Rasa Takutnya Seolah Memudar, Polwan Cantik Ini Cuek Meski Terpaksa 'Dikurung' di Kamar Mayat hingga Alami Hal Mistis: Dibawa Asik Aja

Selasa, 16 Maret 2021 | 09:42
istimewa

Cerita polwan cantik AKP Drh Fitri Patmawati yang pernah alami hal aneh saat tergabung di Tim forensik

GridHot.ID - Menjadi seorang polisi wanita (Polwan) tentu membuat seseorang menjalani beragam kisah, kejadian dan peristiwa.

Seperti halnya yang dialami oleh polwan satu ini.

Mengutip TribunBatam.id, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Drh Fitri Patmawati adalah seorang polwan yang bertugas di Kepolisian Daerah (Polda) Jambi.

Saat ini, Fitri Patmawati menjabat sebagai Kaur Doksik Biddokkes di Polda Jambi.

Baca Juga: Usia Masih Belia Nyetir Ugal-ugalan, Remaja Sopir Mercy Pelaku Tabrak Lari Pesepeda di Bundaran HI Dibekuk Polisi, Statusnya Siap Dinaikkan Jadi Tersangka

Dilansir dari Tribun-medan.com, menjadi seorang Polwan bagi Fitri Patmawati ternyata tak melulu harus menjadi pelindung masyarakat. Namun ada kalanya juga ketika harus berurusan dengan mayat.

Ya, Polwan Cantik yang satu ini punya cerita saat berhadapan dengan korban kecelakaan, hingga jasad dari tindak kriminal kejahatan.

Fitri Patmawati pun menceritakan kejadian mistis yang dialaminya saat 'dikurung' di kamar mayat.

Seperti yang dialami AKP Drh Fitri Patmawati, seorang perwira pertama di Polda Jambi yang saat ini menjabat sebagai Kaur Doksik Biddokkes Polda Jambi.

Baca Juga: Kaget Saat Polisi Serbu Rumah Pemimpin Aliran Sesat Hakekok, Tetangga Sebut Pelaku Sosok Pendiam yang Tak Pernah Keluar Rumah: Jarang Bicara dengan Kita!

Fitri bercerita, dirinya pernah merasakan hal aneh kala bergabung ke tim forensik.

Ia kala itu mulai bertugas di Polda Jambi sejak 2015, saat itu, ia menjabat sebagai Kanit K9 Ditsabhara Polda Jambi, kemudian tepat pada 2017, ia ditugaskan di Biddokkes Polda Jambi.

Meski berprofesi sebagai dokter hewan, tidak jarang, Fitri turut dalam sejumlah kasus-kasus yang berhubungan dengan forensik dan identifikasi, yang tergolong ekstrem atau menyeramkan.

Terakhir, Fitri juga turut membantu dalam proses identifikasi penemuan tengkorak manusia di dalam mobil, yang tenggelam di kanal PT WKS Tanjung Jabung Timur, beberapa waktu lalu.

"Yang tangani langsung itu, ya dokter spesialis Forensiknya, tetapi saya bagian managerialnya, tetapi tetap turun langsung ke lokasi," kata Fitri, Sabtu (6/3/2021) siang.

Baca Juga: Ajarkan Ritual Sesat Mandi Bareng Tanpa Busana Hingga Sasar Anak-anak, Pimpinan Aliran Hakekok Akhirnya Diciduk Polisi, Alat Kontrasepsi dan Kemenyan Ditemukan Tersimpan di Rumahnya

Pada kasus tersebut ia mengaku tidak memiliki rasa takut yang berlebih, karena jauh sebelumnya, ia sudah sering bergabung lama dengan tim ahli Forensik.

Hanya diawal saja ungkap Fitri, dirinya sempat merasa takut, tetapi seiring berjalannya waktu, dan komitmen dalam membantu pengungkapan kasus, rasa takut Fitri berangsur hilang.

"Awalnya sih ada rasa takut gabung dengan Dokter forensik, karena ketemu sama jenazah manusia yg tidak utuh, tinggal tengkorak, pastilah ada rasa rakut," bilang Fitri.

Baca Juga: Masih Muda Belia Belajar Jadi Mafia, Pemuda Ini Nekat Tarik Dana Nasabah Bank Sebesar Rp 1,7 Miliar, Kejahatannya Terbongkar karena Gelagapan Saat Ditanya Petugas

"Tapi balik lagi, karena ini diawali dengan niat, untuk ungkap kasus ya berfikir postif saja," tambahnya.

Tidak jarang, ia pernah mengalami kejadian-kejadian aneh, terutama saat sedang berada di dalam kamar jenazah.

Mulai dari bunyi-bunyi yang tidak wajar, serta keran air yang menyala sendiri.

Berfikir positif, menjadi trik Fitri menghadapi situasi-situasi seperti itu. Menurutnya.

"Ya dibawa asik saja," sambung Fitri.

Tidak jarang, kata Fitri, ia mendapat cerita dari dokter yang memiliki pengalaman yang di luar dugaan manusia.

Baca Juga: Gumpalan Darah Ditemukan dalam Makam Misterius Tanpa Identitas di Mojokerto, Sebut Isinya Daging Manusia, Polisi Akhirnya Temukan dan Bongkar Sindikat Kejahatan Besar di Indonesia Ini

Katanya, kejadian-kejadian aneh tersebut seolah memberi petunjuk dari korban, untuk mengungkap kasus tersebut.

