disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis. 

Diketahui Komjen Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965, umur 55 tahun

Baca Juga: Jabat Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono Disebut Bakal Ikut Berebut Kursi Kapolri Pengganti Idham Azis, Ini Profil Lengkapnya

Sejak 20 Desember 2019 hingga November 2020, Komjen Gatot mengemban amanat sebagai Wakapolri.

Komjen Gatot yang merupakan lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.

Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.

2. Komjen Pol Dr Drs Boy Rafli Amar, MH

Komjen Pol Boy Rafli Amar adalah sosok penting di tubuh Polri dan ia disebut sebagai sosok calon kuat Kapolri.

Komjen Boy menempuh pendidikan di AKABRI bagian Kepolisian (AKABRI Kepolisian) dan lulus pada 1988.

Ia asli keturunan Minangkabau sebab itu memilik gelar Datuak Rangkayo Basa, meski lahir di Jakarta, 25 Maret 1965 dan kini berumur 55 tahun.

Baca Juga: Ada Eks Ajudan Presiden Jokowi, Ini Daftar 14 Jenderal yang Disebut Jadi Calon Pengganti Kapolri Idham Aziz, Siapa yang Paling Berpeluang?

Boy adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 6 Mei 2020 menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Ia juga berpengalaman di bidang reserse dan kriminal, namun tak pernah menjabat Kapolda Metro Jaya.

Biy hanya menjabat sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya dan Kadivhumas Polri.

3. Komjen Pol Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo juga sosok kuat calon Kapolri, sebab jenjang kariernya jelas dan ia dekat dengan Jokowi.

Komjen Listyo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969, kini berusia umur 51 tahun dan menjadi Komjen paling muda.

Kini ia menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri sejak tanggal 6 Desember 2019.

Baca Juga: Perwira ke-92 dalam Telegram Kapolri, Suami Jaksa Pinangki Kini Dimutasi, Tak Lagi di Bareskrim Usai Istrinya Ketahuan 9 Kali Temui Djoko Tjandra di Luar Negeri

Listyo tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Ia adalah ajudan Presiden Jokowi.

Ia kemudian menjabat Kepala Kepolisian Daerah Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan terakhir sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.

Kesimpulan Sementara

Jika melihat rejam jejak di atas, maka Komjen Pol Gatot Eddy Pramono disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Aziz karena karier rekam jejaknya jelas.

Lalu Komjen Boy Rafli Amar. Lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.

Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.

 

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul: "Teka-teki Calon Kapolri Pengganti Idham Azis Mengerucut, Siapa yang Akan Dipilih Jokowi?"

(*)