Find Us On Social Media :

Vaksin Nusantara Makin Berpolemik, IPW Minta Jenderal Andika Perkasa Segera Ambil Sikap: Apa Sesungguhnya yang Terjadi...

Ilustrasi vaksin

Gridhot.ID - Vaksin Nusantara makin menimbulkan polemik di masyarakat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, dilaporkan BPOM jika 71,4 Persen Relawan yang mendapat vaksin nusantara mengalami kejadian tak diinginkan.

Tentu saja ini membuat vaksin nusantara semakin diragukan oleh beberapa kalangan masyarakat.

Agar tidak memunculkan kegaduhan dan polemik yang berkepanjangan dan bisa meresahkan masyarakat, Kepala Staf TNI AD KSAD Jenderal Andika Perkasa dinilai perlu bersikap mengenai proses pembuatan Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Dikutip Gridhot dari Warta Kota, hal itu diungkapkan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada Warta Kota, Kamis (15/4/2020).

Baca Juga: Jabat Ketua Organisasi Olimpiade Indonesia, Media Inggris Sebut Raja Sapta Oktohari Ikut Belanja Saham Klub Liga Inggris Derby County, Pemilik Klub: Okto Tak Terlibat!

"IPW menilai sikap tegas KSAD diperlukan agar tidak muncul keresahan dan kegaduhan di masyarakat atas polemik Vaksin Nusantara tersebut," ujarnya.

"Dengan adanya sikap tegas Kasad, maka nasib Vaksin Nusantara akan makin jelas dan publik tidak ragu ragu lagi, meski ada pihak pihak yang meragukannya," imbuh Neta.

Sikap tegas KSAD ini kata Neta, diperlukan setelah adanya surat Kepala RSPAD Dr. A. Budi Sulistya yang ditujukan ke Kasad dengan tembusan Wakasad, Irjenad, Asintel Kasad, Kapuskesad, Waka RSPAD, dan Kadispenad.

"Vaksin Nusantara menjadi viral setelah sejumlah tokoh dan anggota DPR datang ke RSPAD, yang katanya untuk diberi vaksin temuan mantan Menteri Kesehatan Dr Terawan tersebut. Melihat fenomena ini sejumlah kalangan, termasuk BPOM mengkritisinya," kata Neta.

Tak pelak kegaduhan pun muncul. Agar kegaduhan tidak berkembang menjadi keresahan masyarakat, tambah Neta DPR juga perlu bersikap, mengingat sejumlah anggotanya ikut hadir di RSPAD untuk mendapatkan Vaksin Nusantara.

Baca Juga: Kokoh Tayang Terus Meski Sudah Ratusan Episode, Sinetron Ikatan Cinta Kini Pecahkan Rekor Audiens Share Nasional Tertinggi, Segini Skornya Sampai Tercatat di MURI

"DPR mesti terbuka kepada rakyat, apa sesungguhnya yang terjadi dengan para anggotanya setelah hadir di RSPAD," ujar Neta.

Sikap terbuka kata Neta perlu juga disampaikan KSAD mengingat RSPAD Gatot Subroto, dibawah kendali KSAD dan adanya surat dari Kepala RSPAD.

"Info yang diperoleh IPW, Surat Kepala RSPAD yang ditujukan ke KSAD itu berisikan empat poin," kata Neta.

Yakni;

Baca Juga: Padahal Dulunya Dicap Playboy dan Sering Gonta-ganti Cewek, Raffi Ahmad Ternyata Kalah Telak Urusan Ranjang dari Nagita Slavina, dr Boyke Sampai Puji Mama Rafathar

1. Sehubungan dengan info info di medsos berkaitan dengan pemberian Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto perlu kami laporkan bbrp hal sbb:

a. Penelitian Fase kedua tengah dalam proses penyiapan. Ethical clearance sedang dlm proses pembahasan di Komite Ethic RSPAD Gatot Soebroto.

b. Mempedomani juk Bapak KSAD, Sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto kami sdh menekankan kepada tim peneliti untuk mengikuti tahapan penelitian serta strick pada kriteria inklusi dan eksklusi, penelitian demi validitas penelitian.

2. Banyak pejabat publik, anggota DPR dan masyarakat yang meyakini bhw vaksin tersebut bagus (padahal masih dalam proses penelitian).

3. Apabila ada pejabat publik, politisi dan masyarakat yang akan diambil darahnya besok atau lusa berarti hal tersebut baru pengambilan sampel dan bukan pemberian vaksin nusantara.

Proses dari pengambilan sampel sampai pemberian sel dendritik rata-rata 7-8 hari.

Sampel yang diambil dan tidak memenuhi kriteria inklusi kami tekankan kepada peneliti untuk tidak dimasukkan dalam sampel penelitian.

4. Mohon menjadi maklum dan mohon petunjuk.

Baca Juga: Dipidanakan Wali Kota Bogor, Rizieq Shihab Ungkit Dirinya yang Berjasa Menangkan Bima Arya ke Kursi Pemerintahan: Saya yang Merestui!

"Dengan adanya surat Kepala RSPAD dan datangnya sejumlah tokoh ke RSPAD, serta munculnya polemik, KSAD perlu bersikap. Agar tidak muncul keresahan di masyarakat dan keyakinan publik pada Vaksin Nusantara temuan dokter perwira TNI AD itu makin solid," kata Neta.

(*)