Find Us On Social Media :

Jangan Lakukan Meski Kepepet, Petugas Bank Indonesia Himbau Soal Penukaran Uang Baru di Pinggir Jalan, Berikut Alasannya

Menukar uang baru di bank sudah dibuka

Gridhot.ID - Tradisi memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) saat Idul Fitri sudah melekat di masyarakat Indonesia sejak dulu.

Tak jarang isi dari THR adalah uang yang masih baru.

Pada momen tersebut, banyak orang yang menyiapkan jasa menukar yang di pinggir jalan.

Baca Juga: Tak Bisa Berbuat Apa-apa Saat Foto Bugilnya Tersebar Luas di Internet, Mayangsari Sebut Ada Pengkhianatan dari Orang Terdekatnya, Siapa?

Dilansir dari Intisari-Online, biasanya penyedia jasa penukaran uang baru ini banyak ditemukan di pinggir jalan.

Soal yang satu ini, sebaiknya jangan Anda lakukan.

Hal itu disampaikan oleh kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Soekowardojo, di acara sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, di rumah makan Aldila di Kendal, Jawa Tengah, pada tahun 2019 kemarin.

Baca Juga: Tak Bisa Berbuat Apa-apa Saat Foto Bugilnya Tersebar Luas di Internet, Mayangsari Sebut Ada Pengkhianatan dari Orang Terdekatnya, Siapa?

Menurut Soekowardojo, agar lebih aman, sebaiknya masyarakat melakukan penukaran uang baru di bank ketimbang menukarkannya di pinggir jalan. 

"Momen bagi-bagi uang baru tersebut, dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menyebarkan uang palsu."

"Oleh sebab itu, sebaiknya masyarakat mengenali ciri-ciri uang palsu."

"Paling mudah, dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang," katanya. 

Melansir dari Kompas.com, data BI Jateng menyebutkan, menjelang Lebaran, permintaan perbankan di Jawa Tengah akan uang kertas baru meningkat 7,2 persen kalau dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Babak Baru Perang Dingin, Ibunda Felicia Tissue Sindir Keras Sosok Pria Pengecut hingga Singgung Piala Bergilir, Meilia Lau: Muka Pas-pasan Aja Belagu

Jumlahnya permintaan pada tahun ini, mencapai Rp23, 3 triliun.

Dari jumlah itu, sebesar Rp10 triliun merupakan permintaan perbankan yang ada di kota Semarang.

Data BI Jateng juga menyebutkan, Januari hingga April tahun ini BI Jateng telah menemukan 1.900 lembar uang palsu.

Baca Juga: Pantas Saja Dijuluki Sultan Andara, Isi Hampers Lebaran untuk Karyawan Rans Ternyata Tak Main-main, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Berikan Uang Tunai dan Iphone 12 Cuma-cuma

Uang palsu yang ditemukan itu, kebanyakan lembaran Rp100 ribu.

Kota Semarang, adalah daerah di Jawa Tengah, yang banyak ditemukan uang palsu.

Masyarakat desa sering jadi korban

Sementara itu, anggota DPR RI,dari komisi XI, Alamuddin Dimyati Rois, menjelaskan banyak masyarakat desa yang belum bisa membedakan uang palsu dan asli.

Tidak heran, kalau masyarakat desa sering mendapatkan uang palsu.

Oleh sebab itu, sosialisasi yang dilakukan oleh BI ini, sangatlah penting. 

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling Aling, Ketua Komisi A DPRD DKI Sebut Ratusan PNS Ogah Naik Jabatan Karena Malas, Tunjangan di Jakarta Jadi Faktor Utama Kemalasannya

“Sosialisasi ini, kebanyakan diikuti oleh warga NU dari desa dan juga tokoh masyarakat."

"Setelah dari sini, saya berharap para peserta bisa menularkan ilmunya ke masyarakat,” kata Alam.

Alam, menambahkan tradisi memberi uang baru saat lebaran kepada sanak famili, memang sudah lama ada.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling Aling, Ketua Komisi A DPRD DKI Sebut Ratusan PNS Ogah Naik Jabatan Karena Malas, Tunjangan di Jakarta Jadi Faktor Utama Kemalasannya

Seperti halnya kepala perwakilan BI Jawa Tengah, Alam, meminta kepada masyarakat apabila mencari uang baru sebaiknya ditukarkan ke bank.

"Di bank, jaminan keasliannya bisa dipertanggung jawabkan."(*)