Find Us On Social Media :

Baru Mulai Bangkit dari Keterpurukan Selama 2 Dekade, Timor Leste Sudah Kembali Dapat Ancaman Buruk yang Mengintai Ibu Kota Dili, Berikut Prediksi Situasinya

Ilustrasi Timor Leste

Gridhot.ID - Timor Leste kerap menjadi sorotan karena perekonomian negaranya yang sulit berkembang usai memisahkan diri dari Indonesia.

Namun, belakangan ini Timor Leste sudah mulai menggerakkan banyak sektor untuk dikembangkan.

Bak mencoba bangkit dari keterpurukan dengan melakukan pembangunan besar-besaran, khususnya di ibu kota Dili.

Setelah 2 dekade, ibukota Timor Leste makin ramai bisnis berkembang, pembangunan makin maju.

Baca Juga: Ketemu Bukannya Kangen-kangennya, Iis Dahlia Justru Luapkan Kemarahan dan Kekesalannya pada Nagita Slavina di Depan Rekan Artis Gegara Sengaja Lakukan Ini: Udah Males Gue!

Gedung-gedung mulai dibangun, teknologi informasi dan komunikasi juga mulai tumbuh.

Namun, ada masalah besar yang kini mengintai Timor Leste di tengah kemajuan pembangunan yang kini sedang berkembang.

Diansir Intisari-Online dari The Interpreter, Kota ini rawan bencana terbukti dengan banjir maut yang terjadi pada April tahun ini.

Baca Juga: Gelapkan Lebih dari 6 Sertifikat Tanah Ibunda Nirina Zubir, Riri Khasmita Ngaku-ngaku Jadi Sosok Ini Saat Lancarkan Siasatnya

Mengingat masih banyak orang yang tinggal di daerah yang rentan bahaya.

Bencana di masa depan seperti banjir dan tanah longsor sangat mungkin akan merenggut lebih banyak nyawa dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar.

Konsekuensi dari perencanaan kota yang buruk di Dili sudah terbukti dengan sendirinya.

Rumah-rumah di bawah standar terus dibangun di sekitar perbukitan dan di sepanjang bantaran sungai, sementara tuntutan untuk peningkatan pasokan air, pengelolaan limbah, listrik dan drainase tetap tidak terpenuhi.

Baca Juga: Niat Hati Minum Air Suci Demi Bisa Gandakan Uang, 2 Pedagang Sayur Ini Meregang Nyawa Diracuni Dukun, Terungkap Syarat Pelaku ke Pelanggannya

Kemacetan lalu lintas semakin parah, dan akses jalan yang tidak memadai menghambat penyediaan layanan dasar ke banyak lingkungan.

Hal ini menunjukkan kurangnya peraturan perumahan dan penggunaan lahan, serta koordinasi yang buruk di antara para pemain kunci lintas sektor.

Pembangunan rumah di bawah standar, yang terburuk, mencerminkan kemiskinan yang meluas di ibu kota.

Baca Juga: Riri Khasmita Punya Motif Terselubung dari Awal, Nirina Zubir Bongkar Fakta Mantan ART Ibunya yang Ternyata Sudah Intai Keluarganya Sejak Tahun 2010, Lancarkan Aksi dengan Cara Begini

Kurangnya sistem pengelolaan limbah yang tepat dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat, kualitas air minum, dan ekosistem pesisir.

Sebelum pandemi Covid-19, diperkirakan Dili menghasilkan sekitar 100 ton limbah medis berbahaya setiap tahun, dan berkontribusi signifikan terhadap sampah plastik negara, antara 54,7 dan 68,4 ton per hari.

Tantangan seperti itu memaksa pemerintah untuk menghabiskan lebih banyak sumber daya untuk pemeliharaan dan pekerjaan berulang.

Sementara kesempatan untuk mengembangkan kota lebih lanjut dengan memanfaatkan kegiatan ekonomi saat ini dan potensi pembangunan di masa depan diabaikan.

Baca Juga: Jodoh yang Diinginkan Segera Menghampiri, Berikut 5 Arti Kedutan di Lengan Kanan Berdasarkan Letaknya Menurut Primbon Jawa

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk memutus siklus ini?

Salah satu pendekatan mendasar adalah menyiapkan rencana pembangunan kota yang dapat memandu pertumbuhan kota di masa depan.

Pertumbuhan penduduk merupakan pendorong utama urbanisasi.

Di Dili, populasi telah meningkat dari 173.541 pada tahun 2010 menjadi 277.299 pada tahun 2015, dan diproyeksikan mencapai 400.000 pada tahun 2026.

Baca Juga: Adik Panglima TNI Punya Anak Berprestasi, Keponakan Jenderal Andika Perkasa Juarai Karya Ilmiah Internasional, Ini Sosok Putra Kombes Bhirawa Braja

Pertumbuhan tersebut tidak mengherankan mengingat orang pindah ke ibu kota untuk pekerjaan dan pendidikan.

Pertumbuhan penduduk, pada gilirannya, berkontribusi pada peningkatan permintaan akan tanah, perumahan, lapangan kerja, infrastruktur, dan layanan publik.

Tanpa pengelolaan yang tepat, pertumbuhan penduduk dan peningkatan permintaan akan menghambat pembangunan di kota dengan konsekuensi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat, ekonomi dan lingkungan.

Memiliki rencana pembangunan perkotaan untuk Dili akan memiliki dua tujuan, pertama, untuk mengidentifikasi, menangani dan memberikan solusi untuk masalah saat ini.

Lalu kedua, memberikan arahan bagi kota untuk tumbuh di masa depan melalui pengelolaan ruang kota yang lebih baik untuk berbagai aktivitas manusia dan ekonomi.(*)

Baca Juga: Detik-detik Mahasiswa Tewas Saat Diklatsar Menwa UNS Terbongkar, Terungkap Senior Malah Lakukan Hal Ini Ketika Gilang Mengiba dengan Pilu