Find Us On Social Media :

Rusia Akhirnya Ngaku, Korban Meninggal Gara-gara Virus Corona Lebih Banyak dari Data Pemerintahnya

Benteng Rusia

Gridhot.ID - Rusia memang sedang menghadapi wabah corona tak berujung.

Meski vaksin sudah tersedia, nyatanya Rusia masih berusaha bangkit dari wabah tersebut.

Bahkan kini pihak Rusia membongkar fakta mengejutkan.

Baca Juga: Akui Bikin Video Syur Saat Masih Jadi Istri Gading Marten, Terungkap Motif Gisel Rekam Adegan Panasnya dengan MYD

Badan statistik Rusia mengakui angka kematian akibat virus corona di negaranya bisa tiga kali lipat lebih besar dari apa yang telah dilaporkan otoritas kesehatan Rusia sejauh ini.

Hingga hari Selasa (29/12) Rusia secara resmi mengonfirmasi jumlah kematian akibat Covid-19 sebanyak 55.265, sementara badan statistik nasional Rosstat mencatat angka kematian sebenarnya bisa mencapai 186.057.

Jika catatan tersebut benar, maka Rusia memiliki angka kematian terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.

Baca Juga: Bak Kacang Lupa Kulitnya, Baru Nikah Seminggu Model Cantik Ini Pilih Ceraikan Suaminya Gegara Tak Mau Diajak Hemat, Kuras Habis Dompet Sang Pengusaha Hingga Rp 13,6 Miliar

Melansir dari Euronews, Rosstat tidak menjelaskan mengapa angka kematian bisa melonjak hingga tiga kali lipat, tetapi mereka memperkirakan ini terjadi karena pemerintah Rusia hanya mencatat kematian di mana virus ditemukan setelah pemeriksaan mayat.

Rosstat juga menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 229.700 kematian pada periode Januari-November 2020 dibanding tahun lalu, sebagian besar berkaitan dengan virus corona.

"Lebih dari 81% peningkatan kematian selama periode ini disebabkan oleh Covid-19. Pada musim gugur dan musim dingin terjadi peningkatan kematian akibat Covid-19," ungkap Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova.

Baca Juga: Jual Tas Curiannya di Warteg Seharga Rp 300 Ribu, Pelaku yang Maling di Rumah Jeremy Thomas Tak Sadar Harga Aslinya Rp 80 Juta, Mata Gelap Keburu Ditagih Utang Kredit Motor

Lonjakan kematian di musim dingin sebenarnya juga dialami oleh sebagian besar negara Eropa.

Hal ini menyebabkan diterapkannya aturan karantina serta pembatasan sosial yang lebih ketat, bahkan saat perayaan Natal beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Rusia justru jadi salah satu negara yang menolak menerapkan lockdown nasional meskipun situasi epidemi semakin memburuk di dua kota utama seperti Moskow dan St. Petersburg.

Baca Juga: Dijuluki Kakek Sugiono Indonesia, Mendiang Mbah Kung Sempat Bongkar Alasannya Umbar Kemesraan: Saya Pernah Dimarahi Orangtua Wanita yang Saya Kencani

Rusia saat ini menaruh harapan besar pada vaksin Covid-19 Sputnik V yang merupakan produksi negara.

Sputnik V sudah mulai diberikan kepada orang-orang paling rentan meskipun vaksin ini belum disetujui secara internasional.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Pemerintah Rusia mengakui, jumlah korban corona lebih besar dari laporan.

(*)