Pengawal Rizieq Shihab Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi di Tol Japek, Munarman: Ketawanya 6 Korban Ekspresi Rasa Senang Selamatkan HRS dan Keluarga

Kamis, 21 Januari 2021 | 16:42
Tribunnews/Jeprima

Eks Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman

Gridhot.ID-Komnas HAM mengungkap bahwa ada anggota laskar FPI yang tertawa saat terlibat bentrok dengan polisi pada 7 Desember 2020.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan, informasi itu diperoleh dari rekaman voice note laskar FPI.

"Sebelum ada tembakan, ada suara yang itu kelihatan menikmati pergulatan itu, ketawa-ketawa,” kata Taufan dalam diskusi daring di akun YouTube Medcom.id, Minggu (17/1/2021).

Baca Juga: Pemblokiran Rekening FPI Disebut Munarman Bisa Picu Rush Money, Ferdinand Hutahaean: Perasaanmu Aja, Lha Wong Bangsa Ini Bangga Atas Pembubaran FPI

Taufan melanjutkan, baru setelah terjadi tembakan, ada laskar FPI yang menangis karena terkena tembakan tersebut.

Ia mengatakan rekaman voice note selama 20 menit itu sudah didengarkan oleh ahli psikologi forensik independen, yang memiliki pengalaman bekerja dengan Biro Investigasi Federal AS atau FBI.

Berdasarkan keterangan ahli tersebut, kata Taufan, suasana psikologis laskar FPI para pengawal Rizieq Shihab itu tidak mencekam saat kejadian.

"Voice note menampakkan bahasa-bahasa bahwa mereka memang mau melakukan, kalau bahasa forensik psikologis istilahnya bertahan dan melawan, itu kesimpulan baseline-nya," tuturnya.

Mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman angkat bicara merespons pernyataaan Komnas HAM yang menyebut ada anggota FPI tertawa saat bentrok dengan polisi.

Munarman yang juga merupakan tim advokasi kuasa keluarga korban menilai bahwa konstruksi narasi yang dibangun oleh Ketua Komnas HAM sangat subjektif dan berat sebelah.

Baca Juga: Kebohongan RS Ummi Bogor Soal Hasil Tes Swab Rizieq Shihab Terungkap, Kuasa Hukum FPI: Memang Orang Terpapar Covid-19, Tidak Boleh Mengaku Sehat?

"Komnas HAM RI dibawa oleh Sdr. Ahmad Taufan Damanik yang seharusnya menjadi National Human Rights Defenders berubah menjadi National Defenders for Human Rights Perpetrators," ujar Munarman dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas TV, Selasa (20/1/2021).

Ia pun menyesalkan sikap Ketua Komnas HAM atas pernyataannya tentang tindakan tertawa-tawa oleh korban yang dikonstruksikan secara negatif.

"Pernyataan dari Ahmad Taufan Damanik selaku ketua Komnas HAM RI yang justru menyudutkan 6 korban pelanggaran HAM berat semakin memperlihatkan sikap unethical conduct alias tidak beradab," sebut Munarman.

"Komnas HAM seharusnya menjadi lembaga terdepan dalam menjamin tegaknya HAM di Indonesia, dengan menjaga kredibilitas dan independensi," sambungnya.

Munarman mengatakan bahwa konteks tindakan tertawa-tawa yang dimaksud, faktanya adalah cerita sebelum terjadi peristiwa.

"Tertawanya 6 (enam) syuhada korban pelanggaran HAM berat tersebut adalah ekspresi rasa senang mereka atas keberhasilan menyelamatkan HRS (Habib Rizieq Shihab) dan keluarga dari gangguan Orang Tidak di Kenal (OTK) yang mengancam keselamatan jiwa HRS dan keluarga termasuk anak dan cucu yang masih balita, serta rasa heran mereka atas tindakan gila dan lucu dari OTK, yang ternyata kemudian menjadi pembunuh mereka," papar Munarman.

Baca Juga: Sebut Rekening Miliknya Diblokir Rezim Zalim, Munarman Eks FPI: Itu Uang Patungan untuk Biaya Pengobatan Ibu Saya!

KOMPAS.COM/FARIDA
KOMPAS.COM/FARIDA

Adegan penggeledahan para rekonstruksi kasus penembakan enam anggota FPI di rest area KM 50 tol Jakarta-Cikampek, Senin (14/12/2020) dini hari.

Tak hanya Munarman, kuasa hukum FPI Hariadi Nasution juga menyayangkan pernyataan Ketua Komnas HAM.

"Ya itu kan terjadinya para laskar yang mengalami, sementara Ketua Komnas HAM itu kan dia enggak mengalami, dia hanya mendengar rekaman voice note dan menyimpulkan hal itu dari voice note," kata Hariadi kepada Kompas.com, Senin (18/1/2021).

"Itu sangat-sangat disayangkan sekali begitu, masa sekelas Komnas HAM menyimpulkan dari voice note itu laskar FPI ketawa-ketawa," ucap dia.

Terkait adanya laskar FPI yang tertawa-tawa saat bentrok, menurut Hariadi, hal itu adalah usaha laskar FPI untuk tenang dalam menjaga pemimpinnya.

"Itu kan kejadiannya pagi menjelang subuh ya, kalau posisi tegang, apalagi statusnya laskar, dia tetap santai, tetap enjoy, ya karena mereka juga tahu dia di dalam posisi menjaga ulama," kata Hariadi.

"Kenapa dengan voice note saja dia bisa menyimpulkan suasana itu enggak tegang, enggak mencekam? jadi enggak ada yang meninggal dong? Mencekamlah itu sudah pasti, berapa peluru ke dalam tubuh setiap mantan laskar itu coba," ucap dia.

Baca Juga: Langkah Cepat Kapolri Respon Tudingan Pelanggaran HAM Atas Kematian 4 Laskar FPI, Idham Azis Langsung Bentuk Tim Khusus, Irjen Argo Yuwono: Buktikan di Pengadilan

Hariadi menilai Komnas HAM terlalu cepat menyimpulkan apa yang menjadi temuannya tanpa melihat fakta bahwa yang meninggal ada6 orang.

"Kalau melawan laskar kayak begitu, menurut saya, enggak perlu juga dibunuh sampai kayak begitu, kan lihat sendiri jenazahnya itu kan hasil otopsinya seperti apa," kata Hariadi.

"Petugas harus sabar, apalagi ngadepin anak-anak muda. Cara-caranya SOP-nya kan juga harus ada, misalnya ditembak peringatan atau apa biar mereka tahu ini polisi," ucap dia.

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com, Kompas TV