GridHot.ID - Nur Kalim, sosok guru honorer yang sempat viral tahun 2019 akibat video viral dirinya yang diperlakukan buruk dan kurang ajar oleh muridnya sendiri tuai kekaguman dari masyarakat.
Pasalnya, bagaimana bisa sang guru tidak marah dan justru memaafkan muridnya tersebut.
Dilansir dari Grid.ID, dalam video yang beredar tersebyt, terlihat bahwa Nur Kalim diteriaki oleh muridnya, tak hanya itu, guru honorer yang hanya mendapat gaji Rp 450 ribu per bulan ini juga ditoyor oleh muridnya berinisial AA.
Namun alih-alih marah mendapat perlakuan kurang ajar dari muridnya, Nur Kalim justru memaafkan AA seketika itu juga.
Nur Kalim tetap bersedia mendidik AA sebagai muridnya dan menganggap remaja itu seperti anak sendiri.
"Saya akan terus mendidik karena ini tugas saya. Termasuk anak saya," ujarnya.
Kesabaran Nur Kalim menghadapi perlakuan kurang ajar dari muridnya ini menarik perhatian banyak orang.
Salah satu orang yang turut mengapresiasi kesabaran Nur Kalim adalah pengacara Hotman Paris.
Bahkan Hotman Paris berniat akan mengirimkan uang dan membelikan baju untuk Nur Kalim.
Hal ini diketahui dari unggahan Hotman Paris di akun Instagramnya @hotmanparisofficial pada Senin (11/2/2019).
Hotman Paris juga memuji kesabaran Nur Kalim sebagai seorang guru yang digaji kecil namun tetap memiliki semangat juang untuk mengajar dan mencerdaskan anak bangsa.
Hal tersebut merupakan bentuk apresiasi Hotman Paris yang ingin menaikkan harkat dan martabat para guru.
"Guru yang sabar walaupun ditantang dan diejek oleh muridnya!" tulis Hotman Paris, dikutip dari Grid.ID, Senin (14/2/2022).
"Gaji honornya sangat kecil! Saya mau kirim uang beli baju kepada guru ini! Agar bajunya rapi dan berwibawa di kelas!" imbuhnya, dikutip dari Grid.ID, Senin (14/2/2022).
Hotman Paris tak lupa meminta informasi mengenai kontak guru tersebut pada warganet.
Buah manis dari kesabaran Nur Kalim tak berhenti di situ saja.
Selain kiriman uang dari Hotman Paris, Nur Kalim dikabarkan mendapat bingkisan hingga tawaran umrah dari berbagai pihak.
Bingkisan datang mulai dari Kepala Kepolisian Resor Gresik, Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro, bingkisan tanda simpatik dari tiga orang anggota partai politik, sepeda dari seorang calon anggota DPD, hingga tawaran umroh dari berbagai pihak.
Namun, banyaknya tawaran itu justru ditolak Nur Kalim.
Alasan di balik penolakan Nur Kalim tak terduga dan terbilang mengharukan.
Nur Kalim mengatakan bahwa ia sudah enggan untuk diwawancarai dan tak ingin diekspos lagi.
"Maaf ya, maaf, sudah ya, saya tak ingin terkenal. Saya hanya mau fokus mengajar," ujar Nur Kalim, dikutip dari Grid.ID, Senin (14/2/2022).
Pada tiga orang anggota parpol yang mendatangi rumahnya, Nur Kalim pun minta maaf.
Nur Kalim mengaku bahwa ia tak bermaksud untuk tidak menyambut para tamu yang datang ke rumahnya.
Namun, Nur Kalim hanya kasihan pada anak-anak yang hendak datang les ke rumahnya karena situasi rumahnya mendadak jadi ramai.
Sejak saat itu, Nur Kalim menolak untuk ditonjolkan profilnya.
Bahkan, ketika mendapat tawaran untuk mengisi acara talkshow di salah satu stasiun TV Jakarta, dengan tegas Nur Kalim menolak tawaran tersebut.
Baca Juga: Terungkap, Gaji Nur Kalim, Guru SMP yang Kepalanya Ditoyor oleh Siswanya Hanya Sebesar Rp 450 Ribu
Cerita haru guru honorer tak berhenti sampai disini saja.
Guru honorer memang memiliki gaji yang rendah, bahkan dibawah rata-rata. Namun, hal tersebut tak membuat para guru honorer menyerah.
Dilansir dari Tribunjateng, seorang guru di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Wilfridus Kado, menceritakan pengalaman pahitnya menjadi seorang guru honorer.
Menurut Wilfridus Kado, selama ini kesejahteraan guru honorer di NTT masih belum terpenuhi.
Pria yang telah mengajar sejak 2015 itu mengaku hanya menerima gaji Rp 700 ribu sebulan.
Wilfridus Kado menyebut gaji yang ia terima saat awal menjadi guru honorer bahkan jauh lebih kecil. Pada 2015 dia hanya menerima upah Rp 400 ribu per bulan. Baru pada 2018 gajinya meningkat menjadi Rp 700 ribu per bulan.
Wilfridus Kado dengan tegas menyatakan, upah tersebut sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk mencukupi kebutuhannya, dia dan juga rekan guru honorer lainnya mencari nafkah sampingan dengan berkebun, berternak, atau berjualan setelah pulang mengajar.
"Sangat-sangat tidak cukup. Saya di sini kebetulan di kampung sendiri, pulang sekolah itu makan, setelah makan kita kerja kebun, beternak, di sini," tuturnya, dikutip GridHot dari TribunJateng, Senin (14/2/2022).
Sejak enam tahun lalu menjadi guru honorer, Wilfridus telah berjuang demi status guru pegawai negeri sipil (PNS).
Dia mengaku selalu mengikuti program pemerintah yang berkaitan dengan seleksi guru PNS, termasuk seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Tak berhenti sampai disitu saja, kisah mengharukan guru honorer juga datang dari Karawang.
Melansir Tribunsolo, pada tahun 2021 lalu beredar sebuah video viral yang menunjukkan semangat juang seorang guru honorer yang tetap ingin mengikuti tes CPNS.
Terlihat sang guru digendong oleh petugas saat memasuki ruangan tes.
Ternyata, peserta berumur 53 tahun itu sedang mengalami stroke.
Dengan kondisi kesehatannya yang terbatas, sembari menata fokus dan emosinya saat berada di depan monitor mendadak tangis Imas pecah di dalam ruangan tes PPPK tersebut.
Dia turut ditenangkan oleh peserta ujian.
Dilansir dari Kompas.com, dengan terbata, peserta bernama Imas itu menceritakan keinginannya diangkat menjadi pegawai negeri sipil setelah berulangkali mengikuti tes CPNS.
Tak hanya dirinya saja, ia berharap seluruh rekan-rekannya sesama guru honorer juga turut cepat diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). (*)