Find Us On Social Media :

Terinspirasi dari Grup Band Rock Legendaris Asal Inggris Ini, Rhoma Irama Nekat Bikin Gebrakan Musik Dangdut Naik Kelas: Revolusi

Dikenal sebagai Raja Dangdut Indonesia, Rhoma Irama harus menerima pil pahit dimaki-maki oleh sosok ini usai dirinya melakukan kesalahan fatal, siapa ?

GridHot.ID - Musik dangdut punya sejarah panjang di Indonesia. Musik yang memiliki unsur-unsur India, Melayu, dan Arab ini hadir di berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

Perjalanan musik dangdut tak bisa dilepaskan dari nama musisi legendaris Rhoma Irama bersama grup dangdutnya, yakni Soneta.

Melansir Gridstar.id, grup musik Soneta merupakan salah satu legenda musik di tanah air.

Baca Juga: Hits Sampai Sekarang, Lagu 'Judi' Ternyata Memakan Waktu Paling Lama Saat Diciptakan, Rhoma Irama Ungkap Hal Ini

Grup musik yang dibentuk oleh Rhoma Irama ini memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Rhoma Irama melakukan banyak gebrakan untuk mengenalkan musik dangdut secara luas dengan pakem yang sudah lebih matang sebagai sebuah genre.

Rhoma Irama membuat citra dangdut naik kelas, bukan lagi hanya sekadar musik orkes biasa.

Baca Juga: Balada Dangdutnya Digandrungi Banyak Orang, Siapa Sangka Rhoma Irama Mengaku Soneta Banyak Dipengaruhi Deep Purple, Band Hard Rock dan Metal Asal Inggris, Ini Awal Mulanya

Di balik semua itu, siapa sangka jika Rhoma Irama ternyata terinspirasi dari grup band rock legendaris asal Inggris, yakni Deep Purple.

Adapun, Deep Purple, bersama dengan Led Zeppelin dan Black Sabbath, telah disebut sebagai "trinitas suci dari hard rock dan heavy metal Inggris di awal hingga pertengahan 70an".

Mereka terdaftar dalam Guinness Book of World Records tahun 1975 sebagai "band paling keras di dunia" untuk konser tahun 1972 di Rainbow Theatre London dan telah menjual lebih dari 100 juta album di seluruh dunia.

Deep Purple sendiri pernah tampil di Indonesia pada tahun 1975. Mereka tampil dalam dua hari, yakni tanggal 4 dan 5 Desember.

Baca Juga: Cari Gitar Buntung Sampai di Negeri Mutiara Timur, Rhoma Irama Kisahkan Perjuangannya Dapatkan Benda Ikoniknya di Setiap Manggung, Ngotot Beli Padahal Tak Dijual

Saat itu, Deep Purple digawangi David Coverdale (vokal), Ritchie Blackmore (gitar), Jon Lord (keyboards), Glenn Hughes (bas, vokal), dan Ian Paice (drum).

Tujuan Deep Purple saat itu untuk tur promosi album terbaru mereka, Come Taste the Band.

Menurut Rhoma, kedatangan Deep Purple ke Indonesia saat itu menjadi ilham tersendiri bagi banyak band di Indonesia, tak terkecuali super grup dangdut Soneta yang ia bentuk.

Baca Juga: 'Umur Biarlah di Tangan Allah', Dorce Gamalama Sebut Nama Rano Karno hingga Rhoma Irama, Sang Artis Janjikan Hal Ini Jika Sudah Sehat

Menurut Rhoma, konsep, fasilitas, peralatan, dan persiapan yang ditunjukkan Deep Purple ketika mengentak stadion Gelora Bung Karno kala itu membuatnya belajar bagaimana membentuk band yang matang.

“Nah jadi karena saya terinspirasi dari band rock luar yang datang ke Indonesia saat itu, Deep Purple tahun 75, kebetulan saya juga melakukan revolusi musik yang namanya sound system, lighting system, sama dengan Deep Purple,” ucap Rhoma seperti dikutip di kanal YouTube Rhoma Irama Official, Rabu (4/8/2021).

Kata Rhoma, Soneta akhirnya melakukan hal yang sama dengan membawa berbagai keperluan dan kelengkapan alat agar bisa tampil maksimal untuk menghibur para penggemar musik dangdut.

“Itu kapasitasnya kira-kira 100.000 watt, nah sebelumnya orkes melayu kan biasanya cuma 50 watt. Nah ini semua bawaan pentas kita bawa sendiri,” kata Rhoma.

Baca Juga: 'Itu Ujian Kamu,' Dulu Mualaf dan Jadi Istri Siri di Usia 19 Tahun, Angel Lelga Patuhi Larangan Rhoma Irama Ini Meski Pernikahannya Telah Berakhir

Apa yang dilakukan Rhoma Irama tak sia-sia, Soneta lantas dikenal sebagai super grup dangdut pertama dan satu-satunya yang dikenal megah dan matang saat tampil.

“Masa itu luar biasa penampilan Soneta saat itu, panggung raksasa, sound system yang ratusan ribu (watt). Nah kira-kira Soneta ingin equal (setara) lah sama Deep Purple band rock saat itu,” ucap Rhoma.

Sejalan dengan pendapat Rhoma, pengamat musik Bens Leo juga kagum dengan langkah yang diambil Rhoma.

Baca Juga: Tinggal Seorang Diri di Soneta, Rhoma Irama Beri Wasiat Begini ke Ahli Waris: Kalau Saya Juga Meninggal Dunia...

Menurut Bens, langkah Rhoma membuat Soneta bisa disejajarkan dengan band rock Indonesia yang saat itu sangat besar, seperti A.K.A yang digawangi Ucok Harahap, Arthur Kaunang dkk dan Godbless yang digawangi Ahmad Albar, Ian Antono dkk.

“Tapi yang unik adalah Soneta ada yang pertama dan satu-satunya grup dangdut yang melakukan hal yang sama. Jadi revolusi dangdut saat itu terjadi.

Jadi banyak yang berat menyewa Soneta karena riders-nya, melebihi Godbless dan AKA. Jadi Hikmah dari datangnya Deep Purple itu besar sekali,” tutur Bens Leo.

Kata Bens, formasi Soneta bahkan bisa disamakan seperti band-band luar negeri lengkap dengan konsepnya.

Baca Juga: 'Jika Saya Meninggal, Tidak Ada Lagi Soneta,' Wasiat Rhoma Irama Terucap, Air Mata Raja Dangdut Menetes di Momen Penting Ini

“Penampilan di panggung itu drastis sekali perubahannya. Ini jadi catatan revolusi musik di dangdut di mana grup dangdut punya alat sound system, lighting, brace section dll secara sendiri. Sama kayak band Earth, Wind, & Fire,” ucap Bens.

Adapun, Soneta dibentuk Rhoma Irama pada akhir tahun 1970. Nama soneta berasal dari nama puisi Italia kuno yang berisi 14 baris, yang kemudian sejarah namanya difilmkan dalam adegan film Rhoma Irama Berkelana II.

Meski telah berkali-kali berganti personel dan formasi, tetapi Soneta tetap eksis sampai kini.

 

Baca Juga: Demen Permak Wajah Habis-habisan Demi Tiru Gaya Rhoma Irama, Sule Mendadak Takut Ketemu Raja Dangdut di Acara Ini, Alasannya Mengejutkan

Banyak lagu yang menjadi legenda yang dicetak Soneta, di antaranya adalah “Begadang”, “Mirasantika”, “Judi”, “135 Juta”, dan “Penasaran”.

(*)