Find Us On Social Media :

Di Korea Utara, Seorang Pria Dieksekusi Mati Gara-gara Kepergok Nonton Drama Korea Selatan

Korea Utara

Gridhot.ID - Korea Utara memang negeri yang sangat kontroversial.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kim Jong Un pemipin Korea Utara seringkali membuat aturan mengerikan di negara tersebut.

Bahkan banyak sekali pejabat yang dieksekusi mati hanya karena tidak menuruti aturan Kim Jong Un.

Kin bukan berperang menggunakan rudal atau nuklir, Kim Jong-Un kobarkan perang terhadap bahasa gaul, jeans, dan film asing.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan S1, Dinas Komunikasi Informatika Buka Kesempatan Emas untuk Posisi Ini, Intip Syarat dan Cara Mendaftarnya

Dikutip Gridhot dari Intisari, tak tanggung-tanggung, Korea Utara memperkenalkan undang-undang baru yang berupaya untuk membasmi segala jenis pengaruh asing.

Jika mereka kedapatan menggunakan film, pakaian, atau bahkan bahasa gaul asing, maka mereka akan mendapat hukuman keras.

Dilansir dari BBC pada Senin (7/6/2021), Yoon Mi-so mengatakan dia berusia 11 tahun ketika dia pertama kali melihat seorang pria dieksekusi karena tertangkap basah menonton drama Korea Selatan.

"Sikap pria itu digolongkan sebagai pengkhianatan," katanya kepada BBC dari rumahnya di Seoul.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Desember 2021, Aldebaran Selidiki Kecelakaan Mama Sovia, Riza Semakin Curiga dengan Irvan

Polisi Korea Utara lalu memastikan semua orang tahu hukuman bagi mereka yang menyeludupkan video ilegal adalah kematian.

"Saya memiliki ingatan yang kuat tentang pria yang ditutup matanya, saya masih bisa melihat air matanya mengalir."

"Itu traumatis bagi saya. Penutup matanya benar-benar basah oleh air matanya."

"Mereka menaruhnya di tiang dan mengikatnya, lalu menembaknya."

Tapi itulah kehidupan di Korea Utara. Di mana kata-kata dari Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.

Dan sekarang Kim Jong-Un telah memperkenalkan undang-undang baru terhadap apa yang digambarkan rezim sebagai "pemikiran reaksioner".

Baca Juga: Hatinya Berhasil Ditaklukan Gadis Mantan Artis Cilik, Dul Jaelani Ungkap Keinginannya Ngebet Nikahi Sang Kekasih di Usia Muda: Aku Bangga Punya Pacar Seperti Kamu

Siapapun yang tertangkap menggunakan produk dari Korea Selatan, Amerika Serikat (AS) atau Jepang, maka akan menghadapi hukuman mati.

Sementara bagi mereka yang tertangkap menonton film asing dari ketiga negara itu, akan menghadapi kamp penjara selama 15 tahun.

Dan ini bukan hanya tentang apa yang orang tonton.

Semua bermula ketika Kim Jong-Un menulis surat di media pemerintah yang menyerukan Liga Pemuda negara itu untuk menindak perilaku tidak menyenangkan, individualistis, anti-sosialis di kalangan anak muda.

Dia ingin menghentikan pembicaraan asing, gaya rambut dan pakaian yang dia gambarkan sebagai "racun berbahaya".

The Daily NK, sebuah publikasi online di Seoul dengan sumber di Korea Utara, melaporkan bahwa tiga remaja telah dikirim ke kamp pendidikan ulang.

Baca Juga: Al Ghazali Diminta Sabar Meski Marah Besar, Maia Estianty Angkat Bicara Saat Disuruh Tuntut Penyebar Isu Dirinya Cerai dengan Irwan Mussry

Ini karena mereka memotong rambut mereka seperti idola K-pop dan menggulung celana mereka di atas mata kaki mereka.

Sikap Kim Jong-Un ini lantas membuat orang bertanya-tanya. Ada apa dengan Kim Jong-Un.

Bukannya melibatkan diri dalam senjata nuklir atau rudal, Kim Jong-Un malah mengurusi sikap anak-anak muda Korea Utara.

Tapi sumber dari pemerintah mengatakan bahwa kehidupan di negara itu menjadi semakin sulit.

Ini karena jutaan orang diperkirakan akan kelaparan.

Baca Juga: Sebelum Kuras Habis Harta Irwansyah dan Zaskia Sungkar, Hafiz Fatur Sempat Viral Akibat Gonta-ganti Pasangan, Ini Riwayat Asmaranya yang Kontroversial

Lalu Kim Jong-Un mendapatkan sekilas kehidupan dalam Drama Korea di Seoul, salah satu kota terkaya di Asia.

Kehidupan yang ditampilkan di drama Korsel tidak sesuai dengan Korea Utara yang menutup perbatasannya tahun lalu sebagai tanggapan terhadap pandemi.

Pasokan vital dan perdagangan dari negara tetangga China hampir terhenti.

Meski sebagian pasokan sudah mulai terpenuhi, impor masih terbatas.

Isolasi mandiri yang dipaksakan ini telah memperburuk ekonomi yang sudah gagal karena uang pajak disalurkan ke dalam ambisi membuat nuklir.

Baca Juga: Gonta-ganti Nama Cucunya Sendiri, Doddy Sudrajat Bungkam Saat Disuruh Jelaskan Mengapa Gala Sky Memakai Binti di Daftar Gugatan, Pihak Pengadilan Sampai Angkat Tangan

Lalu kini, setelah kekacauan di dalam negeri, rakyat Korea Utara tidak bisa mendapat hiburan karena undang-undang itu mengatakan, jika seorang anak bermasalah, maka orangtua juga dapat dihukum.

(*)