Find Us On Social Media :

Ketika Dunia Ancam Aksi Brutal Serangan Israel ke Palestina, Amerika Serikat Justru Keukeuh Mati-matian Dukung Negeri Yahudi, Ini Alasannya

Ledakan menerangi langit malam di Gaza pada Selasa (18/5/2021). Jet tempur Israel terus membombardir Gaza dan menewaskan lebih dari 200 orang selama sepekan terakhir.

Gridhot.ID - Nama Israel kini sedang mendapat sorotan dunia karena konfliknya dengan Palestina.

Dilansir dari Intisari-Online, selain berkonflik dengan Palestina, Israel juga memiliki riwayat perang dengan negara-negara tetangganya di kawasan Timur Tengah.

Kini dunia mengecam aksi brutal Israel terutama terhadap Palestina.

Baca Juga: Rezeki Anak Kedua Almarhum Sapri Pantun yang Baru Lahir, Diberi Amplop Tebal oleh Bos ANTV, Berapa Isinya?

Namun, ada satu negara yang tetap berdiri membela Negeri Yahudi itu, yang tak lain Amerika Serikat (AS).

Dukungan AS terhadap Israel yang terus menghancurkan Palestina seolah tak tergoyahkan.

Lalu, apa alasan AS masih mati-matian meletakkan dukungannya terhadap Israel?

Baca Juga: Gara-gara Diisukan Jadi Simpanan Om-om, Keluarga Mantan Pacar Ariel Tatum Sampai Anggap Sang Artis Bukan Wanita yang Baik, Kerap Cekcok Hingga Akhirnya Putus

Melansir Aljazeera (18/5/2021) oleh William Robert, Dijelaskan dukungan AS terhadap Israel telah diberikan sejak Negeri Yahudi itu merdeka.

Ialah Presiden ke-33 AS Harry Truman, yang memerintah mulai tahun 1945 hingga tahun 1953, yang memulai dukungan AS terhadai Negeri Yahudi.

Presiden Truman menjadi pemimpin dunia pertama yang mengakui Israel ketika didirikan pada tahun 1948.

Dikatakan, hal itu dilakukan Presiden Truman sebagian karena ikatan pribadi, namun ada juga pertimbangan strategis yang mendorong keputusan tersebut.

Meski begitu, ketika itu AS masih belum secara tegas memberikan dukungan untuk Israel.

Baca Juga: Diledek Sudah Turun Kelas Gara-gara Jualan Kopi dan Batagor, Ririn Ekawati Tampak Tak Ambil Pusing, Istri Ibnu Jamil: Gak Ada Kata Gengsi Untuk Mencari Nafkah

Pertimbangan strategis yang dimaksud yaitu di mana Timur Tengah, dengan cadangan minyak dan jalur airnya yang strategis adalah medan pertempuran utama untuk pengaruh hegemoni negara adidaya selama Perang Dingin.

Saat itu, AS mengambil alih dari kekuatan Eropa yang sangat lemah sebagai perantara utama kekuatan barat di Timur Tengah.

Kemudian sejak berakhirnya Perang Enam Hari tahun 1967, AS telah bertindak tegas untuk mendukung superioritas militer Israel di wilayah tersebut dan untuk mencegah tindakan permusuhan terhadapnya oleh negara-negara Arab.

Baca Juga: Beri THR Kepada Al El Dul, Irwan Mussry Siapkan Amplop Tebal Hingga Buat Maia Estianty Penasaran: Isinya Rp 5 Ribu Semua Ya?

Saat itu, Israel mengalahkan pasukan Arab yang terdiri dari Mesir, Suriah dan Yordania.

Selain Perang pada tahun 1967, ada juga Perang tahun 1973 yang berakhir dengan Israel mengalahkan pasukan Mesir dan Suriah.

Perang itu sebagian untuk memecah belah Mesir dan Suriah serta menggagalkan pengaruh Soviet.

Sementara AS juga menggunakan dampak perang tahun 1973 itu untuk meletakkan dasar bagi kesepakatan damai antara Israel dan Mesir yang akhirnya disatukan pada 1979.

Israel pun menjadi penerima kumulatif terbesar dari bantuan luar negeri AS di era pasca-Perang Dunia II.

Baca Juga: Kematian Sapri Pantun Dijadikan Bahan Bercandaan oleh Sahabat Ayu Ting Ting, Dolly Hanya Bisa Ngelus Dada: Astaghfirullah

Pada tahun 2016, Presiden Barack Obama menandatangani perjanjian pertahanan dengan Israel yang memberikan $ 38 miliar dalam dukungan militer AS selama 10 tahun termasuk pendanaan untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome.

Padahal, Israel sendiri merupakan negara berpenghasilan tinggi dengan sektor teknologi tinggi yang berkembang pesat.

