Find Us On Social Media :

Rumahnya Tiba-tiba Disantroni Taliban Sambil Dicecar Pertanyaan, WNI yang Tinggal di Afghanistan Ini Ceritakan Ngerinya Kondisi Negara Tersebut Saat Ini

Militan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan

Gridhot.ID - Afghanistan memang kini sedang dalam kondisi yang rumit.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, hal ini terjadi semenjak Taliban telah menduduki Ibu Kota Afghanistan dan menguasai negara tersebut.

Situasi di negara tersebut tentu saja sangat mengerikan bagi warga sipil yang tak tahu apa-apa.

Situasi menegangkan dialami seorang WNI yang berada di Afghanistan saat Taliban mulai mengusai.

Baca Juga: Ujian CPNS 2021 Semakin Dekat, 2 Kartu Ini Wajib Dibawa Peserta Saat Tes SKD, Begini Cara Isi dan Cetaknya

Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, seorang WNI yang tak ingin namanya disebut demi alasan keamanan menggambarkan suasana di Ibukota Afghanistan, Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Saat itu manusia berhamburan di jalanan, pengendara mobil sudah tak lagi mengikuti aturan.

Ia ingat betul, maklumat siaga 1 yang dikeluarkan pihak keamanan terbit sebelum jam makan siang, sekitar pukul 10 pagi.

Dalam beberapa menit, Kota Kabul penuh kendaraan hingga tak bisa bergerak.

Baca Juga: Cara Licik Elsa Agar Dapat Keringanan Hukuman, Berikut Sinopsis Ikatan Cinta 21 Agustus 2021

"Kami mau langsung balik [pulang] itu, di jalan-jalan sudah belingsatan semuanya, mobil sudah ngebut sekencang-kencangnya nggak ngikutinarus jalan," cerita dia kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan, melalui sambungan telepon.

"Orang di jalan dengan berbagai macam buntelan yang mereka bawa," sambung dia.

Sebelum hari penguasaan oleh Taliban tersebut tiba, ia menuturkan kekacauan terendus beberapa hari sebelumnya. Antrean warga mengular di sejumlah mesin ATM, juga di bank-bank.

Warga beramai-ramai menarik uang dari rekening masing-masing.

"Beberapa tempat penjualan bahan pokok atau sembako banyak yang tutup, harga juga naik," kata dia menceritakan kondisi di Kabul.

Baca Juga: Janur Kuning Bakal Segera Melengkung? Luna Maya Semringah Pamerkan Cincin dengan Bertuliskan Tanggal Ini, Bakal Jadi Hari Bahagia?

"Saya 15 [Agustus] pagi masih berangkat bekerja dan melihat situasi di jalan yang luar biasa dari apa-apa yang saya pernah lihat di tahun-tahun sebelumnya, atau selama Juli," ungkap dia lagi.

Ia dan rekan-rekannya, mengaku sempat khawatir, setelah kekuasaan kembali jatuh ke tangan Taliban, kekerasan puluhan tahun silam akan berulang.

Apalagi menurutnya, sebagian warga Afghanistan kian berani menunjukkan dukungan terhadap Taliban.

"Begitu tahu pasukan Taliban ada di batas pinggir Kota Kabul, bukan cuma kami aja yang panik, semua, seluruh penduduk panik," paparnya.

"Bayangin, Kabul itu jalan-jalannya tidak beraturan, jalan-jalan kecil, jalan besar juga semrawut, jalannya juga tidak bagus. Semua turun ke jalan untuk kabur menyelamatkan diri. Tapi sebenarnya mau menyelamatkan diri ke mana? Sekeliling Kota Kabul itu sudah dikuasai sama Taliban," ucap dia lagi.

Baca Juga: Umur Pernikahannya Belum Genap Seminggu, Acara Resepsi Leslar Tuai Kontroversi Gegara Digelar di Tengah PPKM Darurat, Netizen Singgung Soal 'The Power of Duit'

Usai merebut ibu kota dan menduduki Istana Kepresidenan, pasukan Taliban melakukan patroli ke rumah-rumah penduduk.

"Ya memang sih kami dicek tiap rumah, diketok pintunya, 'bagaimana kondisinya kalian? Baik, sehat? Pihak laki-lakinya di sini apa pekerjaannya?'," ungkap dia sambil menirukan.

"Mungkin mereka [Taliban] akan mencari tahu apakah penghuni yang mereka patroli itu adalah bagian dari personel pemerintah, kayak gitu," sambung dia.

Tak hanya itu, milisi Taliban juga melucuti senjata polisi di kantor-kantor kedutaan, perwakilan asing dan, kantor badan internasional lain.

Penjagaan yang semula dilakukan personel bersenjata dari Diplomatic Protective Services (DPS)--yang bernaung di bawah kementerian dalam negeri dan polisi--kini semuanya digantikan oleh milisi Taliban. Para petugas diminta pergi dan dibebastugaskan.

"Yang menjaga di luar pagar itu sudah bukan lagi DPS, sudah personel Taliban. Kelihatan sih bedanya, tampang-tampangnya sudah pejuang Taliban semua," paparnya.

"Dan memang mereka sudah pasti menyandang senjata laras panjang semua. Tapi mereka sangat santun, tidak agresif, bahkan mereka mengamankan proses evakuasi dan relokasi staf organisasi internasional," tuturnya.

Baca Juga: Terkuak, Tak Hanya Aniaya Ryan Jombang, Habib Bahar Disebut Sayat Tangan Sang Pembunuh Berantai dengan Tulisan Ini

"Jadi mereka mengamankan akses jalan, sementara personel bersenjata NATO menjaga di gerbang di bandara," sambung dia lagi.

Gelagat kisruh merapatnya warga ke Bandara Kabul sudah ia saksikan sejak 10 Agustus 2021.

Dia menuturkan, awalnya penduduk berbondong ke kantor pelayanan publik di Afghanistan untuk mendapatkan visa sejak Juli 2021. Tapi masing-masing kedutaan memiliki keterbatasan untuk memproses seluruh permohonan.

"Itulah mengapa mereka yang putus asa akhirnya merapat ke bandara. Gimana caranya kalau perlu nyangkut ke badan pesawat juga dikerjain," kata WNI ini menceritakan kondisi di bandar udara Kabul.

(*)