Find Us On Social Media :

Tinggalkan Rakyatnya di Tengah Kepungan Taliban, Presiden Afganistan Pilih Kabur dan Tinggalkan Pesan Lewat Video Online, Ini Isinya

Deretan mobil yang ditinggalkan pasukan Amerika Serikat di lapangan udara Bagram, Afganistan

Gridhot.ID - Situasi Afganistan kini sedang gempar kepungan pasukan Taliban.

Hal ini sampai membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dilaporkan kabur dari negaranya setelah pasukan Taliban mengepung Ibu Kota Kabul.

Dikutip Grid.ID dari Time, Senin (16/8/2021), Ghani terbang ke luar negeri, namun tidak diketahui tujuan jelasnya.

Baca Juga: Hot News! Terlanjur Bikin Heboh Satu Indonesia, Henny Rahman Kini Bongkar Restu Zikri Daulay Sebelum Dirinya Dinikahi Alvin Faiz

Kepada The Associated Press, dua pejabat negara yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, mereka tidak bisa banyak komentar soal keberadaan Ghani.

Namun kemudian, Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, mengkonfirmasi bahwa kepergian Ghani lewat sebuah video online.

"Dia meninggalkan Afghanistan dalam waktu yang sulit, Tuhan meminta pertanggungjawabannya," kata Abdullah.

Tak lama setelahnya, Ghani mengunggah pesan di Facebook. Ia mengakui kabur untuk mencegah pertumpahan darah di Ibu Kota.

Baca Juga: Tetep Nongol di TV Meski Puluhan Ribu Orang Sudah Tadatangani Petisi Boikot Ayu Ting Ting, Ternyata Ini Alasan Stasiun TV Masih Pertahankan Janda Enji di Panggung Hiburan

Tetapi Ghani tidak mengatakan kemana ia pergi atau keberadaannya saat ini.

Suasana Ibu Kota Kabul pun kini diwarnai dengan kepanikan. Banyak warga sipil, terutama perempuan, takut jika Taliban kembali menerapkan jenis aturan brutal.

Oleh karena itu, mereka bergegas meninggalkan negara Afganistan dan berbondong-bondong mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan mereka.

Baca Juga: Hot News! Ruben Onsu Bongkar Kebohongan Ayu Ting Ting di TV, Hatinya Teriris Saat Sang Pedangdut Ungkapkan Hal Ini di Hadapannya

Helikopter juga berdengung di atas kepala sepanjang hari untuk mengevakuasi staf dari Kedutaan Besar AS.

Asap membubung di dekat komplek karena para staf sibuk menghancurkan dokumen penting dan menurunkan bendera Amerika.

Dalam perebutan kekuasaan tak terduga ini, Taliban berhasil merebut hampir seluruh Afganistan hanya dalam waktu seminggu.

Padahal AS dan NATO sudah habiskan miliaran dolar selama hampir dua dekade untuk membangun pasukan keamanan Afghanistan.

Militer Amerika rupanya salah memprediksikan gerak-gerik Taliban. Mereka awalnya memperkirakan serangan ini akan terjadi sebulan lagi.

Baca Juga: Lama Jadi Polemik hingga Baru Sekarang Harganya Diturunkan, Berikut Alasan Presiden Jokowi Tetapkan Harga Tes PCR Jadi Rp 450.000 – Rp 550.000

Pernyataan Taliban

Seorang juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem mengatakan bahwa mereka tidak ingin lagi hidup dalam isolasi.

Dia menyatakan bahwa perang telah usai dan menjanjikan transisi kekuasaan dengan damai.

"Alhamdulillah, perang di negara ini sudah berakhir. Kami telah mencapai apa yang kami cari yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami."

Baca Juga: Pecinta K-Beauty Pasti Happy, Jina Kim, MUA Ternama Korea Selatan Boyong Produk BNB ke Indonesia, Catat Tanggal Peluncurannya

"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun dan kami tidak ingin merugikan orang lain," katanya dikutip dari Al Jazeera.

Juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, menambahkan mereka berjanji bakal melindungi hak-hak perempuan dan prinsip kebebasan pers.

Pada militan akan mengatakan berdiskusi untuk membentuk pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif.

"Kami memastikan kepada rakyat, terutama di Kabul, bahwa nyawa dan harta benda mereka aman," kata Shaheen.(*)

Baca Juga: Masih Tinggal Serumah, Tyas Mirasih dan Raiden Soedjono Pilih Mangkir dari Sidang Cerai, Ada Apa?