Find Us On Social Media :

Serupa Tapi Tak Sama, Sriwijaya Air Baru 4 Menit Mengudara Sudah Terjun Drastis, Pesawat yang Alami Mesin Mati Ini Justru Bisa Mendarat Darurat dengan Selamat di Anak Sungai Bengawan Solo

Data yang berhasil dicatat oleh Flightradar24 tunjukkan posisi terakhir pesawat komersial Sriwijaya Air sebelum hilang kontak

Pesawat B737-300 registrasi PK-GWA yang dipiloti oleh Kapten Abdul Rozak itu kemudian menuju ketinggian jelajah 31.000 kaki.

Pesawat dijadwalkan tiba di Yogyakarta sekitar pukul 17.30 WIB.

Namun saat meninggalkan ketinggian jelajah untuk turun ke bandara Adisutjipto, di atas wilayah Rembang, kapten penerbangan memutuskan untuk sedikit menyimpang dari rute seharusnya, atas izin ATC.

Baca Juga: Terima 6 Kantong Potongan Tubuh Diduga Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, RS Kramat Jati Ungkap Cara Identifikasi Korban, Ini Tahapan-tahapan yang Bakal Dilalui

Hal itu dilakukan karena di depan terdapat awan yang mengandung hujan dan petir.

Kru pesawat mencoba untuk terbang di antara dua sel awan badai.

Sekitar 90 detik setelah memasuki awan yang berisi hujan, saat pesawat turun ke ketinggian 18.000 kaki dengan kondisi mesin dalam posisi idle, kedua mesin tiba-tiba mati dan kehilangan daya dorong (thrust).

Baca Juga: Tak Pernah Meleset, Ramalan Mbak You Terkait Adanya Pesawat yang Akan Jatuh Sebelum Bulan Juli Terbukti, Ciri-cirinya Nyaris Sempurna

Pilot dan kopilot pun saat itu mencoba untuk menghidupkan unit daya cadangan (auxiliary power unit/APU) untuk membantu menyalakan mesin utama, tetapi tidak berhasil.

Penyelidikan yang dilakukan menyebut bahwa kru kokpit mencoba menyalakan mesin dengan interval setiap satu menit.