Find Us On Social Media :

Seenak Jidat Bolak-balik Tinggal di Jerman, Ternyata Raja Thailand Punya Kebijakan 'Super Power' Diatas Pemerintah Jerman, Ini yang Membuatnya Istimewa

Raja Thailand Vajiralongkorn dan ratu Suthida.

Gridhot.ID - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn memang dikenal dengan raja yang kontroversial.

Beberapa media banyak yang memberitakan kebijakan sang raja yang mengundang perhatian.

Bahkan Raja Thailand mencuri perhatian saat ketahuan mengasingkan diri di villa mewah di Jerman bersama 20 selirnya.

Baca Juga: Kebebasan Abu Bakar Ba'asyir Buat Australia Was-was, Perjalanan Hukum Terdakwa Kasus Bom Bali 1 Nyatanya Penuh Tikungan Tajam, Kabur Saat Rezim Orde Baru Sampai Hampir Dibebaskan Jokowi

Selain keberadaannya di Jerman yang membuat banyak yang heran, publik diherankan dengan kenyataan ia memiliki 20 selir.

Sementara itu, protes terus bergulir di Thailand.

Rakyat Negeri Gajah Putih menyeru Vajiralongkorn untuk segera kembali ke Thailand dan mengurusi negara itu.

Baca Juga: Anak Pemilik Toko Poster Ini Dibully Habis-habisan Warga Twitter Gara-gara Ayahnya Diduga Nyamar Jadi Pemulung Saat Ketemu Risma, Padahal Beda Orang

Pemerintah Jerman pun mulai sadar akan keramaian tersebut dan mendesak Vajiralongkorn untuk kembali ke negaranya.

Meski begitu, ada hal tidak terduga yang menguntungkan Maha Vajiralongkorn.

Dikutip dari Reuters, rupanya raja Thailand itu tidak memerlukan visa untuk memasuki Jerman lagi.

Vajiralongkorn telah menghabiskan waktu di Jerman sejak tahun 2016.

Raja berumur 68 tahun itu kembali ke Thailand Oktober kemarin di tengah protes mahasiswa meminta ia kembali dan pengunduran perdana menteri.

Baca Juga: Merinding.. Terkenal Jitu Sosok Ini Jauh-jauh Hari Telah Prediksi Kematian Chacha Sherly Eks Trio Macan yang Meninggal Mendadak

Perdana menteri Thailand mendapat kekuasaan dalam sebuah kudeta militer, yang dianggap oleh rakyat Thailand sebagai cara yang kurang tepat untuk mendapatkan kekuasaan.

Masih tidak jelas apakah Vajiralongkorn akan kembali ke Bavaria, tempatnya menghabiskan sebagian besar 2020 kemarin.

Kritik terus bergulir karena hotel itu seharusnya tutup tapi ternyata menjadi tempat singgah Vajiralongkorn bersama 20 selirnya.

Baca Juga: Limpahan Harta Tak Buatnya Durhaka, Jeff Bezos Pakai Cara Luar Biasa Ini untuk Menghormati dan Tunjukkan Cintanya ke Ibunya

Kini, pemerintah Jerman sudah memutuskan beberapa hal terkait keberadaan Raja Vajiralongkorn.

Menjawab pertanyaan parlemen dari partai oposisi Linke (Kiri), menteri luar negeri nyatakan raja tidak perlu visa untuk mengunjungi Jerman.

Hal ini karena ia adalah kepala negara.

Sevim Dagdalen, anggota parlemen untuk partai oposisi Linke mengatakan jika raja tidak memerlukan visa maka pemerintah Jerman tidak dapat mempengaruhi berapa lama ia tinggal, tapi setidaknya bisa menyatakan ia sebagai persona non grata (orang tidak diinginkan).

Merespon hal itu, sumber Kementerian Luar Negeri mengatakan Rabu kemarin, "meskipun kepala negara asing tidak memerlukan visa untuk masuk ke negara, Jerman bebas mentoleransi atau tidak mentoleransi tinggalnya Vajiralongkorn karena kedaulatan teritorialnya."

Baca Juga: Kabar Gembira, Vaksin Sinovac Buatan China 78% Jaminan Efektif Tangkal Virus Corona di Brazil, Selangkah Lebih Dekat Menuju Vaksinasi Massal Darurat

Pemerintah Jerman mengatakan tidak akan diterima bagi raja untuk meneruskan politiknya dari Jerman dan Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan Oktober lalu ia memonitor perilakunya.

Sumber di kementerian luar negeri mengatakan mereka tidak punya bukti jika raja lakukan urusan pemerintahannya selama tinggalnya ia di Jerman.

Kerajaan Thailand memiliki kebijakan tidak berkomentar di media dan tidak pernah mengatakan apapun mengenai waktu raja di Eropa.

Baca Juga: Digadang-gadang Bakal Jadi Kapolri Pengganti Idham Azis, Irjen Fadil Imran Ternyata Sosok yang Kaya Raya, Segini Total Hartanya

Sementara itu pengunjuk rasa Thailand telah mengeluhkan mengenai biaya tinggalnya raja di Eropa serta absennya dia dari kerajaan.

Akhir Oktober para pengunjuk rasa berangkat ke Kedutaan Besar Jerman di Bangkok untuk menunjukkan surat meminta Berlin memerhatikan apakah raja telah lakukan urusan pemerintahan di Jerman.

Peran monarki di politik Thailand telah menjadi isu pusat di Thailand.

Banyak rakyat terutama para mahasiswa mendesak untuk mengubah sistem monarki menjadi demokrasi, dengan gunakan tuduhan ketidaksetiaan kepada raja telah digunakan sebagai pergerakan menjatuhkan demokrasi.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Gara-Gara Hal Ini Pantas Saja Raja Thailand Bisa Seenak Jidatnya Bolak-balik Dan Tinggal di Jerman, Pemerintah Jerman pun Dikatakan Tak Bisa Mencampurinya"