Find Us On Social Media :

Darah Semarang Mengalir Deras di Tubuhnya, Ini Dia Sosok Husein Mutahar Sang Pencipta Lagu Hari Merdeka, Jadi Orang Kepercayaan Soekarno Saat Yogyakarta Sempat Jatuh, Begini Kisahnya

Husein Mutahar

Pada agresi militer II, serangan yang dipimpin Van Mook itu melibatkan pesawat-pesawat terbang P-51 yang melintas rendah di atas Kota Yogyakarta.

Dalam waktu singkat, Yogyakarta diduduki.

Pangkalan Udara Maguwo direbut dan markas komando militer kota juga dibom.

Bung Karno dan Bung Hatta ditawan oleh Belanda. Keduanya dibuang ke Berastagi, Sumatera Utara, sebelum dibuang ke Pulau Bangka.

Dikutip dari buku Berkibarlah Benderaku: Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka yang ditulis oleh Bondan Winarno, Mutahar langsung menjalankan perintah Bung Karno. Ia langsung menerima perintah Presiden di masa genting itu.

"Bendera ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh," demikian kata Soekarno.

Baca Juga: Tak Gubris Meski Sudah Ditalak Sang Suami, Tyas Mirasih Kekeuh Tak Hadiri Sidang Perdana Perceraian, Kuasa Hukum Beberkan Fakta Ini

Mutahar lantas memikirkan cara membawa bendera pusaka tersebut.

Selanjutnya, disebutkan bahwa Husein Mutahar dibantu oleh seseorang bernama Pernadinata, untuk membuka jahitan bendera menjadi dua.

Dengan demikian, bendera Merah Putih terlihat sebagai dua kain berwarna merah dan putih.

Pasca Agresi Militer II Belanda, 6 Juli 1949, Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Yogyakarta setelah diasingkan Belanda.

Sebulan kemudian, 17 Agustus 1949, bendera pusaka dikibarkan kembali di Gedung Agung Yogyakarta untuk memperingati hari ulang tahun ke-4 RI.

Atas jasanya menjaga bendera pusaka, Mutahar mendapatkan anugerah Bintang Mahaputera pada 1961.

Baca Juga: 8 Bulan Putus dari Kaesang Pangarep, Felicia Tissue Tiba-tiba Unggah Video Diduga Nyindir Adik Gibran, 'Sampah Cocoknya Ketemu Sampah'

Selain menciptakan lagu 17 Agustus, Husein juga merupakan tokoh iutama pendiri gerakan Pramuka Indonesia.

Ia juga berjasa sebagai tokoh pencetus ide Paskibraka.

(*)