Iwan pun langsung melompat dari tempat tidur tingkat tiga karena kapal mulai miring dan 'merosot' dalam waktu cepat.
"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (turun) sampai dengan 90 meter," kata Iwan.
Kondisi dalam kapal pun gelap dan menyisakan lampu darurat yang masih menyala.
Saat itu, tutur Iwan, komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak secara merangkak menuju haluan kapal (bagian depan kapal).
Hal tersebut lantaran kapal telah miring 45 derajat.
"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," ujar Iwan.
Tak berakhir fatal, masalah tersebut akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.
Iwan mengatakan, blackout saat itu terjadi karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.