Find Us On Social Media :

Namanya Menggaung di Dunia Internasional Sebagai Sniper Terbaik Asal Indonesia, Sosok Ini Rela 25 Tahun Sembunyikan Identitasnya Sebagai Penembak Jitu untuk Misi tatang koswara

Sosok Tatang Koswara

Gridhot.ID - Sosok Tatang Koswara adalah salah seorang putra bangsa yang dulu jadi andalan TNI.

Dilansir dari Sosok.ID sebelumnya,  Tatang Koswara merupakan penembak jitu (sniper) yang namanya mendunia.

Tatang Koswara bahkan sempat disebut sebagai salah satu sniper terbaik di dunia asal Indonesia.

Tatang pernah mendapat tugas khusus saat bertugas di Timor Timur, yang sekarang dikenal dengan Timor Leste.

Baca Juga: Demi Dapur Tetap Ngebul, Rohimah Putuskan Jualan Ketupat Sayur di Depan Rumah, Minta Anak-anaknya Lakukan Hal Ini

Pada 3 Maret 2015, Tatang Koswara telah berpulang, bersama kisah patriotismenya yang akan selalu dikenang.

Saat bertandang ke rumah Tatang, kita akan disuguhi beraneka benda yang menggambarkan sosok Tatang sebagai tentara.

Sebuah koper tergeletak di dekat pintu, foto-foto Tatang dengan seragam kebesaran, sejumlah plakat penghargaan, dan beberapa hiasan berupa bagian senjata yang ditambahkan pemanis baret hijau TNI AD.

Sebagai seorang Sniper, kehidupan Tatang sangat dekat dengan senjata.

Padahal, dulu, ia tidak sengaja nyemplung di dunia militer.

Baca Juga: Jadi Korban KDRT Saat Usianya Masih Muda, Yuni Shara Sebut Dirinya Trauma Berhubungan Badan, Deddy Corbuzier Sampai Syok Dengar Cerita Masa Lalu Mantan Raffi Ahmad

“Ayah saya memang seorang tentara."

"Tapi, saya (awalnya) tidak berniat untuk menjadi tentara,” ucap Tatang di kediamannya di lingkungan kompleks TNI AU, Cibaduyut, Bandung sebelum kepergiannya.

Nasib berkata lain. Pada 1967, Tatang disuruh ibunya mengantar sang adik untuk mendaftar menjadi anggota TNI.

Saat melakukan tes, dia bertemu dengan sejumlah perwira Dandim di Banten yang mengenalnya. Tatang pun ditanya kenapa tidak ikut daftar.

Baca Juga: Liburan Romantis dengan Suami di Bali, Iis Dahlia Digoda untuk Punya Anak Lagi, Devano Danendra Bakal Punya Adik?

"Saya kenal dengan perwira Dandim karena sebelumnya juara sepak bola."

"Karena juara sepak bola itu juga dan beberapa prestasi lainnya, saya diminta para perwira Dandim untuk daftar jadi anggota TNI," ujar Tatang.

Tatang remaja sempat bingung. Hingga keesokan harinya, dia menyiapkan semua persyaratan dan mendaftarkan diri lewat jalur tamtama.

Sesuai dugaan, Tatang lulus, sedangkan adiknya harus mencoba tahun depan untuk bergabung ke TNI AD.

Baca Juga: Rasanya Sakit Bukan Main, Nikita Mirzani Putuskan Hapus Tato, Biaya yang Dikeluarkannya Bikin Melongo

Tugas khusus ke Timor Timur

Tatang selalu mendapat sorotan dari atasannya.

Pengalamannya hidup di kampung membuat pelajaran militer menjadi hal yang tak sulit baginya, baik dalam hal fisik, berenang, maupun menembak.

Tahun 1974-1975, Tatang bersama tujuh rekannya terpilih masuk program mobile training teams (MTT) yang dipimpin pelatih dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway.

"Tahun itu, Indonesia belum memiliki antiteror dan Sniper.

"Muncullah ide dari perwira TNI untuk melatih jagoan tembak dari empat kesatuan, yakni Kopassus (AD), Marinir (AL), Paskhas (AU), dan Brimob (Polri)."

Baca Juga: Didapuk Jadi Pedangdut Tajir dengan Bayaran Ratusan Juta Sekali Tampil, Ayu Ting Ting Hadiahi Mobil Mewah untuk Adiknya yang Baru Sarjana, Ternyata Segini Harganya

"Namun, sebagai langkah awal, akhirnya hanya diikuti TNI AD," imbuhnya.

Dalam praktiknya, Kopassus pun kesulitan memenuhi kuota yang ada.

Setelah seleksi fisik dan kemampuan, dari kebutuhan 60 orang, Kopassus hanya mampu memenuhi 50 kursi.