"Wallahualam ya, seperti ngasi firasat dan ngasih petunjuk agar membantu kepolisian mengungkap kasus melalui otopsi, ada aja nanti tu petunjuknya," katanya

istimewa

Cerita polwan cantik AKP Drh Fitri Patmawati yang pernah alami hal aneh saat tergabung di Tim forensik

"Seakan mereka ngarahin untuk mengungkap, misalnya, ada dokter forensik nih, entah kenapa dia ada rasa penasaran terhadap sesuatau yang ada ditubuh korban, yang menjadi titik terang penyebab kematian korban," tutupnya.

Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Pembunuhan Berantai di Bogor Menikmati Kematian Korban-korbannya, Tersangka: Saya Benci Sama Perempuan!

Bisa berkomunikasi dengan hewan

Tidak banyak yang tahu, Polda Jambi ternyata memiliki sosok Polwan yang bisa berkomunikasi dengan hewan lho.

Dia adalah AKP Drh Fitri Patmawati, seorang Perwira Pertama Polri, sekaligus Dokter Hewan satu-satunya di Biddokkes Polda Jambi.

Fitri, wanita kelahiran Setang, Banten, 8 Juni 1986 ini menjabat sebagai Kaur Doksik Biddokkes Polda Jambi.

Dirinya menguasai ilmu Linking Awaranes, atau akrab dikenal sebagai ilmu telepati.

Kata Fitri, ilmu Linking Awaranes merupakan bidang ilmu yang mempu berkomunikasi non verbal pada hewan, mulai dari kucing, anjing, gajah dan hewan lainnya.

Baca Juga: Geger Ritual Aliran Sesat Hakekok di Pandeglang, 16 Pria Wanita Serta Anak-anak Mandi Telanjang Bersama, MUI Akan Turun Tangan

"Ini ilmu ini membuat kita mampu berkomunikasi dengan hewan, tetapi non verbal ya," kata Fitri, Sabtu (6/3/2021).

"Bukan berarti bisa bicara ke hewan seperti ke manusia," bilang Fitri.

Dengan menguasai ilmu tersebut, katanya, ia dapat memahami sikologis hewan, Mulai dari penyebab hewan stres, tidak nafsu makan dan lain sebagainya.

Ia meyakini, setiap manusia memilki ilmu Linking Awaranes atau ilmu telepati sejak nenek moyang dahulu, yang mampu berkomunikasi kepada setiap hewan.

Baca Juga: 6 Tahun Suami Perwiranya Tak Beri Nafkah dan Tahu-tahu Nikah Lagi, Istri Oknum Polisi Ini Terpaksa Sambung Hidup Jadi ART dengan Upah Rp 600 Ribu: Saya Berjuang Sendiri

Namun kehidupan manusia terus berkembang, dan ilmu yang sudah ada sejak lama tidak disadari dan tidak diasah, sehingga perlahan menghilang.

Hal tersebut ia sadari, setelah mengikuti kelas atau pelatihan skala internasional tentang Ilmi Linking Awaranes di Waykambas.

Di sana, ia dipertemukan dengan Polwan dari berbagai negara, mulai dari Polwan dari negara Kanada, India serta negara lainnya.

Mereka dilatih untuk berkomunikasi non verbal dengan gajah.

"Jadi, kita dihadapkan dengan tiga ekor gajah dengan nama yang berbeda-beda, kita disuruh pejamkan mata dan memilih satu ekor gajah," kata Fitri.

"Setelah itu, kita pejamkan mata, kita disuruh nebak makanan kesukaan yang disukai oleh gajah tersebut, dan benar saja itu terbukti," lanjutnya.

Baca Juga: Lebih Parah dari Binatang, Kelakuan Bapak yang Cabuli Anak Kandung di Koja Buat Polwan Bergidik Ngeri, Aiptu Veronica: Bulu Kuduk Saya Merinding

Namun, untuk menguasai ilmu tersebut butuh proses dan latihan yang disiplin. Katanya harus diasah secara terus menerus.

"Semua orang punya ilmu itu, contohnya, kita mau nelpon ibu kita, tiba dia langsung menelepon, secara tidak langsung, itu adalah komunikasi non verbal," jelasnya.

Ia juga mengaku pernah menolong satu diantara temannya, yang kewalahan menangani kucing yang sedang sakit, dan sudah berhari-hari tidak mau makan.

Berbekal ilmu yang ia pelajari, ia mencoba saya kontak lah si pemilik dan kucingnya, katanya, pada saat ia hanya memikirkan ikan dan keju.

"Saya suruh lah kucingnya dikasih makan ikan rebus dikasi keju, dan percaya gak percaya, si kucing langsung lahap makan, padahal sudah beberapa hari tidak mau makan," jelasnya.

Baca Juga: Bak Samurai Siap Bertarung Ayunkan Pedang Katana, Pria Ini Ngamuk hingga Buat Polisi Kualahan, Identitasnya Terungkap Usai Tembakan Petugas Tak Mempan Menghalaunya

Fitri menjelaskan, pada kehidupan sehari-hari, hewan juga mencoba berkomunikasi dengan manusia.

Hanya saja, manusia tidak memahami, sehingga banyak hewan peliharaan yang stres.

"Jadi sebenarnya, mereka menyampaikan pesan, mulai dari bagian-bagian tubuh yang tidak mau disentuh oleh manusia, dan lainnya," tutup Fitri. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribun-Medan.com, TribunBatam.id