Find Us On Social Media :

BPOM Bongkar Efek Samping Vaksin Sputnik V Bikinan Rusia, Hasil Karya Para Peneliti Vladimir Putin Jadi Disuntikkan ke Rakyat Indonesia?

Vaksin Sputnik V

Gridhot.ID - Indonesia memang sudah berusaha membawa pulang banyak merek vaksin covid-19.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews sebelumnya, salah satu yang baru hadir dan menjadi booster adalah Moderna.

Selai vaksin Modernya, Indonesia nyatanya juga sudah siap untuk menggunakan vaksin Sputnik-V milik Rusia.

Baca Juga: Bintang Tak Akan Selamanya Bersinar, Bocor Isi Chat Aty Kodong di Grup WhatsApp D'Academy, Penikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar Diduga Jadi Biang Keladi

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) Vaksin Sputnik-V.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, hasil uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Sputnik-V memiliki efikasi 91,6 persen.

"Data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen (dengan rentang confidence interval 85,6 persen-95,2 persen)," kata Penny dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Baca Juga: Perawat yang Hina Anak David Herbowo Tak Sudi Video Minta Maafnya Diunggah ke Youtube, Laura Kini Justru Akan Laporkan Shandy Aulia, Tak Dipercaya di Posyandu Jadi Alasannya

Penny mengatakan, penyuntikan vaksin ini menimbulkan efek samping bersifat ringan dan sedang.

Efek samping yang paling sering muncul di antaranya yaitu gejala flu, demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, sakit kepala, hipertermia dan reaksi lokal pada lokasi injeksi.

"Vaksin ini diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 mL untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu, dan termasuk kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20 Celcius sampai ± 2 Celsius," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Tiongkok Main Intimidasi Paksa Klaim Laut China Selatan, Kamala Harris Bongkar Tujuan Amerika Serikat Ikut Cari Kekuatan di Asia Tenggara

Lebih lanjut, Penny mengatakan, pemberian EUA untuk Vaksin Sputnik-V sudah melalui pengkajian secara intensif oleh BPOM bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19 dan Indonesia Tenchnical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Penilaian terhadap data mutu vaksin ini juga telah mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional," pungkasnya.

Untuk diketahui, Vaksin Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).

Baca Juga: Sempat Berhasil Bersihkan Negaranya dari Covid-19 Setahun Lebih, Brunei Darussalam Kini Laporkan Kasus Kematian Akibat Corona Pertama Sejak 1 Tahun Terakhir hingga Bongkar Fakta Ini

Vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.

(*)