Sesuai dugaan, istrinya itu sangat kaget ketika mendengar bahwa dirinya berada di Irian Jaya.
"Sampean disuruh ambil popok kok malah pergi ke Irian. Saya jawab, itulah tentara," Ujar Sahri kepada Surya.co.id, di Markas Koramil Socah, Bangkalan, Rabu (4/11/2020).
Kini, Sahri datang ke Markas Koramil Socah tidak lagi berseragam tentara. Ia mengenakan kaos putih berkerah lengan pendek, dipadu celana jins berwarna gelap.
Langkahnya sempat terhenti di depan pintu ruang kerjanya. Sahri memandangi gantungan dua papan nama di pojok atas sisi kanan pintu.
Papan di posisi atas bertuliskan 'Danramil' atau Komandan Koramil. Sedangkan papan kedua di bawanya bertuliskan, 'M Sahri, Mayor Inf NRP 541811'.
"Kemarin saat ikut Wisuda Purnawira, saya masih merasa sebagai undangan. Setelah selesai acara, baru sadar saya telah pensiun," tuturnya.
Ya, Sahri baru saja menyelesaikan masa bhaktinya usai mengikuti gelar Wisuda Purnawira dan Korp Raport Pindah Satuan Personel Kodim 0829 Bangkalan di Aula Manunggal makodim setempat, Selasa (3/11/2020).
Rekam Jejak Sahri
Setelah lulus Sekolah Guru Olahraga di tahun 1983, bapak dengan dua anak itu malah memilih masuk ABRI melalui jalur Tamtama pada tahun 1984.
"Kakak saya guru, saya melihatnya di situ saja. Tidak ke mana-mana. Saya pilih masuk tentara," terang anak kelima dari enam bersaudara itu.
Begitu lulus pendidikan di Magetan dan Magelang, Sahri langsung ditempatkan di Batalyon Yonif Raider 509 Kostrad Jember.