Getol Beri Iming-iming Rp 28 Triliun, Israel Sempat Punya Hubungan 'Hangat' dengan Indonesia Semasa Gus Dur Hidup hingga Dituduh Antek Yahudi, Padahal Ini Alasan di Baliknya

Selasa, 29 Desember 2020 | 17:42
Instagram/wishnutama dan Pixabay

Gus Dur jadi tokoh yang dikagumi Israel

GridHot.ID - Rumor normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel kembali muncul.

Hal itu terjadi setelah sejumlah negara Arab kembali membuka hubungan dengan Israel.

Dikutip dari Intisari, telah diberitakan sebelumnya bahwa AS menjanjikan bantuan pembangunan hingga 2 miliar dollar AS atau Rp 28 triliun jika Indonesia mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Halalkan Segala Cara, Agen Wanita Mossad Pakai Rayuan Maut untuk Memperdaya Musuh Saat Rahasia Senjata Nuklir Israel Dibocorkan Teknisinya

Pernyataan tersebut dilontarkan pejabat top pemerintahan Trump, Adam Boehler, kepada Bloomberg yang dipublikasikan pada Selasa (22/12/2020).

Pernyataan Boehler kepada Bloomberg tersebut juga dikutip oleh media Israel, The Times of Israel.

Boehler merupakan CEO US International Development Finance Corporation (DFC), sebuah lembaga keuangan milik pemerintah AS.

Baca Juga: Penduduk Was-was, Jet Tempur Israel Terbang Rendah Melintasi Langit Lebanon Saat Hari Natal, Ini Tujuannya

“Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia). Jika mereka siap, kami akan dengan senang hati, bahkan memberikan dukungan lebih berupa dukungan finansial,” kata Boehler.

Kementerian Luar Negeri Indonesia membantah laporan sejumlah media yang menyebutkan bahwa Israel akan membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia dalam waktu dekat.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menegaskan, tidak ada kontak dengan Israel terkait masalah tersebut.

Laporan kemungkinan normalisasi hubungan Israel-Indonesia muncul setelah lima negara memutuskan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Dalam beberapa bulan terakhir, Uni Emirat Arab ( UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko resmi menjalin hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Kontroversial, Erdogan Ingin Turki Jalin Hubungan Baik dengan Israel, Lalu Bagaimana Nasib Palestina?

Namun tahukah Anda bahwa polemik mengenai hubungan Israel-Indonesia pernah mencapai titik hangatnya di masa pemerintahan mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, atau yang lebih akrab disapa Gus Dur.

Melansir Kompas.com dari arsip Harian Kompas yang terbit 26 Oktober 1999, wacana ini muncul ketika Alwi Shihab mengungkapkan kemungkinan dibukanya hubungan dagang Indonesia dengan Israel.

Saat itu, Alwi Shihab akan menjabat sebagai menteri luar negeri.

Baca Juga: Tolak Iming-iming Uang Rp 28 Triliun dari Amerika Serikat, Kemenlu Tegaskan Tidak Akan Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Ini Alasannya

Pernyataan Alwi ini sekaligus tindak lanjut pidato Gus Dur dalam seminar 'Indonesia Next' di Denpasar, Bali, sehari sebelumnya.

Ketika itu, Gus Dur mengatakan bahwa Indonesia dapat melakukan kerja sama ekonomi dengan Israel tanpa membuka hubungan diplomatik.

Menurut Gus Dur, hubungan diplomatik Indonesia-Israel memang belum diperlukan.

Naun, hubungan dagang Indonesia-Israel tidak begitu saja dibuka.

Indonesia, menurut Alwi, meminta syarat yang mempertimbangkan kepentingan rakyat Palestina.

Baca Juga: Sudah Diteken UEA dan Bahrain, Inilah Abraham Accords, Perjanjian yang Buat Beberapa Negara Muslim 'Tunduk' pada Israel

"Dengan syarat kita dilibatkan dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Maksudnya, kita sebagai negara muslim terbesar di dunia, ikut didengar," ujar Alwi Shihab di Wisma Negara (25/10/1999).

