Find Us On Social Media :

Punya Menara Mirip Mercusuar, Begini Arsitektur Unik Masjid Agung Banten, Jadi Saksi Bisu Sejarah Kejayaan Kota Pelabuhan

Masjid Agung Banten

Sejarah Masjid Agung Banten

Dilansir dari Kompas.com, Masjid Agung Banten pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin.

Pembangunan kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sultan Maulana Yusuf, yang menjadi raja kedua Kesultanan Banten.

Pada periode ini, Masjid Agung Banten dibangun dengan gaya Jawa.

Sebuah pawestren (ruang untuk shalat wanita), yang berada di samping kemudian ditambahkan pada masa pemeritahan raja ketiga, Sultan Maulana Muhammad (1580-1596).

Sementara serambi selatan masjid lantas diubah menjadi makam yang berisi sekitar 15 kuburan.

Pada 1632, sebuah menara setinggi 24 meter yang dirancang oleh arsitek Cina bernama Cek Ban Cut (Tjek Ban Tjut) ditambahkan ke kompleks masjid.

Sekitar periode yang sama, dibangun pula tiyamah (paviliun) bergaya Eropa yang dirancang oleh Lucaasz Cardeel, orang Belanda yang masuk Islam.

Baca Juga: Sejak Kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Tsunami Aceh, Ini Sejarah Masjid Baiturrahman, Perancangnya dari Belanda

Arsitektur Masjid Agung Banten

Kompleks Masjid Agung Banten terdiri dari bangunan masjid, serambi pemakaman, tiyamah di sisi kanan dan kirinya, menara, serta tempat pemakaman di halaman sisi utara.

Bangunan Masjid berdiri di atas pondasi dengan ketinggian satu meter dan menghadap ke timur.