Gridhot.ID - Dunia memang sudah mulai kembali pulih perlahan dari pandemi covid-19.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, beberapa negara bahkan sudah secara bebas melaknakan kegiatan berkerumun seperti konser dan acara lain.
Indonesia sendiri juga sudah mulai memasuki masa pemulihan yang luar biasa.
Bahkan Badan analitik yang berbasis di London, Deep Knowledge Analytics (DKA) memasukkan Jakarta ke dalam daftar 50 kota dengan respons Covid-19 terbaik di dunia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, variabel penilaian yang digunakan di antaranya adalah tingkat vaksinasi Covid-19, manajemen perawatan kesehatan, dan paket dukungan ekonomi bagi warga terdampak pandemi Covid-19.
Abu Dhabi ada di urutan pertama dengan tingkat vaksinasi terbaik dunia, sedangkan Singapura ada di urutan kedua dengan “Ketahanan Ekonomi” sebagai variabel yang menonjol.
Jakarta sendiri ada di urutan ke-47 di bawah Athena, Yunani, dan di atas Ankara, Turki.
Lantas, seperti apa respons Covid-19 yang sudah diterapkan selama ini di Jakarta? Berikut rangkumannya:
1. Tracing secara masif
Tingkat pelacakan kasus Covid-19 (tracing) di Jakarta tergolong baik karena jauh melampaui standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengatur bahwa tes Covid-19 dilakukan minimal pada 1 per 1.000 jumlah penduduk setiap minggunya.
Jakarta, dengan populasi sekitar 10,65 juta jiwa harus melakukan testing pada setidaknya 10.645 orang setiap minggunya.
Berdasarkan laporan corona.jakarta.go.id, Jakarta pada sepekan terakhir, yakni periode 3-9 November 2021, telah melakukan tes Covid-19 terhadap 127.835 orang.
2. Tunjuk rumah sakit rujukan khusus Covid-19 dan rekrut tenaga medis
Agar penanganan Covid-19 bisa menyeluruh dan menyasar banyak pasien, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menunjuk sejumlah rumah sakit untuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19.
Pada April 2021, Jakarta sudah menunjuk 106 rumah sakit rujukan Covid-19, 13 di antaranya dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19.
Selain itu, Pemprov DKI juga secara reguler menambah kapasitas tenaga medis untuk penanganan Covid-19.
Di antara tenaga medis yang direkrut adalah dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam, perawat, dan pranata laboratorium.
3. Gempuran vaksin
Capaian vaksinasi Covid-19 DKI Jakarta sudah melampaui jumlah penduduk di Ibu Kota sendiri, karena Pemprov DKI juga secara suka rela melakukan vaksinasi kepada warga luar Ibu Kota yang beraktivitas di Jakarta.
Laporan Pemprov DKI terbaru, sebanyak 10,97 juta orang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis 1.
Sebanyak 67 persen di antaranya merupakan warga ber-KTP DKI dan sisanya ber-KTP non DKI. Sementara jumlah penerima vaksin Covid-19 dosis kedua adalah 8.58 juta jiwa, 70 persen di antaranya merupakan warga DKI.
Capaian vaksinasi lengkap usia 12-17 tahun adalah 76,7 persen, usia 18-59 tahun sebesar 99,9 persen, usia 60 ke atas sejumlah 84, 1 persen.
4. Sediakan beragam paket bantuan
Untuk mendukung perekonomian warga yang terpuruk akibat pandemi, Pemprov DKI mengeluarkan sejumlah paket bantuan, yaitu bantuan sosial tunai (BST), bantuan pangan, dan bantuan untuk usaha kecil.
Dilansir dari smartcity.jakarta.go.id, bantuan yang diberikan dalam program BST adalah uang tunai sebesar Rp 300.000 per bulan per kepala keluarga.
Bantuan ini disalurkan selama Januari hingga Juni 2021.
Pemprov DKI juga memfasilitasi program kolaborasi sosial berskala besar pangan (KSBB) yang merupakan bantuan pangan dari warga untuk warga.
Sasaran bantuan adalah panti asuhan, panti jompo, panti disabilitas, dan lain sebagainya. Ada pula program KSBB UMKM untuk membantu pelaku usaha kecil dan menengah di Jakarta.
(*)