Find Us On Social Media :

Nekat Banget, Di Hidungnya Tertempel Selang Oksigen, Pasien Covid-19 Ini Nyetir Sendiri Cari Rumah Sakit: Saya Sudah Trauma

Kisah pasien Covid-19 mencari rumah sakit

 

GridHot.ID - Kisah pengalaman pasien Covid-19 yang kesulitan mencari rumah sakit kerap menjadi sorotan publik.

Pasalnya, rumah sakit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mulai kolaps.

Melansir Tribunnews, hal ini mengakibatkan banyaknya laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh.

 Baca Juga: Tenaga Kesehatan Indonesia Mulai Sekarat Gra-gara Corona, Kemenkes Akhirnya Izinkan Semua Rumah Sakit Buka Pelayanan untuk Pasien Covid-19, RS Swasta Termasuk!

Bahkan, sejak akhir Desember 2020 hingga 21 Januari 2021, inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana, telah menerima sebanyak 34 laporan.

Irma pun meminta agar pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 segera mencarikan solusi agar kapasitas kamar di rumah sakit kembali normal.

Kabar mengenai kesulitan mendapat rumah sakit ini juga dialami oleh Dwi Anna Susianti yang merupakan pasien Covid-19.

 Baca Juga: Sudah Punya BPJS Masih Ditarik Bayaran 229 JUta Rupiah, Pasien Corona Pertanyakan Kebijakan Menkes, Ternyata Begini Aturannya!

Dilansir dari TribunJateng.com, warga Ibu Kota itu mengaku kesulitan mencari rumah sakit untuk dirinya dan keluarga.

Bahkan, ia sampai nekat menyetir sendiri menggunakan selang oksigen mencari rumah sakit.

Tidak hanya ke satu atau dua rumah sakit, namun ia sampai mendatangi tujuh rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

"Kalau yang saya datangi langsung sekitar tujuh, kemudian yang by phone sekitar enam. Itu belum dari teman-teman di grup SMP sampai kuliah yang ikut bantu. Itu juga nihil, kosong semuanya," kata Anna, dalam tayangan Youtube Najwa Shihab, Kamis (28/1/2021).

Cerita penyintas Covid-19 yang nekat menyetir pakai selang oksigen mencari rumah sakit yang bersedia menampung.

 Baca Juga: Pasien Corona Makin Bertambah Jumlahnya, Menkes Budi Gunadi Justru Sebut Pengobatan Gratis Tak Berlaku di Rumah Sakit Ini: BPJS Cuma Membantu!

Anna menuturkan, ia mencari rumah sakit sejak hari ketiga dinyatakan positif Covid-19.

Kemudian, saat hari kelima, Anna juga ditolak oleh semua rumah sakit karena dianggap saturasi oksigennya masih bagus.

"Sebenarnya sudah saya coba isolasi mandiri, apapun saya coba, mulai dari obat herbal mau pun obat dokter," kata Anna.

Selang beberapa hari, suami Anna yang juga positif Covid-19 mengalami kondisi kritis saat isolasi mandiri dirumah.

 Baca Juga: Tertinggi di Asia Hingga Jadi Sorotan Media Asing, Kasus Positif Covid-19 Indonesia Sudah Tembus 1 Juta, Rumah Sakit Terancam Kolaps, Ini Bahayanya

Ia pun akhirnya mengupayakan segala cara menghubungi keluarga untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit bagi suaminya.

Hingga akhirnya, sang suami mendapatkan rumah sakit.

Namun setelah itu, kondisi Anna juga menyusul sang suami, saturasi oksigennya turun hingga mencapai angka 81.

"Mungkin karena saya sakit dan mengurus orang sakit, fisik saya juga turun, padahal tadinya saya kuat dan yakin sembuh," ujarnya.

 Baca Juga: Nyawa Taruhannya, Viral Pasien Positif Corona Diminta Bayar Rp 229 Juta Padahal Sudah Pakai BPJS, Ada Pula yang Ditagih Obat Suntik Hingga Puluhan Juta, Kok Bisa?

