Find Us On Social Media :

Berpaling ke Thailand Setelah Berguru pada Soeharto, Militer Myanmar Ternyata Gagal Meniru Kunci Utama 'The Smiling General' Berkuasa: Mereka Tidak Ada Rasa Percaya!

Soeharto dan Jendral Min Aung Hlaing Myanmar

Militer Myanmar yang puluhan tahun lalu mengirim para pejabatnya untuk belajar dari Indonesia, kini tak ingin menerima pelajaran tentang bagaimana menjalani proses transisi dari negara otoritarian menjadi demokrasi. 

Faktanya militer Indonesia setelah runtuhnya Soeharto di tahun 1998 melakukan apa yang perlu dilakukan militer Myanmar saat ini: melepaskan peran terbuka dalam politik.

Setelah kudeta 1 Februari yang menghancurkan demokrasi Myanmar, junta militer telah berpaling dari Indonesia dan pilih meniru Thailand.

Baca Juga: Myanmar Tak Terkendali, Presiden Jokowi Pepet Sultan Brunei Darussalam Desak ASEAN Segera Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi: Atas Nama Seluruh Rakyat Indonesia...

Pemimpin senior militer Jenderal Min Aung Hlaing meminta bantuan untuk "mendukung demokrasi" dari eks Jenderal yang menjadi Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-Ocha yang pada 2014 juga menggulingkan pemerintahan demokratis lewat kudeta. 

Secara bersejarah, ada beberapa tanda kemiripan antara militer Myanmar dan Indonesia.

Keduanya berperang untuk kemerdekannya, mengasingkan penjajah kolonial dan dalam prosesnya mendapatkan pengakuan seluruh negara.

Keberhasilan ini mendasari kedua militer memainkan peran besar dalam politik masing-masing negara.