Ketahui dari Sekarang, Miliki Kolesterol Tinggi Juga Berisiko Alami Alzheimer, Berikut Penjelasan dan Gejalanya

Selasa, 05 April 2022 | 10:42
Thinkstock

Ilustrasi - Alzheimer

Gridhot.ID - Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko berbagai kondisi serius, termasuk penyakit otak, seperti Alzheimer.

Orang dengan kolesterol tinggi secara umum diketahui berisiko mengalami penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah (peripheral arterial disease).

Namun, telah ada studi dalam journal Alzheimer’s and Dementia yang menunjukkan bahwa kolesterol tinggi di usia paruh baya dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Penyakit kolesterol dan alzheimer

Dikutip Kompas.com dari WebMD, orang dewasa di usia sekitar 40-an yang memiliki kolesterol tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit alzheimer dan demensia di kemudian hari.

"Orang cenderung menganggap otak dan jantung sebagai hal yang benar-benar terpisah, padahal sebenarnya tidak," kata rekan penulis studi Rachel A Whitmer dari Kaiser Permanente Division of Research di Oakland, California.

Penelitian melibatkan 9.844 penduduk California utara. Selama 4 dekade mereka diteliti.

Para peneliti menemukan bahwa para partisipan yang memiliki kolesterol tinggi di usia 40-an memiliki peningkatan risiko yang signifikan untuk mengembangkan penyakit Alzheimer bertahun-tahun kemudian.

Hampir 600 orang telah mengembangkan penyakit alzheimer atau kondisi terkait yang dikenal sebagai demensia vaskular pada akhir penelitian, ketika mereka berusia 60-an, 70-an, dan 80-an.

Baca Juga: Penderita Kolesterol Bisa Makan Takjil Enak, Ada Tips Mengolah Gorengan Sehat, Ikuti 5 Cara Ini Agar Tetap Aman Bagi Kesehatan

Orang dengan kolesterol tinggi (mencapai 240 mg/dL) pada awal studi memiliki 66 persen risiko alzheimer lebih tinggi.

Sementara, orang yang memiliki kolesterol tinggi di ambang batas (200-239 mg/dL) meningkatkan risiko demensia vaskular sebesar 52 persen.

Penulis studi utama Alina Solomon dari University of Kuopio mengatakan kepada WebMD bahwa penelitian tersebut menambah bukti yang berkembang tentang melindungi otak di usia tua.

Menurut Solomon, mengendalikan faktor risiko penyakit jantung, seperti kolesterol, tekanan darah, diabetes, dan berat badan di usia paruh baya dapat melindungi otak di usia tua.

"Menjaga berat badan Anda, makan dengan benar, dan berolahraga secara teratur dapat menjaga kesehatan jantung Anda seiring bertambahnya usia, dan itu juga dapat membuat otak Anda tetap tajam," katanya.

Kepala Petugas Medis dan Ilmiah Asosiasi Alzheimer William H Thies, setuju bahwa gaya hidup memengaruhi risiko, bahkan di antara orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan demensia di usia lanjut.

"Kami tidak bisa mengatakan seberapa besar risiko gaya hidup dan berapa banyak genetik," kata Thies.

"Kita tahu bahwa kebanyakan pasien dengan Alzheimer juga memiliki penyakit pembuluh darah dan bahwa faktor risiko penyakit pembuluh darah dapat dimodifikasi dengan gaya hidup," imbuhnya.

Baca Juga: Tanpa Santan untuk Hindari Kolesterol, Kolak Bisa Tetap Nikmat dengan Rahasia Ini, Wajib Dicoba untuk Buka Puasa di Ramadhan Nanti

Alzheimer

Mengutip Mayo Clinic, penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, perilaku dan keterampilan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara mandiri.

Seiring perkembangan penyakit, seseorang dengan penyakit Alzheimer akan mengalami gangguan memori yang parah dan kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Gejala

Mengutip NHS, penyakit ini diketahui dengan beberapa gejala progresif. Artinya, gejalanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun dan akhirnya menjadi lebih parah mempengaruhi fungsi otak.

Gejala awal penyakit Alzheimer biasanya tentang masalah memori kecil.

Misalnya, ini bisa berupa melupakan percakapan atau peristiwa baru-baru ini serta melupakan nama tempat dan objek.

Saat kondisi berkembang, masalah memori menjadi lebih parah dan gejala lebih lanjut dapat berkembang, seperti:

Baca Juga: Hati-hati Kadar Kolesterol Justru Naik saat Puasa, 4 Hal Ini Jadi Penyebabnya, Waspada Pola Makan Sahur dan Berbuka

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com