Tetapi Ghani tidak mengatakan kemana ia pergi atau keberadaannya saat ini.
Suasana Ibu Kota Kabul pun kini diwarnai dengan kepanikan. Banyak warga sipil, terutama perempuan, takut jika Taliban kembali menerapkan jenis aturan brutal.
Oleh karena itu, mereka bergegas meninggalkan negara Afganistan dan berbondong-bondong mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan mereka.
Helikopter juga berdengung di atas kepala sepanjang hari untuk mengevakuasi staf dari Kedutaan Besar AS.
Asap membubung di dekat komplek karena para staf sibuk menghancurkan dokumen penting dan menurunkan bendera Amerika.
Dalam perebutan kekuasaan tak terduga ini, Taliban berhasil merebut hampir seluruh Afganistan hanya dalam waktu seminggu.
Padahal AS dan NATO sudah habiskan miliaran dolar selama hampir dua dekade untuk membangun pasukan keamanan Afghanistan.
Militer Amerika rupanya salah memprediksikan gerak-gerik Taliban. Mereka awalnya memperkirakan serangan ini akan terjadi sebulan lagi.