Sebelum pernyataan Alwi, Gus Dur melakukan pertemuan dengan 16 Duta Besar negara-negara Arab, termasuk Dubes Palestina saat itu, Ribhi Y Awad.

nu.or.id
nu.or.id

Gus Dur

Menurut Awad, Gus Dur mengatakan bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum bangsa Palestina mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya.

Baca Juga: Amerika Beri Godaan, Paman Sam Janji Kasih Uang Jika Indonesia Mau Kerjasama dengan Israel dan Palestia Dicampakkan

Adapun definisi kemerdekaan yang dimaksud adalah berdirinya negara Palestina dengan ibu kota Jerussalem.

Selain itu, lanjut Awad, Indonesia juga tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum dikembalikannya seluruh wilayah Arab yang diduduki Israel, termasuk Dataran Tinggi Golan dan dipulangkannya atau dibebaskannya semua tawanan Palestina oleh Israel.

"Kami dari negara-negara Arab sangat gembira dan berterima kasih atas penegasan Pemerintah RI ini, yang merupakan kelanjutan dari kebijakan pemerintah sebelumnya," kata Awad.

Sedangkan, Deputi Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Nawaf Musalahah, menyatakan bahwa Israel optimis hubungan dengan Indonesia meningkat di era pemerintahan Gus Dur.

"Saya optimis upaya Israel menjalin hubungan dengan Indonesia kali ini tidak mengalami hambatan, mengingat Presiden Abdurrahman Wahid tidak asing lagi bagi Israel. Ia kini tercatat sebagai anggota Institut Perdamaian Shimon Peres," kata Musalahah, dilansir Harian Kompas yang terbit 1 November 1999 dari harian Al Hayat.

Baca Juga: Kena Getah Soal Isu Normalisasi Arab dengan Israel, Jokowi Nyatakan Sikap Tegas Indonesia: Tidak Ada Normalisasi Palestina Jadi Negara Sendiri!

Polemik terus berkembang kemudian.

Mengenai rencana kerjasama dagang tersebut, Yenny Wahid juga mengungkapkan alasan kenapa ayahnya mau menjalin kerjasama dengan Israel.

Melansir Tribun Lampung (10/3/2013), Yenny menyatakan, Israel adalah salah satu negara yang menguasai ekonomi dunia.

Namun, penguasaan ekonomi Israel, papar Yenny, dilakukan secara terselubung.

Baca Juga: Musuh Harus Waspada, Ditembakkan dari Laut, Rudal Israel Sukses Tes Intersepsi Versi Lanjut

Menurutnya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang dikuasai oleh Israel tapi memakai bendera negara lain.

"Karena mereka (Israel) terselubung, maka tidak kena penarikan pajak," ucap Yenny. Gus Dur, kata dia, sangat paham tentang itu.

Untuk menarik pajak dari para pengusaha Yahudi, papar Yenny, Gus Dur berniat menjalin kerjasama dagang.

"Supaya mereka (Israel) keluar maka kita harus menariknya permukaan. Dengan adanya kerjasama, maka para pengusaha Israel tidak lagi memakai tangan lain," jelas Yenny.

Baca Juga: Israel dan Amerika Serikat Sudah Kontak dengan Alien, Mantan Perwira Berprestasi Ini Bongkar Perjanjian Antar Galaksi Demi Pangkalan Rahasia di Mars

"Tapi sayang karena kebijakan itu banyak yang menuduh ayah saya sebagai antek Yahudi. Banyak yang tidak tahu maksud dari kerjasama itu," tambahnya.

Menurut Yenny, Gus Dur bukanlah antek Yahudi atau Israel.

Ia mengatakan, Gus Dur mendukung kedaulatan penuh terhadap Palestina.

Baca Juga: Kobarkan Perang Sejak 1948, Israel Disebut Tak Akan Pernah Bersanding dengan Palestina: Keinginan untuk Damai Merupakan Dosa

"Ayah saya sejak tahun 1980-an sudah membela Palestina. Bahkan ayah saya yang membiayai Dubes Palestina di Indonesia," terangnya.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulIsrael Kini Rayu Indonesia untuk Jalin Hubungan, Dahulu Gus Dur Dituduh Antek Yahudi Karena Terang-terangan Buka Kerja Sama Indonesia-Israel, Padahal Tujuan Aslinya Seperti Ini...(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Intisari