GridHot.ID - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021.
Lalu, siapa yang akan menggantikan posisinya?
Melansir Kompas TV, penasihat kantor staf kepresidenan Andi Wijaya mengatakan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, memiliki peluang sama menjadi calon Panglima TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Kalau melihat karakter Pak Jokowi, tiga-tiganya mungkin," kata Andi pada Selasa (5/10/2021).
Dia mencontohkan, saat pergantian Panglima TNI dari Jenderal Moeldoko ke Jenderal Gatot Nurmantyo pada 8 Juli 2015.
Keduanya berasal dari TNI Angkatan Darat.
Saat itu, Jokowi tidak mempertimbangkan pakem rotasi yang seharusnya diisi dari Angkatan Laut.
Menurut Andi, pertimbangan Jokowi memilih Gatot Nurmantyo sebagai pengganti Moeldoko lebih pada chemisty atau kecocokan Jokowi ke Gatot yang lebih dekat dibandingkan dengan calon lain saat itu.
Andi justru menyebutkan, sebagai presiden yang menawarkan poros maritim, pemerintahan Jokowi belum punya bintang lima dari Angkatan Laut.
"Tampaknya ada pertimbangan-pertimbangan strategis lain yang dimiliki oleh pak Jokowi ketimbang memakai pakem-pakem yang sudah ada Jadi, ketiga-tiganya mungkin saja," katanya.
Lalu, bagaimana jika dihubungkan dengan politik Pemilu pada 2024 mendatang?
Andi menyebut jika pertimbangan ini yang dipilih, justru KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo lebih ideal untuk dipilih sebagai Panglima TNI.
Pasalnya, KSAD Jenderal Andika Perkasa sudah pensiun sebelum pemilu dimulai.
Lalu, Laksamana TNI Yudo Margono sudah pensiun pada November 2023 dimana saat itu lagi panas-panasnya kampanye.
Sementara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo baru pensiun pada April 2025.
"Kalau pemilunya Februari gak masalah, kalau Mei 2024, nanti kita harus menghitung segala macam. Jadi terkait politik pemilu yang paling ideal pak Fajar, karena pensiunnya melampaui pemilu," katanya.
Apakah itu berarti nantinya Jokowi akan memilih Panglima TNI berdasarkan chemistry atau kecocokan?
Menurut Andi, chemistry hanya salah satu pertimbangan.
"Tapi, satu yang pasti Pak Jokowi tidak memiliki pakem sendiri untuk itu," tukasnya.
(*)