Find Us On Social Media :

Vladimir Putin Banggakannya, Vaksin Covid-19 Sputnik V Disebut-sebut Hasil Curian Data AstraZeneca, Nama Indonesia Ikut Disebut Gara-gara Hal Ini

Vaksin Sputnik V

Gridhot.ID - Banyak negara besar memang sudah memproduksi vaksin covid-19 mereka sendiri untuk bisa memerangi wabah yang sudah terjadi selama 2 tahun ini.

Dikutip Gridhot dari Kontan, salah satunya adalah Rusia yang memiliki vaksin covid-19 Sputnik V kebanggaannya.

Meski diklaim aman dan banyak nilai positif, vaksin Sputnik V kini mendapatkan kabar buruk.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, laporan dari The Sun menuding Rusia mencuri data vaksin AstraZeneca untuk meracik dosis Sputnik V.

Baca Juga: 'Saya Bego Kali Ya', Kenang 17 Tahun Dipoligami dan 5 Tahun Digantung Selama Menikah dengan Kiwil, Rohimah Bongkar Sikap Sang Komedian yang Buatnya Luluh

Sumber keamanan yang melaporkan hal itu mengeklaim, ada bukti mata-mata yang bekerja untuk Kremlin mencuri cetak biru vaksin AstraZeneca dari perusahaan farmasi multinasional.

Klaim tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah Presiden Vladimir Putin mengonfirmasi dia sudah disuntik vaksin Sputnik V, saat mendesak orang-orang Rusia mau divaksinasi terhadap Covid-19.

Pada September, hasil dari dua uji klinis awal yang dilakukan di Moskwa dan diterbitkan dalam jurnal bergengsi Inggris The Lancet menunjukkan, vaksin Sputnik V menggunakan teknologi serupa dengan dosis buatan Oxford-AstraZeneca, dan terbukti aman serta efektif.

Ilmuwan Barat independen mengatakan hasilnya cukup meyakinkan, tetapi memperingatkan bahwa uji coba itu terlalu sempit karena hanya melibatkan 76 orang, dan relawan semuanya sehat serta sebagian besar berusia 20-an hingga 30-an tahun.

Baca Juga: Lowongan Kerja Holding BUMN Terbaru untuk Lulusan S1 dan S2, PTPN Buka Kesempatan untuk 4 Posisi Ini, Berikut Syarat Lengkapnya

Daily Mail pada Senin (11/10/2021) mewartakan, uji coba berlangsung di dua rumah sakit di Moskwa, Rumah Sakit Burdenko dan Rumah Sakit Universitas Sechenov.

Peserta berusia antara 18-60 tahun dan semuanya dianggap sehat tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Pada fase 1 percobaan, relawan diberi satu dosis vaksin untuk melihat apakah mereka mengalami efek samping negatif.

Hampir 60 persen peserta mengalami rasa sakit di tempat suntikan mereka, sementara setengahnya menderita suhu tinggi.

Baca Juga: Putri Delina Sampai Ogah Tatap Muka Dengannya, Teddy Pardiyana Kini Hidup Serba Kesusahan Meski Dulu Sesumbar Peci Ajaibnya Ditawar Rp 100 Juta, Bagaimana Nasib Harta Anak-anak Sule?

Ini umumnya dianggap ringan, efek yang dapat diterima.

Sebanyak empat dari 10 orang melaporkan sakit kepala, sementara seperempat lainnya merasa lemah atau kekurangan energi, lalu 24 persen mengalami nyeri otot dan sendi.

Semua gejala ini ringan dan cukup umum pada banyak vaksin adenovirus lainnya, sehingga Sputnik V dianggap aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Laporan tersebut juga mengeklaim Rusia juga memusatkan perhatian ke Brasil, India, Indonesia, dan Kanada, karena diyakini sebagai pasar potensial vaksin Sputnik.

Baca Juga: Usianya Tak Lagi Muda, Intip Potret Ayah Maia Estianty Senyum Sumringah Kemudikan Kapal Pesiar dengan Irwan Mussry

Hal ini karena mereka meyakini negara-negara tersebut dipandang sebagai pasar ekspor potensial bagi Sputnik.

(*)