Find Us On Social Media :

Menyesal Salah Pilih Saat Referendum Merdeka dari Indonesia, Warga Timor Timur Kini Hidup Penuh dengan Penderitaan, Begini Kondisi Mereka yang Memilukan

Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, 30 Agustus 1999. Antusiasme yang sangat tinggi begitu terlihat dalam pelaksanaan penentuan di Timor Timur.

Kemudian mereka yang memilih tetap menjadi bagian dari Indonesia berbondong-bondong mengungsi, menyeberang ke Nusa Tenggara Timur.

Menurut data Sekretariat Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Provinsi NTT tahun 2005, seperti melansir dari CNN Indonesia, tinggal di Kabupaten Belu.

Baca juga: Nyaris Tak Ada Jejak, Benarkah Timor Leste Pakai Ideologi Komunis Sampai Memancing RI untuk Invasi?

Sebanyak 11.176 orang di Timor Tengah Utara, dan 11.360 orang di Kupang. Total pengungsi tercatat berjumlah 104.436 orang.

Dalam sebuah postingan di media sosial Instagram di akun papua_talk terlihat gambaran Desa Manusat, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Lama Menghilang dari Layar Kaca, Paramitha Rusady Kabarnya Kini Hijrah dan Punya Jabatan Penting Ini: Saya Bekerja Mencari Keberkahan

Rumah berdinding bambu atau kayu beratapkan daun lontar berlantaikan tanah, dengan tanah gersang di sekeliling rumah, serta bebatuan besar di sekitarnya.

Seorang wanita paruh baya membawa ember dan jeriken berisi air, rupanya berjalan cukup jauh untuk sekadar memiliki air bersih.

Tampak pula seorang wanita memintal benang di depan rumahnya yang gersang.

Fredu Simenes, warga asli Timor Timur yang saat ini mengungsi, berada di Reset Clemen, sementara sebagian saudara masih berada di Telowaki, Tuapukan, Neibona.

Dia mengatakan, bahwa dari tahun 1999 setelah diadakannya referendum, hingga saat ini, dia tetap menjadi pengungsi karena statusnya tidak jelas.

Baca Juga: Wajahnya Dihajar hingga Babak Belur, Tubuh Muhammad Kece Disebut Dilumuri Kotoran Manusia oleh Irjen Napoleon Bonaparte, Begini Penjelasan Bareskrim Polri