Find Us On Social Media :

Penghuni Bumi Wajib Waspada, Peneliti Universitas Michigan Wanti-wanti Soal 'Gletser Kiamat' Antartika Segera Runtuh, Ini Dampak yang Akan Terjadi

Gletser di benua Antartika

"Namun jika lapisan es tidak cukup cepat menipis, saat itulah ada kemungkinan runtuhnya gletser yang lebih cepat."

Para peneliti menggabungkan variabel keruntuhan es dan aliran es untuk pertama kalinya.

Mereka menemukan bahwa peregangan dan penipisan es, serta penopang dari bongkahan es yang terperangkap, dapat memoderasi efek ketidakstabilan tebing es laut yang disebabkan oleh fraktur.

Baca Juga: Ditolak Mentah-mentah Padahal Ngebet Pengen Duet Bareng Devano, Iis Dahlia Kena Skakmat Maia Estianty: Makanya Jangan Suka Nyinyir

Temuan baru ini menambah nuansa pada teori sebelumnya yang disebut ketidakstabilan tebing es laut, yang menyatakan bahwa jika ketinggian tebing es mencapai ambang tertentu, ia dapat tiba-tiba hancur karena beratnya sendiri dalam reaksi berantai dari patahan es.

Gletser Thwaites di Antartika yang kerap disebut sebagai "Gletser Kiamat", bergerak mendekati ambang batas ini dan dapat berkontribusi hampir 3 kaki terhadap kenaikan permukaan laut jika terjadi keruntuhan total.

Gletser kiamat di Antartika ini berukuran 74.000 mil persegi, kira-kira seukuran Florida, dan sangat rentan terhadap perubahan iklim dan laut.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Akui Ada Luka Mendalam, Ayah Rozak Rela Tebus 'Dosa' Masa Lalu, Ini Kesalahan Suami Umi Kalsum

Tim peneliti juga menemukan bahwa gunung es yang retak dan jatuh dari gletser utama dalam proses yang dikenal sebagai "iceberg calving" sebenarnya dapat mencegah, daripada berkontribusi, keruntuhan bencana.

Jika bongkahan es terjebak pada singkapan di dasar laut, mereka dapat memberikan tekanan balik pada gletser untuk membantu menstabilkannya.