Selain urusan geostrategis, opini publik, serta uang -dan pengaruh yang dibeli uang dalam politik- juga berperan dalam kebijakan AS terhadap Israel dan Palestina.

Baca Juga: Sama-sama Anak Artis, Begini Nantinya Nasib Masa Depan Rafathar dan Bilqis Menurut Terawangan Sosok Ini

Opini publik Amerika telah lama mendukung Israel dan Palestina.

Aksi kekerasan yang menarik perhatian banyak orang oleh kelompok-kelompok pro-Palestina seperti Pembantaian Munich 1972 di mana 11 atlet Olimpiade Israel terbunuh, juga menimbulkan simpati bagi Israel.

Namun, simpati tersebut juga bisa goyah seperti yang ditunjukkan oleh sebuah jejak pendapat pada Februari lalu yang menemukan bahwa 25 persen orang Amerika lebih bersimpati dengan orang Palestina.

Angka itu menunjukkan peningkatan 2 poin persentase dari tahun sebelumnya dan enam poin persentase lebih tinggi dari 2018.

Tapi itu juga berarti bahwa Israel masih memegang kekuasaan yang jauh lebih besar menurut opini publik AS.

Itu tak lepas dari sejumlah organisasi di AS telah mengadvokasi dukungan AS terhadap Israel.

Organisasi terbesar dan paling kuat secara politik adalah Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC).

Baca Juga: Tanpa Nissa Sabyan, Ayus Habiskan Momen Lebaran Bersama Mantan Istri dan Kedua Anaknya, Ririe Fairus: Nggak Ada yang Beda Masih Bareng-bareng

Anggota organisasi ini memiliki pengaruh melalui pengorganisasian akar rumput, advokasi dan penggalangan dana di antara orang-orang Yahudi Amerika di AS serta gereja-gereja evangelis Kristen.

Sementara itu, sebuah kelompok pro-Israel yang lebih kecil bernama yaitu J Street yang diorganisir oleh Demokrat telah berusaha untuk membangun konstituensi dalam politik AS yang mendukung hak-hak Israel dan Palestina.

Ada pula pengaruh uang dalam dukungan tersebut, di mana kelompok kepentingan pro-Israel menyumbangkan jutaan untuk kandidat politik federal AS.

Baca Juga: Nora Alexandra Tak Sabar Menanti Jerinx SID yang Segera Bebas dari Penjara: Tahanan Pulau Surga, Kekasih Abadiku...

Disebutkan, selama kampanye 2020, kelompok pro-Israel menyumbangkan $ 30,95 juta, dengan 63 persen ke Demokrat, dan 36 persen ke Republik.

Itu sekitar dua kali lipat dari yang mereka sumbangkan selama kampanye 2016, menurut OpenSecrets.org.

Mayoritas besar Kongres AS di partai Demokrat dan Republik pun secara terbuka mendukung Israel.

Ketua DPR Nancy Pelosi, Pemimpin Mayoritas DPR Steny Hoyer dan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, yang semuanya Demokrat, memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung Israel.

“Faktanya adalah bahwa kami memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Israel, dan keamanan Israel adalah masalah keamanan nasional bagi kami, sebagai teman kami, seorang negara demokratis di wilayah tersebut," kata Pelosi.

Hal itu disampaikannya ketika ditanya minggu lalu apakah perlu lebih banyak hal yang dilakukan untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.

Baca Juga: Viral Kasus Bocah di Temanggung Dibunuh Dukun Diduga Kerasukan Genderuwo, Peneliti Bongkar Tak Pernah Ada Kisah Genderuwo Merasuk Tubuh Anak-anak, Begini Wujud Sang Makhluk Gaib Menurut Penelitiannya

“Hamas mengancam keamanan orang-orang di Israel. Israel punya hak untuk membela diri," ungkapnya.

Meski ada pendukung Israel yang kuat di AS, namun rupanya tetap ada pendukung Palestina di sana.

Misalnya sudut pandang Palestina telah lama diwakili oleh American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC), yang didirikan pada 1980. Juga Kampanye AS untuk Hak Palestina, sebuah jaringan aktivis yang didirikan pada 2001.

Baca Juga: Uangnya Padahal Mengucur Deras dan Tak Habis Tujuh Turunan, Siapa Sangka Sosok Ini Justru Bongkar Borok Ayu Ting Ting yang Pelit: Malah Diusir Artis Paling Pelit!

Masalahnya, kelompok pro-Palestina hampir tidak aktif dalam pengeluaran kampanye federal AS.

Namun, digambarkan faksi progresif yang mendukung Palestina mulai semakin menonjol di panggung nasional belakangan ini.(*)