Gridhot.ID -Mencari pekerjaan usai lulus menempuh pendidikan memang hal yang sangat sulit dilakukan.
Tak semua bisa langsung mendapatkan kerja usai lolos dari pendidikan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, bahkan di Indonesia sendiri banyak yang masih menganggur meski mereka berasal dari lulusan perguruan tinggi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker Anwar Sanusi dalam webinar terkait Strategi Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional pada Selasa (6/7/2021).
"Dari sisi TPT, banyak sekali dari mereka yang berpendidikan tinggi," kata Anwar, Selasa (6/7/2021).
Menurut dia, masyarakat dari lulusan sekolah menengah ke bawah justru banyak yang tidak menganggur.
Tak hanya masalah pendidikan, perusahaan bahkan banyak yang memberikan kualifikasi terkait penampilan untuk bisa diterima di tempatnya.
Meski ada kualifikasi tersebut, wanita yang satu ini malah tak bisa mendapatkan pekerjaan.
Wanita mana yang tak ingin punya paras cantik natural.
Kemolekan wajah seakan jadi aset yang sangat penting bagi banyak perempuan.
Menjadi cantik adalah anugerah bagi beberapa orang, namun wanita ini mengeluh karena kecantikannya membuat ia sering didepak dari pekerjaan.
Dikutip Gridhot dari Sosok.ID, seorang wanita lulusan sekolah hukum berusia 33 tahun dari London memutuskan untuk memulai sendiri perusahaan ritelnya.
Ia menyerah mencari kerja dan memilih untuk menjual pakaian vintage secara online.
Dikutip dari pemberitaan Oddity Central pada Mei 2019 lalu, wanita ini bernama Irina Kova.
Ia adalah kelahiran Rusia yang memiliki mata besar, alis tebal, dan fitur wajah yang menarik.
Irina Kova mengklaim bahwa menjadi menarik membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan di London.
Menurutnya, wanita lain menjadi tidak mempercayainya atau menganggapnya mengintimidasi, sementara pria banyak yang menganggapnya tidak serius dalam pekerjaan.
Irina Kova, yang dulu bekerja dalam pengembangan bisnis untuk klien penting, percaya bahwa kecantikannya telah merusak kariernya.
Hal itu membuatnya lebih sulit untuk mencari pekerjaan serius, meskipun ia memiliki gelar sarjana hukum dan CV yang mengesankan.
Irina mengatakan kepada tabloid Inggris The Sun bahwa daya tariknya memengaruhi dirinya secara negatif baik selama proses perekrutan maupun setelah dia mendapat pekerjaan.
Untuk meningkatkan peluang diterima bekerja, agen perekrutan menyuruh wanita berusia 33 tahun itu mewarnai rambutnya lebih gelap agar terlihat profesional.
Tetapi menurutnya, bahkan ketika ia berhasil lolos dalam proses wawancara, bos prianya akan menyebutnya tidak serius.
“Bahkan selama proses perekrutan, menjadi cantik telah menghalangi saya," keluh Irina Kova.
"Saya memiliki gelar sarjana hukum dan CV yang bagus tetapi agen perekrutan masih menyuruh saya untuk mewarnai rambut pirang saya (menjadi lebih gelap) untuk wawancara," lanjutnya.
"Dia berkata, 'Kamu tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan (dengan penampilan) seperti itu'."
Kendati demikian Irina sedikit setuju dengan ucapan agen perekrutan.
Sebab ketika ia merubah warna rambut. Ia mulai mendapatkan lebih banyak tawaran pekerjaan.
"Saya bahkan mulai memakai kacamata bening meskipun penglihatan saya sempurna, untuk terlihat lebih profesional," katanya.
Salah satu mantan atasannya diduga menyuruhnya berhenti mencoba menggunakan penampilannya untuk terlihat menonjol. Ia meminta Irina Kova agar lebih rendah hati.
Tetapi menurut Irina, ia tidak dengan sengaja ingin menonjol. Alih-alih senagja, Irina mengatakan bahwa menonjol adalah bagian dari fitur alaminya.
“Saya juga jarang memakai banyak riasan. Dengan fitur saya, saya tidak perlu (memakai riasan)," katanya.
"Ketika Anda memiliki bibir dan mata yang besar, Anda (sudah) menarik banyak perhatian," lanjutnya, menegaskan bahwa ia tidak berusaha menonjol dengan sengaja.
“Saya pikir pria ini (bos perusahaan) ingin memiliki lingkungan perusahaan di mana setiap orang terlihat sama dan memiliki hipotek dan tiga anak."
"Dia pada dasarnya menyiratkan bahwa saya terlalu glamor untuk diterima, jadi saya akhirnya pergi," ungkap Irina.
Pengusaha muda tersebut mengatakan bahwa pria tidak pernah benar-benar ingin mempekerjakannya karena mereka tidak ingin terganggu di tempat kerja.
Irina menyebut para pria lebih memilih untuk mempekerjakan wanita yang kurang menarik yang tidak akan menghalangi pekerjaan mereka.
Selain itu, kata Irina, beberapa pria menikah tidak ingin istri mereka mengunjungi tempat kerja dan "melihat seorang gadis lajang yang seksi duduk tepat di sebelah mereka," tandas Irina.
(*)