Hot News! Jadi Senjata Nadiem Makarim untuk Nilai Siswa, Begini Cara Penilaian AKM yang Gantikan Ujian Nasional di Tahun 2021 Ini

Senin, 09 Agustus 2021 | 17:42
HAI Online

Ilustrasi Ujian Nasional SMA

Gridhot.ID - Diketahui di tahun 2021 ini ujian nasional sudah ditiadakan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kemendikbud menidakan ujian nasional menurut Surat Edaran Nomor 1 tahun 2021.

AKM disebutkan jadi pengganti penilaian siswa di tengah masa pandemi ini.

Baca Juga: Marak Tren Cetak Sertifikat Vaksin untuk Permudah Belanja, Jubir Kominfo Peringatkan Soal Bahaya dan Resiko Dibaliknya

Apa itu AKM? Pengganti ujian nasional siswa SD hingga SMA yang mulai diterapkan Mendikbud per tahun 2021 ini.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jateng, pada 2020 lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan jika Ujian nasional (UN) telah diganti menjadi asesmen nasional (AN) yang dimulai pada tahun ini.

Sistem kelulusan UN telah digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter.

Baca Juga: Hot News! Ditendang Ayu Ting Ting, Andika Mahesa Bersumpah Tak Pegang Sang Pedangdut di TV, Hubungan Keduanya Kini Berakhir Begini

Dilansir oleh Kompas.com, AKM merupakan gebrakan yang dilakukan Mendikbud Nadiem Makarim melalui program Merdeka Belajar.

"Tahun 2021 UN akan diganti menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter," ujar Nadiem

saat memaparkan program Merdeka Belajar di Hotel Bidakara,Jakarta, akhir tahun lalu.

Menurut Nadiem, AKM dapat menjadi penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa.

Baca Juga: Ingat Ningsih Tinampi? Sempat Heboh Karena Ngaku Bisa Bertemu Nabi, Kini Kembali Muncul dengan Metode Pengobatan Baru, Begini Wujudnya

Nantinya, AKM akan berisi materi yang meliputi tes kemampuan literasi, numerasi dan pendidikan karakter.

Apa itu AKM?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid

untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

AN adalah asesmen yang dilakukan untuk pemetaan mutu pendidikan pada semua sekolah, madrasah, serta program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.

Di dalam asesmen nasional itu ada tiga instrumen, yakni asesmen kompetensi minimum, survei karakter dan survei lingkungan belajar.

Baca Juga: Hot News: PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Pemerintah Masih Gantung Keputusan Soal Diperpanjangannya

Mengutip dari akun Instagram Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan, Kemendikbud, berikut penjelasan

Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Untuk asesmen kompetensi minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid.

Diharapkan semua murid mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM.

Yakni literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup: keterampilan berpikir logis-sistematis,

keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, keterampilan memilah serta mengolah informasi

Baca Juga: Dulu Jadi ATM Berjalan di Keluarga, Ayu Ting Ting Kini Buat Ayah Rozak yang Biasa Banyak Bicara Tutup Mulut Rapat-rapat Hindari Wartawan, Rating TV Putrinya yang Jeblok Terungkap

AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid

menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya.

AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tertulis.

Tentu untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia,

juga untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Baca Juga: HOT NEWS! Negara-negara ASEAN Mulai Rasakan Imbas Panasnya Konflik Laut China Selatan, Indonesia Siapkan Diri Hadapi Provokasi

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika.

Tentu untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan bagi individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Sedangkan survei lingkungan belajar berarti menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran

dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, namun pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif respondennya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jateng