Find Us On Social Media :

Kisal Mulia ARA, Kapal Kecil yang Jadi 'Mata Elang' untuk Evakuasi Korban Sriwijaya Air SJ 182, Mampu Deteksi Kondisi Bawah Laut Hingga 100 Meter, Komponen Canggih Ini Jadi Senjatanya

Kapal ARA, kapal riset yang kini ikut membantu pencarian korban Sriwijaya Air.

Gridhot.ID - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu jadi tragedi mendalam bagi bangsa Indonesia.

Pemerintah langsung menugaskan seluruh tim terbaiknya untuk mencari keberadaan dan melakukan evakuasi.

Banyak kisah perjuangan unik dari masa pencarian tersebut.

Salah satunya datang dari kapal kecil yang satu ini.

Baca Juga: Masakannya Dipuji Ahmad Dhani, Mulan Jameela Sesumbar Anak-anak Maia Estianty Suka Nasi Goreng Buatannya, Dul Jaelani Ungkap Hal Kontras

Dikutip Gridhot dari Kompas.ID, kapal kecil berjulu ARA ini menjadi salah satu 'mata elang' yang mencari keberadaan para korban Sriwijaya Air.

Dendi Malfian (43) bersama dua awak kapalnya berangkat dari Pelabuhan Cirebon untuk membatu pencarian SJ 182.

Sepintas, kapal ARA sepanjang 12 meter dan lebar 2,5 meter itu serupa dengan kapal cepat yang membawa wisatawan ke Kepulauan Seribu.

Di dalamnya ada satu toilet, penyejuk ruangan, tiga tempat duduk empuk, dan juru kemudi.

Baca Juga: Masakannya Dipuji Ahmad Dhani, Mulan Jameela Sesumbar Anak-anak Maia Estianty Suka Nasi Goreng Buatannya, Dul Jaelani Ungkap Hal Kontras

Tadi malam, Dendi dan dua awak lainnya tidur di sana.

Namun ada yang menarik dari kapal tersebut.

Sebuah tabung besar nampak berada di bagian belakang kapal.

Alat itu merupakan penyangga untuk menurunkan multi beam echo sounder (MBES/alat pemancar sonar) ke dalam laut. Alat lain, seperti global positioning system (GPS), dua channel single beam echo sounder, dan sensor pengukur PH, juga ada di kapal.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Kemnaker Perpanjang Jadwal Pencairan Subsidi Gaji di Tahun 2021, yang Belum Kebagian Bersabar Sebentar

Berbagai peralatan itu dapat mendeteksi kondisi bawah laut hingga kedalaman 100 meter.

Dibuat pada 2019 atas kerja sama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Korea Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), ARA memang menjadi kapal riset.

Kapal ini turut berkolaborasi dengan sejumlah universitas, seperti Institut Teknologi Bandung, untuk memetakan kontur dasar laut hingga biota laut.

Dendi sendiri biasanya hanya bekerja sebagai pengantar wisatawan dari Pantai Mutiara, Jakarta.

Baca Juga: Keblinger Cinta Polisi Palsu Bertubuh Atletis, Kembang Desa di Blitar Dijadikan ATM Berjalan, Sang Kekasih Ternyata Cuma Pengangguran

Tugas ini jadi misi mulia yang akan dia laksanakan dengan sepenuh hati.

”Saya bukan kapten tetap di kapal ini. Tapi, keluarga mendukung. Apalagi, bisa ikut dalam pencarian (pesawat),” kata Dendi yang siap membantu upaya pencarian sampai kapan pun.

Tak hanya ARA, beberapa kapal dari TNI juga diterjunkan untuk membantu pencarian.

Salah satunya KRI Kurau-856 yang dikabarkan menemukan puing-puing dari Sriwijaya Air.

Baca Juga: Pakar Mikro Ekspresi Soroti Ada Ketulusan Saat Gisella Anastasia Ucapkan Permohonan Maaf, Kirdi Putra: Nasib Dia ke Depannya Akan Menentukan Nasib Anaknya Juga...

Dikutip Gridhot dari Antara News, seluruh tim yang bertugas mendapat semangat dari para pimpinan yang mengawasi proses evakuasi.

Danlantamal Padang mengatakan tugas yang diberikan kepada prajuritnya merupakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan pihaknya terus menyemangati para ABK KRI Kurau 856 yang bertugas untuk tugas kemanusiaan.

KRI Kurau sendiri merupakan salah satu kapal patroli pangkalan utama TNI AL II Padang.

Hingga detik ini pencarian masih terus dilakukan dan Minggu malam tim gabungan baru mendapatkan 10 kantong jenazah berisi bagian tubuh diduga korban tragedi Sriwijaya Air.

(*)