Untuk memenuhi kekosongan 10 kursi, Tatang dan tujuh temannya dilibatkan menjadi peserta.

Tatang dan 59 anggota TNI AD dilatih Kapten Conway sekitar dua tahun.

Baca Juga: Cerai dari Perwira TNI Lalu Nikahi Taruna, Anak Perempuan Nia Daniaty Jadi Sorotan, Diduga Lakukan Penipuan dengan Iming-iming Jadi PNS Sejak 2019, Segini Jumlah Kerugian Korban

Mereka dilatih menembak jitu pada jarak 300, 600, dan 900 meter.

Tak hanya itu, mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, Sniper, kamuflase, melacak jejak, dan menghilangkannya.

Dari dua tahun masa pelatihan, hanya 17 dari 60 orang yang lulus dan mendapat senjata Winchester model 70.

Baca Juga: PPKM Level 3 Wilayah DKI Diperlonggar, Para Musisi Live Kafe Kembali Diperbolehkan Tampil kecuali DJ, Ini Alasannya

Seperti dikutip majalah Angkasa dan Shooting Times, Winchester 70 yang disebut Bolt-action Rifle of the Century ini juga digunakan sniper legendaris Marinir AS, Carlos Hathcock, saat perang Vietnam. Senjata ini memiliki keakuratan sasaran hingga 900 meter.

Senjata dan ilmu yang diperoleh dari pasukan elite Amerika Serikat ini membantu Tatang dalam pertempuran.

Sebab, setelah itu, Tatang ditarik Kolonel Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdiktif) Cimahi, menjadi pengawal pribadi sekaligus Sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur (1977 – 1978).

Ada dua tugas rahasia yang disematkan pada dua Sniper saat itu (Tatang dan Ginting).

Baca Juga: Tak Peduli Meski Masih Tinggal Seatap dengan Dhena Devanka, Jonathan Frizzy Kekeuh Bakal Tunjukkan Bukti KDRT yang Dilakukan Sang Istri

Pertama, melumpuhkan empat kekuatan musuh, yaitu Sniper, komandan, pemegang radio, dan anggota pembawa senjata otomatis.

Kedua, menjadi intelijen.

Intinya masuk ke jantung pertahanan, melihat kondisi medan, dan melaporkannya ke atasan yang menyusun strategi perang.

Bahkan, ada kalanya sniper ditugaskan untuk mengacaukan pertahanan lawan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jatuhnya korban.

"Lawan kita itu Pasukan Fretilin yang tahu persis medan di Timtim."

"Mereka pun punya kemampuan gerilya yang hebat, makanya Indonesia menurunkan sniper untuk mengurangi jumlah korban," ujar Tatang.

Baca Juga: Bank Soal CPNS 2021, Berikut Link Download Soal Tryout SKD Lengkap dengan Kunci dan Pembahasannya

Profil Singkat Tatang

Berpangkat Pembantu Letnan Satu (Purn.) Tatang Koswara seorang Sniper atau penembak runduk TNI-AD terbaik Indonesia yang lahir di Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat, 12 Desember 1946.

Ia meninggal di Jakarta, 3 Maret 2015 pada umur 68 tahun.

Dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 13 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia.

Baca Juga: Proyek Kapal Selam Nuklir Australia Bikin China Meradang, Tiongkok Sampai Beri Ancaman: Sembunyikan Kekuatanmu, Tunggu Waktumu

Dalam catatan tersebut ia mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53, dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41.

Tatang mulai masuk militer melalui jalur Tamtama di Banten pada 1966. Pada 1977-1978, Tatang beroperasi di Timor Timur.

Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah sekolah rakyat, saat ini sekolah dasar.

Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai dengan ijazah yang dimiliknya itu.

Sebagai Bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif).

Baca Juga: Dokter RS PON Pastikan Pendarahan Otak Tukul Arwana Tak Ada Hubungannya dengan Vaksin Covid-19, Penjelasannya Bikin Kaget

Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai kualifikasi Raider hingga Sniper.

Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.

Pada tahun 1974-1975, dia dengan 7 rekannya terpilih buat masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin oleh Kapten Conway dari Amerika Serikat.

Saat itu, Indonesia belum punya yang namanya Sniper dan antiteror. Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih Sniper.

Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kaptenn Conway selama 2 tahun.

Di sana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter.(*)

Baca Juga: Bukti Nyata Nikita Mirzani Lebih Tajir Melintir Dibanding Raffi Ahmad, Sang Nyai Pernah Bongkar Kartu ATM Miliknya yang Isinya 30 Kali Lipat dari Rekening Suami Nagita Slavina, Ternyata Segini Jumlahnya