Varian Omicron Makin Mengancam, Begini Penjelasan WHO hingga Sri Mulyani Soal Efektivitas Vaksin yang Disebut Jadi Bekal Hadapi B.1.1.529

Selasa, 30 November 2021 | 07:42
Pxhere

Fakta varian virus COVID-19 Omicron yang disebut lebih mudah menular.

GridHot.ID - Jumat (26/11/2021) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian Omicron (B.1.1.529) sebagai variant of concern (VoC) atas saran dari Kelompok Penasihat Teknis WHO terkait Evolusi Virus (TAG-VE).

Melansir Kompas.com, keputusan tersebut didasarkan bukti yang diberikan TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang diduga memengaruhi sifatnya, seperti mudah menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.

Para peneliti di Afrika Selatan dan seluruh dunia tengah melakukan penelitian untuk lebih memahami Omicron.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi yang Paling Mengkhawatirkan, Varian Baru Covid-19 Ini Disebut-sebut 5 Kali Lebih Menular dari Virus Aslinya

WHO bekerja sama dengan mitranya berusaha memahami dampak potensial dari varian Omicron, termasuk efektivitas vaksin.

Masih belum diketahui bagaimana efektivitas vaksin dalam melawan Omicron, tapi WHO menegaskan bahwa vaksin tetap penting untuk mencegah penyakit memburuk dan kematian.

Vaksin saat ini tetap efektif melawan penyakit parah dan kematian.

Baca Juga: Nekat Belum Vaksin Covid-19, Gaji dan Tunjangan ASN dan Perangkat Desa di Wilayah Terancam Ditahan

Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron.

Studi yang sedang berlangsung saat ini termasuk penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin dan tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan.

WHO mendorong negara-negara untuk berkontribusi dalam pengumpulan dan pembagian data pasien rawat inap melalui Platform Data Klinis WHO Covid-19 untuk menggambarkan karakteristik klinis dan hasil pasien dengan cepat.

Informasi lebih lanjut akan muncul dalam beberapa hari dan minggu mendatang. TAG-VE WHO akan terus memantau dan mengevaluasi data saat tersedia dan menilai bagaimana mutasi pada Omicron mengubah perilaku virus.

Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akselerasi percepatan vaksinasi Covid-19 menjadi bekal untuk menghadapi ancaman varian omicron Covid-19 dari Afrika Selatan.

Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Omicron Mulai Merajalela, WNA dari 11 Negara Ini Terpaksa Dideportasi Usai Telanjur Masuk Indonesia Lewat Bandara Soetta, Sebagian Besar dari Afrika

“Diharapkan realisasi vaksinasi bisa menjadi bekal menghadapi varian baru yakni omicron,” kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan di acara Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKDD Tahun 2022, Senin (29/11/2021).

Sri Mulyani menyebut, sudah ada 284 juta dosis vaksin yang sudah disuntikkan kepada masyarakat, artinya sudah ada 52,5% penduduk Indonesia yang telah divaksin.

Dari realisasi tersebut diasumsikan sudah 1,5 juta vaksin tersuntik setiap hari. Sementara, target pemerintah sebesar 2 juta vaksin tersuntik setiap hari.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Buru-buru Perketat Pintu Masuk Imigrasi, Corona Varian Omicron Dikabarkan Sudah Menyebar ke Seluruh Dunia, Kasusnya Sudah Ditemukan di Negara-negara Maju Ini

Diperkirakan sampai akhir tahun 2021 ini vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada 55% penduduk.

“Kalau bisa dilakukan 2 juta dosis per hari jadi akan mencapai 301 juta dosis di akhir tahun,” kata dia.

Sebagai informasi, Afrika Selatan telah mengumumkan adanya varian baru virus Covid-19 yang merebak di salah satu negara bagian mereka.

Saat ini Pemerintah Indonesia resmi melakukan pengetatan perbatasan dan kedatangan dari luar negeri, sebagai antisipasi masuknya varian omicron ke Indonesia.

Sri Mulyani Beberkan Risiko yang Akan Muncul dalam Proses Pemulihan Ekonomi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan terdapat beberapa faktor risiko baru yang akan muncul dan dan mengganggu pemulihan ekonomi di 2022 mendatang.

Baca Juga: Pimpinan DPR Minta Indonesia Segera Tutup Pintu Perjalanan dari Afrika Selatan, Varian Covid-19 yang Jauh Lebih Buruk dari Delta Ini Mengancam Banyak Nyawa

Risiko tersebut diantaranya, volatilitas harga komoditas, tekanan inflasi dan implikasi kenaikan suku bunga di negara maju terutama Amerika Serikat, rebalancing ekonomi Tiongkok, disrupsi rantai pasok, dan dinamika geopolitik.

Menurut Sri Mulyani, pemulihan ekonomi global maupun domestik saat memasuki 2022 masih akan tidak merata, bahkan tidak pasti sejalan dengan perkembangan pandemi yang terus bermutasi dan masih mengancam seluruh negara di dunia.

“Meski menghadapi dinamika ketidakpastian, perekonomian Indonesia pada tahun 2022 diproyeksikan akan melanjutkan pemulihan yang makin kuat dari akhir tahun 2021 ini,” ujar Sri Sri Mulyani dalam keterangan pers di istana Presiden, Senin (29/11/2021).

Adapun, risiko yang ada di 2022 nanti harus dikelola dengan baik agar tidak mengancam pemulihan ekonomi Indonesia yang statusnya saat ini terus membaik.

Baca Juga: Kebal Vaksin, Covid-19 Bostwana Diklaim Lebih Buruk dari Varian Delta yang Sempat Buat Indonesia Kalang Kabut, Ilmuwan Lempar Peringatan

Dia juga optimistis Indonesia telah memiliki modal yang baik dalam menangani berbagai dampak pandemi Covid-19, termasuk kemunculan varian baru.

Selain itu, pemerintah juga akan mempersiapkan langkah pemulihan ekonomi dengan menggunakan instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang notabennya sejak 2020 muncul Covid-19 hingga 2021 ini telah berhasil mendukung penanganan dan pengendalian Covid-19, serta melindungi rakyat melalui bantuan sosial yang diperluas dan mendorong pemulihan ekonomi baik UMKM maupun korporasi. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com