Gridhot.ID - Sosok Armand Hartono memang sedang mendapat sorotan akhir-akhir ini.
Dikutip Gridhot dari Grid.ID, Armand Hartono merupakan anak orang terkaya di Indonesia.
Harta kekayaan pribadinya di luar uang keluarga saja sudah lebih dari Rp 110 triliun pada tahun 2020 lalu.
Deputi Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono sekaligus putra bungsu dari Robert Budi Hartono yang merupakan orang terkaya di Indonesia, keudian memaparkan tips investasinya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, menurut dia, jika seseorang sudah melaksanakan prinsip-prinsip berinvestasi dengan baik, tak akan mudah terpengaruh dengan kondisi ekonomi yang cenderung tidak stabil seperti saat ini.
"Investasi itu dengan beberapa prinsip, tidak ada yg tahu ekonomi naik turunnya bagaimana," ujar Armand ketika ditemui selepas acara launching buku HaloBCA di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Salah satu prinsip investasi terpenting yang dia sebutkan adalah diversifikasi, atau menganekaragamkan jenis aset yang akan diinvestasikan.
Baca Juga: Depresi Sampai Niat Bunuh Diri, Anak Iis Dahlia Mengaku Lelah Hadapi Kontroversi yang Dibuat Ibunya
Sebab, dengan melakukan diversifikasi, dapat mengurangi risiko terhadap investasi yang dimiliki.
"Selalu diverisifikasi sebisanya, secukupnya. Pastikan diversifikasi ke aset kelas yang sehat, obligasi pemerintah yang aman pun oke, time deposit ke bank yg aman ya bagus, mau ke reksadana yang baik juga oke, saham kalau perusahaannya sehat ya enggak masalah," sebut Amrand.
Dia menyebut, bermain aman adalah kunci sukses dalam berinvestasi.
Kehati-hatian dalam melihat pasar, serta tidak rakus membeli aset menjadi hal penting bagi orang yang ingin berhasil dalam berinvestasi.
"Tidak peduli ekonominya bagaimana, asal kita kita prudent, tidak rakus, (akan) aman," ujar dia.
Namun, bukan berarti dengan berinvestasi dengan hati-hati, serta melakukan diversifikasi aset tidak akan rugi.
Amran pun mengakui, untung rugi dalam berinvestasi adalah hal yang biasa.
Yang penting, setiap aksi investasi yang dilakukan sudah terukur.
"Naik turun akibat kondisi ekonomi itu pasti. Tapi, yang penting semua terukur. Untung rugi bisa terjadi setiap saat. Tapi, dalam jangka panjang semua relatif aman," lanjut Amrand.
"Jadi, selama kita ikuti prinsip-prinsip investasi itu dengan baik, ya kalau rugi jadi enggak rugi-rugi amat. Tapi, kalau untung ya ikut untung," ujar dia.
(*)