Find Us On Social Media :

Serahkan Seluruh Hidupnya Mengabdi ke Negara Termiskin se-Asia, Wanita Ini Ternyata Terlahir dari Keluarga Terkaya di Indonesia, Ogah Hidup Mewah Meski Miliki Darah Bos Djarum

Sosok suster Lucy Agnes

Gridhot.ID - PT Djarum memang menjadi salah satu perusahaan yang sudah sangat dikenal seluruh rakyat Indonesia bahkan mungkin dunia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, perusahaan rokok yang berpusat di Kudus tersebut telah membuat pemilknya menjadi salah satu keluarga terkaya di Indonesia.

Meski hidup dengan segala kekayaan, ternyata ada kisah unik yang datang dari salah satu anggota keluarga besar bos Djarum.

Dikutip Gridhot dari Intisari, pada pertengahan tahun 2018 lalu, Indonesia sempat dihebohkan dengan sosok seorang biarawati.

Pasalnya sosok biarawati tersebut ternyata datang bukan dari keluarga sembarangan.

Sang biarawati ternyata merupakan anggota keluarga bos perusahaan Djarum, yang artinya masuk dalam keluarga terkaya di Indonesia.

Sosok itu adalah Suster Lucy Agnes. Dalam foto tampak ia begitu sederhana dengan jubah khas pengikut Ibu Teresa. Ada aura kedamaian terpancar dari dirinya.

Akan tetapi yang membuat sosok ini istimewa adalah ia berasal dari keluarga kaya raya.

Tapi benarkah Lucy Agnes adalah cucu pemilik Djarum?

Baca Juga: Tergagap-gagap hingga Matanya Sampai Berkaca-kaca, Preman Terkuat di Muka Bumi Ini Kicep Status Dudanya Disindir Raffi Ahmad dan Teman-temannya: Nyerang Aku

Dikutip dari Alumnimaterdei.com, Suster Lucy Agnes adalah anak tunggal dari Paul dan Cecilia Darmoko yang merupakan pemilik restoran Ayam Bulungan.

Cecilia adalah saudara sepupu dari pemilik Djarum, Robert Budi Hartono.

Suster Lucy Agnes terlahir dengan nama Maria Donna Dewiyanti Darmoko.

Meskipun berasal dari keluarga orang paling tajir di Indonesia, Lucy Agnes ternyata memilih hidup sederhana dan melayani umat.

Yang paling membuat kagum adalah Lucy merupakan pengikut Ibu Teresa yang dikenal hanya memiliki dua set pakaian.

Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.

Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.

Ia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.

Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.

Baca Juga: Heboh Desas-desus Calon Pemimpin Ibu Kota Baru Indonesia, 4 Sosok Kaa Raya Ini Dikabarkan Jadi Kandidat Terkuat, Salah Satunya Terlibat Hutang SebesarRp 10 Miliar

“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor. Insting emosional pertama saya adalah melarikan diri saat melihat mereka dan saya hampir muntah,” ujarnya.

“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”

Maria Donna memutuskan untuk masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes. Orang tuanya sangat menentang pilihan ini.

Dirinya juga bertugas di Timor Timur, salah satu negara paling miskin di Asia.

Luar biasa, bukan?

Sebagai anak yang berasal dari keluarga kaya, Maria Donna sempat merasakan sekolah di luar negeri. SMA dan kuliah di Pert Australia, kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.

Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja. “Saat masih SMA, kalau dibeli orangtuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake,” kata kerabatnya.

(*)