Find Us On Social Media :

Nyawa Bapaknya Melayang Tertimpa Longsor Saat Benahi Saluran Mampet, Anak Aiptu Kifni Nangis di Sebelah Peti Jenazah: Ayah, Saya Lapar, Buatkan Telur

Jenazah korban longsor di Manado, Sulawesi Utara, Aiptu Kifni Kawulur (48) disemayamkan di Mapolresta Manado

Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Kota Manado, Sulawesi Utara dilanda hujan deras, banjir, dan longsor pada Sabtu (16/1/2021) lalu.

Longsor terjadi sebagai akibat dari hujan dengan intensitas tinggi.

Melansir Kompas.com, korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Manado, Sulawesi Utara, bertambah satu orang, Minggu (17/1/2020), atau kini totalnya menjadi enam orang.

Baca Juga: Memprihatinkan, Simpanan Uang Menipis hingga Tak Punya Apa-apa Lagi, Begini Kondisi Warga Korban Banjir di Kalsel yang Terpaksa Mengungsi di Kandang Ayam

Satu korban tewas yang ditemukan bernama San Hasan (30). San menjadi korban tanah longsor yang menimpah kosnya di Kelurahan Malalayang I Barat, Kecamatan Malalayang.

"Tadi pagi, satu korban dievakuasi oleh tim SAR gabungan di Kelurahan Malalayang I Barat, Kecamatan Malalayang. Jadi, sudah ada enam korban tewas akibat tertimpa tanah longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado Donald Sambuaga, saat dihubungi Kompas.com, Minggu sore.

Sebelumnya, tim SAR menemukan lima korban tanah longsor yang terjadi di Manado.

Baca Juga: Pertama Kali Sepanjang Sejarah Kalimantan Selatan Dilanda Banjir Besar, Greenpeace Soroti Hilangnya Hutan Hujan di Tanah Borneo: Lebih dari Separuh Berganti dengan Perkebunan dan Lubang Tambang

Kelima korban tersebut yaitu Meyni Pondaag (62), Fany Poluan (50), Arni Lorens (43), Chelsea (7), serta seorang polisi Aiptu Kifni Kawulur (49).

Aiptu Kifni saat kejadian diketahui sedang memperbaiki dapur yang dimasuki air.

Namun, tebing di belakang rumahnya longsor dan menimpa korban.

Dari data BNPB pada Minggu pagi, banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara menyebabkan 500 jiwa mengungsi.

Sementara itu, dilansir dari TribunManado.co.id, anggota polisi korban tanah longsor di Aspol, Paal 4, Manado, Aiptu Kifni Kawulur, disemayamkan di Polresta Manado.

Baca Juga: Tuntut Keadilan untuk Anaknya yang Kehilangan Sebelah Tangan, Tentara Berpangkat Serda Menangis di Depan Mapolres Pemantangsiantar: Tolong Saya Bapak...

Terus bergantian saudara dan kerabat yang ingin melihat.

Meskipun dalam keadaan berduka, keluarga yang ditinggalkan khususnya istri dan ketiga orang anak korban sama sekali tetap memakai masker tidak pernah melepaskannya meskipun menangis.

Anggota polisi yang meninggal bernama Aiptu Kifni Kawulur (48), dia meninggalkan satu orang istri bernama Freyti Sarongsong (46).

Korban meninggalkan tiga orang anak. Anak pertama perempuan bernama Vionita Kawulur (24), kedua juga perempuan bernama Inka Kawulur (22) ketiga laki-laki bernama Rian Kawulur (7).

Baca Juga: Syarat Ambil Bantuan Pakai KK, Warga Korban Gempa Mamuju Layangkan Protes ke Dinas Sosial: Gimana Saya Menunjukkan, Rumah Saya Saja Hancur!

Rian pertama digendong sang kakak Inka, entah apa yang dibisikan sang kakak yang terus menangis, terlihat mata sang adik mulai berkaca-kaca.

Usai membisikkan kepada adiknya Inka membawa adiknya di samping kanan jenazah.

Belum lama duduk Rian sudah dipanggil sang ibu di sebelah kiri peti jenazah.

Kemudian Inka mulai menangis dengan mengatakan papa lapar kita, papa beking akang telur (ayah saya lapar, ayah buatkan saya telur) sambil menangis sehingga sang ibu dan kakak juga terus menangis.

Baca Juga: Rekaman Detik-detik Penjarahan Bantuan Logistik Korban Gempa di Majene, Netizen: Ketika Perut Tak Mampu Tahan Etika

Inka juga menangis dan menyampaikan ayah buatkan aku susu.

"Papa abis itu beking akang susu, papa cepat pulang neh," ucap Inka lagi.

Inka juga menyebut, biasanya jalan ke mana-mana, ada papa, biar saya bilang takut tapi papa selalu kuatkan.

"Biar mama tidak kasih apa yang kami anak-anak minta, tapi papa tetap akan kasih apa torang anak-anak mau minta," ungkapnya lagi disertai tangisan.

Baca Juga: Pasang Badan untuk Warga Sulawesi Barat, Risma Larang Sebut Aksi Korban Gempa Cegat Truk Bantuan Sebagai Penjarahan: Jangan, Mereka Kelaparan!

Sambil Inka menangis terlihat anak yang paling bungsu satu-satunya laki-laki menangis tanpa bersuara hal itu terlihat kedua mata sang anak terus meneteskan air mata.

Dengan begitu ibunya mengambil tisu dan mengusap air mata yang mengalir di mata anak yang bungsu. (*)