Kala kondisinya kritis, ia pun meminta bantuan kakaknya untuk mencarikan rumah sakit.

"Akhirnya dia nelepon ambulance, terus ambulance dateng, setelah itu saya dibawa pakai ambulance."

"Saya gatau dibawa kemana, setelah disitu saya nggak ditaruh di dalem."

"Ternyata ditaruh di luar puskesmas, semaleman, dari pukul 23.00 WIB sampai pukul 07.00," kata Anna.

 Baca Juga: Rumah Sakit Penuh Sampai Tolak Banyak Pasien, Asosiasi RS Swasta Bongkar Pemerintah Belum Bayar Uang Perawatan Pasien Corona Puluhan Miliar Rupiah: Cepat Dibayar Ya...

Ternyata, saudaranya berhasil mendapatkan rumah sakit untuk Anna, namun harus menunggu sekitar 4-5 hari di IGD.

Lantaran trauma berada di pelataran puskesmas, akhirnya Anna pun nekat pergi dari pelataran rumah sakit.

"Dapat kabar katanya mau dapat di RS tapi nunggu di UGD, ditaruh di RS Tangerang, jauh sekali."

"Saya sudah trauma, jadi saya nekat dari puskesmas pergi sendiri dengan alasan sudah dapet rumah sakit lain."

 Baca Juga: Oknum Polisi Pasien Covid-19 Terekam Berhubungan Intim dengan ASN di Ruang Isolasi, Kapolres Dompu: Yang Bersangkutan Langsung Didatangi Propam

"Terus pihak saya juga nggak melarang karena memang susah dapat rumah sakit," ujar Anna.

Kemudian, Anna pun akhirnya pulang ke rumahnya untuk bersiap menuju rumah sakit.

Anna nekat menyetir sendiri menggunakan selang oksigen padahal kondisinya belum begitu baik.

 Baca Juga: Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, Gisella Anastasia Putuskan Jalani Isolasi Mandiri, Eks Gading Marten: Tiga atau Lima Hari Lagi Aku PCR

Ia pun sempat mendapat penolakan dari anaknya.

Namun, kala itu perjuangannya untuk sembuh dari kondisi kritis lebih ia utamakan.

"Waktu saya nyetir, kaka saya nangis, saya bilang jangan nangis kalau dia nangis saya down."

"Saya cuma mikir kuatkan saya sampai rumah sakit. Sampai akhirnya ada suara mobil polisi dan saya sampai ke rumah sakit yang saya tuju," ungkap Anna.

Kini setelah sembuh dari Covid-19, Anna merasa sangat bersyukur.

 Baca Juga: Birahinya Tak Tertahan Lagi, Pasangan Pasien Corona di NTB Ini Nekat Berhubungan Mesum di Ruang Isolasi hingga Terekam CCTV, Pihak RS: Kami Sudah Laporkan ke Polres

Ia pun tidak habis pikir hal apa yang membuat semua rumah sakit menjadi penuh.

Padahal, ia tahu pemerintah juga telah berupaya untuk memberikan semua fasilitas yang dibutuhkan.

"Saya juga bingung, semua fasilitas sudah diberikan pemerintah, entah mungkin saking penuhnya."

"Memang semua rumah sakit saya lihat pakai mata saya sendiri penuh," tutur Anna.

 Baca Juga: 1 Tahun Dicari, Keberadaan Pasien Pertama Covid-19 Masih Menjadi Teka-teki, Ini Sosoknya yang Diduga Seorang Perempuan Muda Berusia 20-an

"Ini Alhamdulillah masih bisa diberikan kesempatan untuk sembuh saya juga bisa kesempatan nyetir sendiri,"

"Saya bayangin bagaimana kalau yang menimpa orang-orang yang ngga punya dana dan gapunya kendaraan," tambahnya. (*)