Find Us On Social Media :

Jadi Cagar Budaya, Begini Sejarah Berdirinya Masjid Cipaganti di Bandung, Punya Arsitektur Khas Bangunan Eropa dan Jawa

Masjid Cipaganti Bandung.

GridHot.ID - Masjid bersejarah yang menjadi bukti perkembangan agama Islam dan dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi saat Ramadhan adalah Masjid Cipaganti di Bandung, Jawa Barat.

Masjid Cipaganti disebut sebagai masjid bersejarah lantaran telah dibangun sejak tahun 1933, karena telah berumur cukup tua, masjid ini pun kerap kali dijadikan destinasi wisata religi terlebih saat bulan Ramadhan tiba.

Selain itu, Masjid Cipaganti sering dijadikan destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba lantaran tempat ibadah umat muslim ini menjadi Masjid pertama yang dibangun di kawasan Bandung utara.

Dikutip GridHot.ID dari Kompas.tv,  ide pembangunan masjid ini muncul ketika pada saat itu belum ada tempat beribadah bagi umat muslim di wilayah Bandung utara. 

Lantas, seperti apa kisah awal pendirian masjid yang menjadi ikon warga Bandung ini?.

Sejarah Masjid Cipaganti

Tahun 1933 menjadi awal pendirian masjid ini dengan dilakukannya peletakan batu pertama oleh Bupati Bandung saat itu, Raden Tumenggung Hasan Sumadipraja.

Selang setahun kemudian, pada tahun 1934, pembangunan Masjid Cipaganti pun dinyatakan selesai dan masjid itu pun diresmikan.

Sejak awal pembangunannya, umat muslim pun menjadikan masjid ini sebagai pusat penyebaran dan pusat belajar agama Islam di kawasan Bandung utara.

Baca Juga: Berdiri Kokoh di Tanah Wakaf Bupati Pertama Semarang, Begini Sejarah Masjid Agung Jawa Tengah, Diresmikan Langsung Oleh SBY

Bangunan Masjid Cipaganti ini sendiri dirancang oleh seorang arsitek asal Belanda yang bernama Wolff Schoemaker.

Wolff Schoemaker tidak sendirian dalam merancang masjid bersejarah itu.

Ia dibantu oleh Anggabrata dan Kramich Laboratorium dalam membangun Masjid Cipaganti.

Karena arsitek utamanya berasal dari Belanda, bangunan masjid ini pun terlihat bergaya Eropa dan Jawa, perpaduan antara unsur modern dan tradisional.

Hingga saat ini, bangunan asli dari masjid tetap dipertahankan karena masuk dalam cagar budaya.  

Lantas, bagaimana detail dari arsitektur Masjid Cipaganti?.

Arsitektur Masjid Cipaganti

Dikutip GridHot.ID dari TribunJabar, arsitektur Masjid Cipaganti yang merupakan perpaduan gaya Eropa dan Jawa dapat dilihat dari atap masjid yang berbahan dasar kayu sirap.

Sirap merupakan sebutan untuk atap berbahan kayu ulin yang sering digunakan pada bangunan keraton, museum dan sebagainya.

Baca Juga: Nikmati Suasana Bak di Negeri India, Begini Sejarah Masjid An Nur Pekanbaru yang Mirip Taj Mahal, Lokasinya Dikelilingi Pohon Kurma

Selain itu, semua jendela Masjid Cipaganti pun juga terbuat dari bahan kayu berwarna cokelat.

Memasuki bagian tengah masjid, terdapat sebuah tembok berwarna hijau yang dihiasi dengan tulisan kaligrafi.

Diketahui, tembok masjid yang dihiasi tulisan kaligrafi itu sudah ada sejak pertama kali Masjid Cipaganti dibangun pada tahun 1933.

 

Sementara itu, tembok saf paling depan dilapisi kayu yang juga dihiasi dengan ornamen-ornamen ukiran serta di bagian tengahnya dihiasi kaca berlafadz Allah dan Muhammad dari ujung kanan-kiri menyala setiap detiknya.

Menariknya lagi, pada bagian dalam masjid ini juga terdapat lampu kuningan antik yang menggantung.

Konon, lampu itu juga sudah ada sejak zaman kolonial.

Jadi cagar budaya karena memiliki sejarah panjang mengenai penyebaran agama Islam serta memiliki arsitektur orisinal khas bangunan tempo dulu membuat Masjid Cipaganti ini sering dijadikan lokasi wisata religi, terlebih bagi warga Bandung dan sekitarnya.

Jadi, jangan lupa untuk mampir ke masjid ikonik ini ya saat berada di Bandung!. (*)